Jumat, 25 Juli 2008

BMW Serie 7 Terbaru, Maju dalam Teknologi


Baru-baru ini BMW Serie 7 terbaru tampil di depan umum. Agak
mengejutkan bahwa sosok Serie 7 terbaru itu tampak lebih konservatif
ketimbang pendahulunya. Padahal, Serie 7 sebelumnya sangat maju dalam
desain. Namun, itu justru membuat Serie 7 terbaru itu tampak lebih
anggun dan lebih mendekati sosok mobil-mobil sekelasnya.



Akan tetapi, yang membuat Serie 7 terbaru itu menarik untuk
dibicarakan bukan sosoknya, melainkan teknologi yang disandangnya.
Serie 7 terbaru diklaim sebagai mobil pertama di dunia yang
memungkinkan keadaan di sisi kiri dan kanan mobil juga dilihat
pengendara melalui sistem kamera (side-view camera system) untuk
melengkapi kaca spion samping. Dan, dua kamera diletakkan di bemper
depan untuk membantu pengendara saat memasuki perempatan atau jalan
yang sempit.
Itu belum semua. Konsumen juga dimungkinkan untuk menggunakan
sistem untuk melihat di kegelapan malam (night vision system)
termutakhir, yang dilengkapi dengan pengenalan pejalan kaki yang
menganalisis data video tentang tingkah laku manusia, dan akan memberi
tahu pengendara jika ada orang yang berjalan menuju lajur yang
dilintasi.
Serie 7 terbaru juga merupakan mobil pertama di dunia yang
dilengkapi fitur yang memadukan lane-change warning dan lane-departure
warning,
yang akan menggetarkan setir secara halus apabila mobil mulai
bergerak keluar dari lajur yang seharusnya dilalui. Lane change camera
akan mengamati keadaan di titik mati (blind spot) pengendara sampai
sejauh 60 meter dan memunculkan tanda segitiga pengaman di kaca spion
samping seandainya ada mobil yang diperkirakan luput dari pandangan
pengendara.
Lane departure warning camera juga dapat digunakan, pada mobil-
mobil yang memiliki head-up display, untuk memindai rambu-rambu lalu
lintas yang mengatur kecepatan maksimum yang diizinkan. Ini adalah
untuk pertama kali sebuah mobil yang diproduksi secara massal
menawarkan speed warning system yang dapat membaca rambu lalu lintas.
Secara opsional, konsumen juga dapat menambahkan fitur integral
active steering
, sejenis four wheel steering, yang memungkinkan roda
belakang membelok sampai 3 derajat. Fitur ini meningkatkan kemampuan
manuver mobil pada kecepatan rendah dan meningkatkan kemantapan pada
kecepatan yang lebih tinggi.
Serie 7 terbaru juga muncul dengan berbagai teknologi yang
menjadikan mobil tersebut hemat dalam mengonsumsi bahan bakar dan
ramah dalam emisi. Pada tahap awal, Serie 7 terbaru tersedia dengan
tiga pilihan mesin, satu mesin diesel dan dua mesin bensin (yang juga
muncul dengan model long wheelbase).
Semua varian Serie 7 terbaru muncul dengan persneling otomatik
dengan 6 tingkat kecepatan, teknologi efficiency dynamics, sebagai
perlengkapan standar, termasuk Brake Energy Regeneration.(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 25 Juli 2008, halaman 44

Label:

Mobil Hibrida dari General Motors


Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, John McCain, berkunjung ke Volt Design Center di General Motors Technical Center di Warren, Michigan, 18 Juli lalu. John McCain yang didamping Chief Executive Officer General Motors Rick Wagonen sempat menyaksikan Chevrolet Volt, yang merupakan mobil hibrida dari General Motors.



Walaupun General Motors menyebut Volt sebagai mobil listrik,
sesungguhnya Volt adalah mobil hibrida. Pada merek-merek lain, mobil
serupa dengan Volt dikenal dengan nama hibrida plug-in.
Volt dilengkapi dengan mesin pembakaran dalam (internal combustion
engine
) yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar.
Hanya saja, mesin bensin berkapasitas 1.0 Liter, 3 silinder
segaris, yang menghasilkan tenaga maksimum 71 PK itu tidak mempunyai
hubungan mekanis dengan roda, seperti mobil hibrida konvensional.
Volt sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik bertenaga 161 PK
yang mendapatkan tenaga listrik dari baterai lithium-ion. Mesin bensin
yang beroperasi pada 1.800 putaran mesin per menit (rpm) itu hanya
berfungsi sebagai generator listrik untuk memasok (mengisi ulang)
listrik pada baterai lithium-ion yang bertugas menjalankan motor
listrik. Dengan demikian, mesin bensin secara otomatis hidup jika
persediaan listrik di baterai berkurang. Dan, setelah baterai terisi
penuh, mesin bensin secara otomatis mati.
Baterai juga dapat diisi dengan mencolokkan steker ke dalam stop
kontak di rumah, kantor, atau tempat-tempat lain yang menyediakan
listrik dengan tegangan 110-220 volt, dengan waktu pengisian sela- ma
6-6,5 jam. Kabel dengan steker terdapat di bagian kiri dan kanan mobil
sehingga memudahkan pengisian ulang dilakukan.

Tidak hidup sama sekali
Dengan sepenuhnya mengandalkan baterai, jarak tempuh Volt hanya
sekitar 64 kilometer per jam. Dengan rata-rata jarak tempuh orang di
bawah 64 kilometer per hari, bisa dikatakan mesin bensin yang
disandang Volt tidak hidup sama sekali sehingga tidak ada CO2 yang
dilepaskan ke udara.
Dengan dibantu mesin bensin yang tangkinya terisi penuh sebanyak
45,4 liter, Volt dapat melakukan perjalanan sejauh 1.030 kilometer.
Volt dapat juga menggunakan bensin yang dicampur dengan etanol
sebagai bahan bakar, sampai maksimal 85 persen (E85), tanpa perlu
dilakukan modifikasi mesin.
Volt dapat berakselerasi 0-100 kilometer per jam, ditempuh dalam
waktu 8,7 detik.
Volt pertama kali dimunculkan di Detroit Motor Show pada tanggal 7
Januari 2007. Namun, untuk memiliki mobil tersebut, orang masih harus
menunggu selama dua tahun karena diperkirakan mobil tersebut baru akan
diproduksi pada tahun 2010.(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 25 Juli 2008, halaman 44


Label:

Minggu, 20 Juli 2008

Mitsubishi Perkuat Citra di IIMS 2008



Sebagai mobil penumpang (passenger car), di Indonesia nama
Mitsubishi tidaklah setenar nama Toyota atau Honda. Akan tetapi, di
dunia internasional, terutama di arena reli, nama Mitsubishi sangatlah
harum.
Mitsubishi Pajero-Montero beberapa tahun terakhir selalu keluar
sebagai juara reli terganas dunia, Reli Dakar, demikian juga dengan
Mitsubishi Evolution yang memiliki nama besar di rangkaian seri World
Rally Championship (WRC).


Sebagai perusahaan pembuat mobil, Mitsubishi bukanlah nama baru.
Mitsubishi Model A, mobil penumpang buatan Jepang pertama yang
diproduksi secara massal, diperkenalkan pada tahun 1917, tepatnya 91
tahun lalu. Namun, nama Mitsubishi sebagai perusahaan pembuat mobil
pada masa itu tidaklah menonjol, terutama di luar Jepang.

Nama Mitsubishi lebih dulu dikenal dunia justru melalui pesawat-
pesawat tempur buatannya, Mitsubishi A6M, dalam Perang Pasifik (1941-
1945). Pesawat tempur Mitsubishi A6M, yang oleh penerbang-penerbang
Sekutu dikenal dengan nama Zero, merupakan salah satu pesawat tempur
terbaik di dunia yang berpangkalan di kapal induk. Kemampuan manuver
pesawat-pesawat tempur Zero buatan Mitsubishi sangat ditakuti oleh
penerbang-penerbang Sekutu.

Di Indonesia, kiprah mobil Mitsubishi pertama kali dikenal melalui
jip Mitsubishi yang sosoknya mirip jip Willys pada awal tahun 1970-an
dan kemudian melalui Mitsubishi Colt T120 yang merajai jalan-jalan di
Indonesia. Bahkan, minibus Mitsubishi Colt T120, yang tangguh dan
andal, menggantikan peran opelet yang berbasis suburban Chevrolet di
jalan-jalan di pegunungan.

Pada tahun 1970-an dan 1980-an, mobil penumpang Mitsubishi,
seperti Galant dan Lancer, sempat populer meskipun tetap di bawah
kepopuleran mobil penumpang Toyota, seperti Corolla dan Corona, atau
Honda, seperti Civic dan Accord.

Pada tahun 1990-an ke atas, walaupun Lancer dan Galant, yang
sempat menggunakan nama Eterna, tetap hadir, jumlahnya jauh di bawah
mobil penumpang yang dipasarkan Toyota dan Honda.

Mitsubishi kemudian juga memperkenalkan Grandis yang berkategori
multi-purpose vehicle (MPV). Walaupun tidak persis sama, Grandis
bermain di segmen yang juga ditempati Toyota Innova serta Nissan
Serena dan Mazda5.

Nama Mitsubishi di negeri ini justru melambung karena ketangguhan
dan keandalan mobil-mobil komersialnya, terutama L300 dan truk Fuso
kategori 2 ton. Truk Fuso kategori 2 ton yang populer dengan sebutan
Kepala Kuning merajai segmen truk kategori 2 ton.

Kepopuleran mobil-mobil komersial Mitsubishi sulit dilawan. Hal
itu juga terlihat pada saat L200 Strada masuk ke segmen minitruk
berkabin ganda pada tahun 2002. Mitsubishi L200 Strada langsung
mendominasi segmen yang juga ditempati oleh Ford Ranger, Isuzu D-Max,
Mazda B50, Toyota Hilux, dan Nissan Frontier Navara.

Mobil penumpang
Untuk memperkuat citra Mitsubishi pada kategori mobil penumpang,
dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) 2008, PT Krama Yudha
Tiga Berlian Motors (KTB) yang menjadi agen tunggal pemegang merek
Mitsubishi di Indonesia menghadirkan, antara lain, Lancer EX 2.0 GT
dan Lancer Evolution bersama dengan Concept CX, Pajero, i-MiEV, serta
L200 Strada Triton Exceed dan Grandis GT.

Lancer Evolution yang diluncurkan di Jepang pada bulan Oktober
2007 merupakan generasi terbaru Lancer Evolution yang memiliki nama
besar di WRC. Itu sebabnya Lancer Evo-10 disebut sebagai sedan
berperforma sport yang dipersenjatai dengan penggerak empat roda (4WD).

Lancer Evolution menyandang mesin 2.0 Liter (1.998 cc), 4 silinder
segaris, 16 katup (4 katup per silinder), double over-head camshaft
(DOHC), Mitsubishi Innovative Valve Timing Electronic Control (MIVEC),
dan diperkuat turbocharger yang dilengkapi intercooler. Mesin itu
menghasilkan tenaga maksimum 293 PK pada 6.500 rpm dan torsi maksimum
366 Nm pada 3.500 rpm. Tenaga dan torsi mesin itu disalurkan ke
keempat roda melalui persneling otomatik dengan 6 tingkat kecepatan
yang dilengkapi tiptronic, yang dioperasikan dengan kopling ganda,
atau nama kerennya twin clutch super shift transmission (TC-SST).

Itu belum semua. Juga tersedia 3 mode pada TC-SST untuk
menyesuaikan perpindahan gigi persneling dengan kecepatan dan respons
akselerasi yang berbeda, yakni normal, sport, dan supersport.

Lancer Evolution sarat dengan perangkat keamanan aktif dan pasif.
Mobil itu dilengkapi sejenis electronic stability program (ESP) yang
diberi nama super all wheel control (S-AWC). S-AWC mencakup antilock
brake system
(ABS), active stability control (ASC), active center
differential
(ACD), dan active yaw control (AYC). Bukan itu saja,
selain kerangka bodi yang diperkuat, mobil itu juga dilengkapi dengan
8 bantalan udara (airbag) dan remcakram di keempat roda. ABS dipadu
dengan electronic brake-force distribution (EBD).

Semua itu menjadikan Lancer Evolution bukan hanya merupakan mobil
yang berperforma sport, tetapi juga mobil yang nyaman dan aman dalam
melindungi pengendara dan penumpangnya.



Bersama dengan Lancer Evolution juga dipajang Lancer EX 2.0 GT,
yang merupakan varian produksi massal dari Lancer Evolution. Sama
seperti Lancer Evolution, Lancer EX 2.0 GT juga menggunakan mesin 2.0
Liter (1.998 cc), 4 silinder segaris, 16katup, DOHC, dan MIVEC.

Namun, performa mesinnya disesuaikan dengan peruntukannya sebagai
kendaraan penumpang untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Tenaga
maksimum yang dihasilkan 153 PK pada 6.000 rpm dan torsi maksimum 199
Nm pada 4.250 rpm.

Tenaga dan torsi mesin itu disalurkan ke roda depan melalui
persneling otomatik dengan 6 tingkat kecepatan yang berbasis
continuously variable transmission (CVT) sehingga perpindahan gigi
persneling berlangsung mulus, tanpa terputus dan tanpaentakan.
Perpindahan gigi persneling juga dapat dilakukan secara manual. Lancer
EX 2.0 GT juga dilengkapi dengan mode sport.

Lancer EX 2.0 GT menggunakan rem cakram di keempat roda, memadukan
ABS dan EBD, dan dilengkapi dua bantalan udara untuk pengendara dan
penumpang depan.

Lewat kehadiran dua sedan itu, Mitsubishi ingin menggarisbawahi
ketangguhan dan keandalan kendaraan penumpang yang diproduksinya, yang
tidak kalah bila dibandingkan dengan merek mobil Jepang lainnya.(JL)

Artikel ini juga dimuat di harian Kompas, 17 Juli 2008, halaman 35


Label:

Kamis, 17 Juli 2008

Mercedes Benz dan “Sex and The City”


Film serial televisi "Sex and the City: The Movie" musim terbaru yang mulai ditayangkan pada 30 Mei 2008 memang luar biasa. Selain melibatkan artis-artis terkemuka Hollywood dan penata busana kenamaan New York, Patricia Field, serta pakaian, tas, sepatu, ikat pinggang, kacamata, dan parfum bermerek kelas atas, film serial televisi itu juga melibatkan Mercedes Benz GLK, varian sport utility vehicle atau SUV kompak terbaru dari Daimler AG, Jerman,
yang baru masuk ke pasar Amerika Serikat pada Januari 2009.



Mercedes Benz GLK-350 yang dikemudikan oleh Samantha Jones, yang
diperankan oleh Kim Cattrall, satu dari empat tokoh utama film serial
televisi Sex and the City: The Movie, akan muncul dalam beberapa
adegan di film serial televisi tersebut.

Dalam iklan film serial televisi Sex and the City: The Movie, yang
mulai ditayangkan sejak 11 Mei lalu, seorang wartawan mencatat, "When
you're that beautiful and powerful, people love to say that you have
attitude
(Di saat kamu sedemikian cantik dan kuat, orang akan
mengatakan bahwa kamu berkelas)." Ketika pemirsa televisi berpikir
catatan itu membicarakan tentang Carrie Bradshaw (Sarah Jessica
Parker), ternyata dalam iklan itu kemudian diungkapkan bahwa catatan
itu sesungguhnya ditujukan bagi GLK-350.

Dengan sentuhan Patricia Field sebagai penata busana, penampilan
keempat tokoh utama film serial televisi tersebut sama menariknya
dengan penampilan GLK-350. Patricia Field yang memulai kariernya
sebagai perancang busana dengan membuka butik di 10 East 8th Street,
Greenwich Village, New York, pada tahun 1960-an, menjadi sangat
terkenal sejak ia menangani film serial televisi Sex and the City yang
diawali pada tahun 1998.

Dalam wawancara dalam saluran televisi HBO, ia mengatakan, untuk
tampil mewah dan bergaya, seseorang tidak harus menggunakan busana,
atribut, berikut minyak wangi dari merek yang sama, atau tidak usah
semuanya dari merek yang mahal. Bisa saja busananya Prada, tas tangan
Christian Dior atau Louis Vuitton, kacamata Jeremy Scott atau Fendi,
sepatu Givenchy atau Jimmy Choo's, dan minyak wangi Chanel atau Chloe.
Yang penting, secara keseluruhan penampilan seseorang itu terlihat
indah, serasi, dan wah (berkelas).

Steve Cannon, Vice President Urusan Marketing Mercedes Benz AS,
Montvale, New Jersey, Amerika Serikat, mengatakan, "Merek Mercedes
Benz selalu menarik perhatian penentu tren (trendsetter) dan penentu
gaya (style maker), dan kemitraan dengan Sex and the City yang
mewakili atribut-atribut tersebut adalah perpaduan yang alamiah." Itu
pula sebabnya Mercedes Benz GLK yang baru saja diperkenalkan di
Detroit Motor Show 2008, 13 Januari lalu, langsung diboyong ke Amerika
Serikat awal April lalu untuk digunakan dalam syuting film serial
televisi Sex and the City: The Movie.

GLK-350 tiba di Long Beach, California, hanya beberapa hari
sebelum syuting dan secara rahasia langsung dibawa ke Beverly Hills.
Penutup yang membungkus mobil itu baru dibuka pada saat syuting akan
dimulai.

GLK-350

Dari segi desain, GLK memilikitarikan garis yang sangat kokoh
mirip G-Class (jip Mercedes) pertama yang diluncurkan pada tahun 1979.
Huruf G pada GLK itu berasal dari kata gelaendenwagen (mobil lintas
alam), sama seperti huruf G pada G-Class. Adapun huruf L berasal dari
kata luxury (mewah) dan huruf K berasal dari kata Jerman kompaktheit
yang berarti kompak.

Sebagai SUV kompak, Mercedes Benz GLK berukuran panjang 4,52
meter. Hampir sama dengan BMW X3 yang panjangnya 4,57 meter,
Volkswagen Tiguan 4,43 meter, dan Honda CR-V 4,53 meter. Seperti juga
X3 dan Tiguan, GLK adalah SUV tulen yang mengandalkan penggerak empat
roda (4Matic) yang dapat digunakan untuk pemakaian sehari-hari.

Mercedes Benz GLK-350 menyandang mesin berkapasitas 3.5 Liter, 6
silinder dalam konfigurasi V (V6), yang menghasilkan tenaga maksimum
268 PK dan torsi maksimum 350 Nm. Tenaga dan torsi itu disalurkan ke
keempat roda melalui persneling otomatik dengan 7 tingkat kecepatan
yang dilengkapi tiptronic (7G-Tronic), dengan pembagian roda depan dan
belakang 45 dan 55. Akselerasi dari 0-100 kilometer per jam dicapai
dalam waktu 6,7 detik dan kecepatan maksimum 230 kilometer per jam.

Keterkaitan antara Mercedes Benz GLK-350 dan film serial televisi
Sex and the City: The Movie tampak dari kehadiran Kim Cattrall,
pemeran Samantha Jones, pada peluncuran Mercedes Benz GLK di Detroit
Motor Show, 13 Januari lalu.

Kim Cattrall, yang termasuk salah seorang dari sedikit yang telah
menguji jalan GLK-350, dalam acara jumpa pers mengatakan, "Kenyamanan
mobil itu sangat menonjol dan mobil itu adalah sebuah Mercedes."
Kenyamanan itu muncul berkat penggunaan agility control pada suspensi,
yang menjamin pengendalian serta kegesitan yang prima, berikut
kenyamanan dan keamanan aktif (active safety) dalam berkendara.(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 10 Juli 2008, halaman 43.

Label:

Rabu, 16 Juli 2008

ESP Lebih Canggih dari Komputer Apollo 11


Sebuah sedan Mercedes Benz dipacu dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Setelah melewati cone plastik yang menjadi garis pembatas, tanpa menginjak pedal rem sama sekali, pengendara mobil yang melaju dengan kecepatan 80 kilometer per jam itu langsung melakukan slalom di antara empat cone plastik yang sudah disiapkan sebelumnya.
Slalom dilakukan dengan mulus. Pengendara baru menginjak pedal rem untuk memberhentikan mobil setelah posisi mobil tegak lurus ke arah depan, di tempat yang telah ditentukan.

Jangan kaget dulu. Semua itu adalah berkat hasil kerja mikrokomputer mobil yang diberi nama electronic stability program (ESP), yang pagi itu tengah diperagakan cara kerjanya.
Pada saat sedan Mercedes Benz memasuki lintasan slalom dengan membelok ke kiri (cone plastik pertama berada di sisi kiri mobil), untuk memastikan mobil melaju mulus di lintasan yang diinginkan pengendara, ESP menerapkan rem (hanya) pada roda depan bagian luar (dalam hal ini roda kanan depan) sehingga mobil tertarik ke kanan dan pengendara dapat dengan mulus membelok ke kanan melewati cone plastik kedua (di sisi kanan mobil). Pada saat pengendara membelokkan mobil ke kiri lagi melewati cone plastik ketiga (di sisi kiri mobil), ESP menerapkan rem (hanya) pada roda belakang terluar (dalam hal ini roda kiri belakang) sehingga mobil tertarik ke kiri dan pengendara dapat dengan mulus membelok ke kiri. Demikian seterusnya.




Dalam peragaan cara kerja ESP itu, pengendara memang diinstruksikan untuk tidak melakukan pengereman atau tidak menginjak pedal rem sama sekali sehingga ESP dapat bekerja secara penuh, yakni melakukan pengereman hanya pada roda yang diperlukan. Apabila pengendara tidak mematuhi instruksi tersebut, dan menginjak pedal rem, rem diterapkan pada keempat roda dan sebagai akibat, mobil akan memutar tidak terkendali. Apabila keadaan seperti itu terjadi, ESP hanya dapat memutus aliran torsi ke roda putaran mobil untuk tidak membuat keadaan semakin parah.

ESP merupakan perlengkapan standar mobil-mobil papan atas atau mobil-mobil supermewah. Nama yang diberikan bermacam-macam, tergantung merek mobilnya. Mercedes Benz dan Audi menyebutnya ESP, BMW menyebutnya dynamic stability control (DSC), dan Lexus menyebutnya vehicle stability control (VSC).

ESP adalah mikrokomputer yang berfungsi membantu pengendara dalam mengendalikan mobil dengan menstabilkan pengendalian (handling) kendaraan dalam situasi kritis. Bisa dikatakan, jantung dari ESP adalah electronic control unit (ECU).

Dalam melakukan fungsinya, ESP mengandalkan informasi yang diterima berbagai macam sensor yang terpasang pada mobil. Semua informasi yang masuk itu diproses dengan sangat cepat (1/25 detik) dan jika diperlukan mengambil tindakan atau beberapa tindakan yang tepat untuk mengatasinya.

Misalnya, ESP membandingkan arah yang diinginkan pengendara melalui sudut putaran setir dan masukan pengereman (braking input) dengan reaksi mobil yang diperoleh lewat akselerasi lateral (menyamping), penyimpangan dari arah yang dituju (yaw), dan kecepatan tiap-tiap roda. Kemudian, ESP menerapkan rem pada roda depan atau roda belakang secara sendiri-sendiri, dan jika diperlukan menurunkan torsi mesin ke roda, seperti yang diperlukan untuk mengoreksi oversteer atau understeer.

Oversteer adalah situasi di mana pada saat mobil menikung, roda belakang cenderung slip keluar dari lintasan normal atau lintasan yang seharusnya dilalui. Jika mobil mengalami oversteer, ESP akan menerapkan rem hanya pada roda depan bagian luar sehingga mobil tertarik kembali kelintasan yang seharusnya dilalui.

Sementara understeer adalah situasi di mana saat menikung, ban depan cenderung slip keluar dari lintasan normal. Jika mobil mengalami understeer, ESP akan menerapkan rem pada roda belakang bagian dalam sehingga mobil tertarik kembali ke lintasan yang seharusnya dilalui.

ESP juga mengintegrasikan all speed traction control yang merasakan (sense) apabila roda penggerak mengalami slip (skid) sewaktu berakselerasi dan menerapkan rem secara sendiri-sendiri pada roda atau roda-roda yang mengalami slip, dan jika diperlukan, menurunkan torsi mesin yang berlebihan sampai kendali atas mobil sudah diperoleh kembali.

Rata-rata mikrokomputer pada sebuah mobil melakukan lebih dari 20 pemrosesan data secara terpisah, yang kemampuannya masing-masing jauh di atas komputer yang menuntun Apollo 11 mendaratkan manusia ke Bulan pada tahun 1969. Itu karena rute dari Bumi ke Bulan yang dilalui Apollo 11 sudah jelas dan selama melakukan perjalanan ke dan dari Bulan, Apollo 11 berjalan sendirian. Dengan demikian, komputer yang dibawa Apollo 11 tidak perlu memperhitungkan kehadiran roket atau roket-roket lain.

Dalam melakukan pekerjaannya, ESP dipadukan dengan traction control atau anti-skid regulation (ASR), anti-lock brake system (ABS), electronic brake-force distribution (EBD), dan brake assist (BA).

Dalam kaitan itulah, pengendara harus memastikan agar keempat roda tetap menapak di permukaan jalan mengingat jika keempat roda sampai lepas dari permukaan jalan, ESP tidak menjalankan tugasnya atau tidak membantu pengendara lagi.

Mercedes yang pertama
Pada tahun 1959, Mercedes Benz mematenkan sebuah perangkat yang dapat mencegah roda mengalami spin dengan mengintervensi mesin, persneling, atau rem. Tahun 1987, Mercedes Benz menerapkan patennya dengan memperkenalkan sistem pengendali traksi (traction control system) yang bekerja dengan memadukan pengereman dan akselerasi.

Pada saat yang bersamaan, BMW mengembangkan sistem pengendali traksi. Pada tahun 1987-1992, Mercedes Benz dan Robert Bosch GmbH bersama-sama mengembangkan sebuah sistem yang diberi nama Elektronisches Stabilitätsprogramm (atau dalam bahasa Inggris, electronic stability program/ESP). Sementara itu, BMW bekerja sama dengan Robert Bosch GmbH dan Continental Automotive Systems mengembangkan sebuah sistem yang serupa dan diterapkan pada semua BMW keluaran 1992.

Tahun 1995, Mercedes Benz dan Volvo mulai menawarkan electronic stability control (ESC) pada beberapa model mobil buatannya. Sementara itu, Ford, General Motors, Toyota, Volkswagen, dan lain-lain menginvestigasi dan mengembangkan sistem ESC.(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 17 Juli 2008, halaman 41

Label:

Jumat, 11 Juli 2008

Ajari Anak Disiplin Berlalu Lintas Sejak Dini


Saat berkendara di jalan raya, sangat mudah ditemui pengendara
yang mengendarai sepeda motor atau mobil dengan seenaknya sendiri.
Tanda-tanda dan rambu-rambu lalu lintas seakan-akan tidak berlaku bagi
mereka. Tanda dilarang membelok atau memutar diabaikan.


Lampu lalu lintas
seakan-akan tidak berlaku bagi pengendara sepeda motor. Walaupun lampu
lalu lintas yang berwarna merah masih menyala, begitu kesempatan ada,
banyak pengendara sepeda motor yang menerobos. Atau banyak sekali
pengendara sepeda motor yang melawan arus di ruas jalan searah,
menyeberang di jembatan penyeberangan yang dikhususkan bagi pejalan
kaki dan pengendara sepeda.

Perilaku pengendara mobil pun tidak jauh berbeda. Jika terjadi
kemacetan, ruas jalan yang dikhususkan bagi dua lajur langsung
dijadikan tiga lajur. Akibatnya, jarak di antara mobil yang posisinya
sejajar itu sedemikian rapat sehingga sepeda motor yang biasanya
menggunakan celah kosong di antara mobil-mobil itu ikut tidak dapat
bergerak. Biasanya sepeda motor pun akan melintas di trotoar, yang
seharusnya menjadi tempat bagi pejalan kaki.

Atau di ruas jalan satu lajur, jika terjadi antrean panjang, tidak
sedikit pengendara mobil yang masuk lajur sebelah yang diperuntukkan
bagi kendaraan dari arah berlawanan. Pelanggaran itu tidak hanya
dilakukan kendaraan umum, tetapi juga oleh kendaraan pribadi. Apabila
berpapasan dengan mobil yang datang dari arah yang berlawanan, mobil
atau mobil-mobil itu akan memaksa untuk masuk ke antrean kembali.
Sebagai akibatnya, antrean mobil di belakangnya dan mobil yang datang
dari arah berlawanan tertahan dan membuat antrean di kedua arah
semakin panjang.

Keadaan yang hampir sama pun terjadi pada saat mobil akan memutar
(U turn) ke kanan atau ke kiri. Seharusnya mobil yang akan memutar ke
kanan atau ke kiri mengambil lajur yang paling kanan atau paling kiri.

Namun, yang terjadi adalah, terutama apabila antrean di lajur
paling kanan atau paling kiri sudah panjang, mobil-mobil mengambil
lajur kedua dari kanan atau dari kiri. Bahkan, sering terjadi lajur
ketiga pun diambil. Akibatnya, mobil-mobil itu tertahan karena berebut
posisi di tempat pemutaran dan mobil-mobil yang ingin lurus pun
menjadi korban. Mereka tertahan karena aliran lalu lintas terhenti.

Di ruas jalan tol pun, baik dalam maupun luar kota, keadaan hampir
sama. Semua rambu dan tanda lalu lintas yang ada dilanggar, mulai dari
truk harus berjalan di lajur kiri, lajur paling kanan hanya untuk
kendaraan yang ingin mendahului, dilarang menyusul dari sebelah kiri,
sampai dilarang melintas di bahu jalan.

Pejalan kaki pun idem ditto. Jembatan penyeberangan yang
disediakan bagi pejalan kaki agar mereka dapat menyeberang dengan aman
di berbagai ruas jalan diabaikan. Hanya dengan alasan malas, mereka
memilih merusak pagar pembatas dan menyeberang langsung di badan jalan
yang lebar, dengan mengambil risiko atas keamanan diri mereka.

Kalau semua pelanggaran lalu lintas di jalan raya itu ingin
ditulis, bukan tidak mungkin seluruh tulisan ini hanya berisi tentang
pelanggaran-pelanggaran terhadap rambu dan tanda lalui lintas.
Padahal, yang ingin dibahas dalam tulisan ini adalah bagaimana mencari
jalan keluarnya.

Rasanya, kalaupun jalan keluarnya dapat ditemukan, penyelesaiannya
pastilah tidak pada satu generasi mendatang. Diperlukan waktu
sedikitnya dua generasi, terutama apabila kepolisian tidak menindak
dengan tegas pelanggar tanda dan rambu lalu lintas seperti yang
terjadi sekarang ini, apa pun alasannya.

Ajari anak sejak usia dini

Mengajari anak sejak usia dini mungkin dapat menjadi salah satu
jalan keluar. Dengan diajari tentang tanda dan rambu lalu lintas dan
pentingnya mematuhi tanda dan rambu tersebut sejak usia dini,
diharapkan anak-anak akan mengingatkan orangtua mereka untuk mematuhi
tanda dan rambu lalu lintas. Jadi, pada saat mereka dewasa, mereka
juga akan mematuhi tanda dan rambu lalu lintas karena sudah terbiasa.

Proses itu pastilah tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Mengajari orang untuk membuang sampah pada tempatnya saja, yang
sesungguhnya merupakan hal yang sederhana, sampai sekarang belum
berhasil dilakukan. Anak-anak sejak dini diajarkan untuk membuang
sampah pada tempatnya. Di mal sertadi pusat-pusat perbelanjaan, kita
melihat banyak anak yang tertib dalam membuang sampah pada tempatnya.

Akan tetapi, di tempat-tempat umum dan terbuka, sebagian besar orang
membuang sampah sembarangan. Tempat sampah yang tersedia dilirik pun
tidak. Dengan santainya, orang membuang sampah di tempat yang tidak
semestinya.

Meskipun sulit, hal itu mutlak perlu dilakukan. Pengenalan tanda
dan rambu lalu lintas harus dilakukan mulai dari taman kanak-kanak,
sekolah dasar, hingga mereka berhak mendapatkan surat izin mengemudi
(SIM).

Pada masa anak berada di taman kanak-kanak dan sekolah dasar,
pengenalan itu dapat dilakukan di sekolah atau mengunjungi Taman Lalu
Lintas. Pada saat ini terdapat dua Taman Lalu Lintas, yakni di Jalan
Belitung Nomor 1, Bandung, dan di Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur,
Jakarta Timur.

Taman Lalu Lintas di Bandung didirikan pada tahun 1958 dengan nama
Taman Nusantara. Sejak akhir tahun 1965, Taman Nusantara berganti nama
menjadi Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani. Taman yang telah berusia
49 tahun itu merupakan arena tempat bermain anak, seperti kereta api
mini dan mobil-mobilan mini lengkap dengan rambu lalu lintas, kolam
renang, kolam pancing, dan sepeda mini.

Sementara Taman Lalu Lintas di Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur,
Jakarta Timur, didirikan tahun 2007 oleh Direktorat Lalu Lintas
Kepolisian Negara RI bekerja sama dengan Kwartir Nasional Pramuka.
Tujuannya agar berdisiplin berlalu lintas dapat ditanamkan pada anak
sejak usia dini.

Mengajari anak disiplin berlalu lintas sejak usia dini pasti
banyak gunanya, tidak ada yang membantah hal itu. Akan tetapi, apabila
tidak diimbangi dengan penindakan tegas terhadap pelanggar tanda dan
rambu lalu lintas, apa pun alasannya, rasanya perilaku seperti yang
secara panjang lebar diuraikan di atas tidak akan mungkin dapat
diubah. Itu berarti kemacetan lalu lintas tidak dapat diatasi.
Mengingat tanpa disiplin dalam berlalu lintas, manajemen lalu lintas
sulit dilakukan.(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 10 Juli 2008, halaman 44


Label:

Kamis, 10 Juli 2008

Mendesain Tanpa Korbankan Fungsi


Wawancara
Kohei Hitomi,
Large Project Leader for All New Honda Jazz,
Honda R & D Co Ltd

Tantangan terbesar dalam mendesain mobil kecil atau
mobil subkompak, seperti Honda Jazz, adalah bagaimana mendesainnya
tanpa mengorbankan apa pun, baik fungsi maupun faktor keamanan
(safety)-nya.
Honda Jazz generasi kedua haruslah memiliki ruang kabin yang lapang, hemat dalam mengonsumsi bahan bakar, aman (safe) dalam arti dapat melindungi pengendara, penumpang, dan juga pejalan kaki dari kemungkinan cedera parah, dan tentunya harga yang terjangkau.


"Dengan semua kelebihan yang dimiliki Honda Jazz, saya yakin Honda
Jazz generasi kedua akan meninggalkan pesaingnya di belakang," kata
Kohei Hitomi berpromosi.

Menurut Hitomi, ruang kabin lapang Honda Jazz yang memang sudah
lapang lewat penerapan konsep atap tinggi dan ultra seat dibuat lebih
lapang dengan menggeser pilar A 12 sentimeter ke depan, memperpanjang
jarak as roda depan dan roda belakang (wheelbase), serta memperlebar
jarak tapak ban kiri dan kanan depan-belakang (wheel thread) dan
mempertahankan desain unik, tangki bensin di bawah kursi depan (center
tank layout
). Semua itu dicapai tanpa mengorbankan faktor keamanan.

Penggunaan teknologi G-Force Control dan Advanced Compatibility
Engineering (G-Con + ACE TM) yang ditunjang oleh sabuk pengaman dan
bantalan udara (airbag) menjadikan Honda Jazz generasi kedua
memperoleh 6 bintang dalam uji tabrakan (crash test) dari Japan New
Car Assessment Program (JNCAP).

Semua itu adalah hasil dari berbagai uji tabrakan yang
disimulasikan di komputer dan di Real World Crash Test Facility Honda
di Tochigi, Jepang. "Berdasarkan berbagai simulasi itu, kami
memperbaiki berbagai hal, termasuk salah satunya menentukan ketinggian
sabuk pengamanan," ujar Hitomi. Ia menambahkan, "Jika posisi letak
sabuk pengamanan terlalu tinggi (mendekati leher), justru akan
membahayakan jika terjadi tabrakan. Melalui berbagai simulasi itu,
kami memperhitungkan semua detail, tak ada yang terlewati."

19-35 tahun
Ia menuturkan, Honda Jazz memang dirancang untuk kalangan yang
berusia antara 19 tahun dan 35 tahun. Namun, itu tidak berarti Honda
Jazz tidak nyaman bagi kalangan yang berusia lebih tua, misalnya orang
yang berusia 50 tahun atau lebih. Jika seseorang menginginkan mobil
subkompak yang hemat bahan bakar dan aman, Honda Jazz generasi kedua
bisa menjadi salah satu pilihan.

"Di Jepang, umumnya Honda Jazz digunakan oleh kalangan yang
berusia 19-30 tahun. Setelah berusia lebih dari 30 tahun, terutama
setelah seseorang menikah dan memiliki anak-anak, mereka akan
menggunakan multi-purpose vehicle (MPV) karena lebih praktis. Setelah
berusia 50 tahun atau lebih, ketika anak-anaknya sudah dewasa, ia
kembali ke mobil subkompak seperti Honda Jazz," papar Hitomi.(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 10 juli 2008, halaman 42

Label:

Jazz Generasi II, Hemat dan Aman


Pada tanggal 27 Juni lalu, Honda Jazz generasi kedua diluncurkan di Equinox Club, Plaza Senayan, Jakarta Selatan. Penantian selama
delapan bulan sejak kemunculannya yang pertama di Tokyo Motor Show, pertengahan Oktober 2007, tidak menjadi penantian sia-sia. Honda Jazz generasi kedua itu memang layak ditunggu.



Honda Jazz generasi kedua tampil dengan desain yang benar-benar
baru, yang membuatnya terlihat lebih bergaya (stylish) dan sporty.
Pilar A ditarik 12 sentimeter (cm) sehingga menghasilkan struktur
eksterior yang tajam, aerodinamis, dan mengesankan kabin yang lapang
di dalamnya. Jarak as roda depan dan belakang (wheelbase) diperpanjang
5 cm, serta jarak tapak roda kiri-kanan (wheel tread) depan bertambah
3,5 cm dan jarak tapak roda kiri-kanan belakang bertambah 3 cm. Jarak
as roda depan dan belakang yang lebih panjang dan jarak tapak roda
kiri-kanan yang lebih lebar itu menghasilkan kabin yang lebih luas dan
juga membantu menciptakan kestabilan saat berkendara.

Di antara berbagai kelebihan yang dimilikinya, ada dua hal yang
paling menarik untuk dikemukakan, yakni kehematan dalam mengonsumsi
bahan bakar dan keamanan (safety) yang dijanjikannya apabila
kecelakaan tidak dapat dihindari.

Bagaimana tidak, Honda Jazz yang sudah terkenal hemat dalam
mengonsumsi bahan bakar itu kini semakin hemat. Klaim pabrik
menyebutkan bahwa mesin berkapasitas 1.5 Liter Honda Jazz generasi
kedua itu mengonsumsi 1 liter bahan bakar untuk menempuh perjalanan
sejauh 19,5 kilometer. Itu berarti, jika seseorang dalam satu hari
menempuh perjalanan rata-rata 60 kilometer, ia hanya menghabiskan
sekitar 3 liter bahan bakar. Pada saat harga bahan bakar naik dan
kemungkinan masih akan naik lagi, konsumsi bahan bakar seperti itu
melegakan. Dengan Honda Jazz generasi kedua itu, dalam satu hari
seseorang hanya perlu menyediakan uang Rp 18.000 atau Rp 540.000 per
bulan.

Sementara mengenai keamanan yang dijanjikannya apabila kecelakaan
tidak dapat dihindari, menjadi jaminan bahwa Honda Jazz generasi kedua
adalah mobil yang aman (safe) bagi pengendara dan penumpangnya.
Perolehan 6 bintang untuk kursi pengendara dan 6 bintang untuk
kursi penumpang depan (hasil tertinggi yang pernah dicapai oleh sebuah
mobil hatchback) dalam uji tabrakan (crash test) yang dilaksanakan
Japan New Car Assessment Program (JNCAP) menjadi bukti kemampuan Honda
Jazz generasi kedua melindungi pengendara dan penumpangnya.
Bukan hanya itu, Honda Jazz pun ramah kepada pejalan kaki. Dalam
arti, Honda Jazz didesain untuk meminimumkan cedera pada pejalan kaki
jika tabrakan tidak dapat dihindari.



Rasanya Honda Jazz generasi kedua tidak memerlukan banyak kata
untuk mempromosikan dirinya karena Honda Jazz sudah sangat dikenal,
termasuk di negara ini. Sejak diluncurkan secara global pada tahun
2001, Honda Jazz telah mencatat penjualan sebanyak 2 juta unit di 115
negara. Di Indonesia, Honda Jazz pada tahun 2004-2008 telah mencatat
angka penjualan sebanyak 96.656 unit dan sejak peluncurannya terus
mencatat penjualan tertinggi di kelas hatchback subkompak.
Sampai dengan akhir Mei2008, Honda Jazz telah terjual sebanyak
6.933 unit, diikuti oleh Toyota Yaris (5.045 unit), Suzuki Swift
(4.209 unit), Nissan Livina XR (3.543 unit), Hyundai Avega (1.187
unit), Daihatsu Sirion (605 unit), Proton Gen2 (170 unit), Hyundai
Getz (85 unit), Chevrolet Aveo (68 unit), dan KIA Rio Pride (3).

Banyak berubah
Di samping perubahan pada sosok dan interior yang kasatmata, Honda
Jazz generasi kedua juga mengalami perubahan pada performa mesin dan
sistem persneling otomatiknya.

Honda Jazz generasi kedua hanya menggunakan mesin berkapasitas 1.5
Liter, 4 silinder segaris, 16 katup (4 katup per silinder), variable
valve timing and lift electronic control with intelligent
(i-VTEC),
yang menghasilkan tenaga maksimum 118 PK pada 6.600 rpm dan torsi
maksimum 145 Nm pada 4.800 rpm. Pendahulunya, Honda Jazz VTEC,
menghasilkan tenaga maksimum 108 PK pada 5.800 rpm dan torsi maksimum
143 Nm pada 4.800 rpm.

Uniknya, walaupun tenaga bertambah, mesin tersebut tetap hemat
dalam mengonsumsi bahan bakar dan ramah lingkungan dengan kadar emisi
yang memenuhi standar Euro 4.

Untuk memberikan performa berkendara yang secara kualitas lebih
tinggi, pada Honda Jazz generasi kedua sistem persneling otomatik CVT
(continuously variable transmission) diganti dengan sistem persneling
otomatik dengan 5 tingkat kecepatan (yang pertama di kelasnya) agar
perpindahan gigi berlangsung lebih responsif.

Sistem persneling otomatik dengan 5 tingkat kecepatan Honda Jazz
juga dilengkapi dengan Grade Logic Control yang membuat kerja
persneling optimal, Active Lock Up System yang menjadikan jeda
pergantian gigi lebih pendek dan mengurangi entakan saat perpindahan
gigi, serta Shift Hold Control yang mencegah pergantian gigi sebelum
waktunya.

Tak hanya itu, persneling otomatik Honda Jazz generasi kedua pun
dilengkapi dengan teknologi tiptronic sehingga pengendara dimungkinkan
melakukan perpindahan gigi persneling secara manual melalui dua pedal
kecil (paddle shift) di setir.

Radius putar yang hanya 4,7 meter membuat Honda Jazz generasi
kedua sangat mudah bermanuver, antara lain leluasa melakukan putaran
di jalan sempit dan mudah melakukan parkir secara paralel.
Honda Jazz tersedia dalam 8 pilihan warna, yakni Alabaster silver
metallic
, Silverstone metallic, nighthawk black pearl, brilliant white
pearl
, rallye red pearl, Irish red pearl, cerulean blue metallic, dan
spearmint green metallic sebagai special edition.

Honda Jazz generasi kedua Tipe S yang menggunakan persneling
manual (M/T) dijual dengan harga Rp 160 juta dan Tipe S yang
menggunakan persneling otomatik (A/T) dijual dengan harga Rp 170 juta.
Sementara untuk Tipe RS, yang merupakan top of the line, dijual dengan
harga Rp 172,5 juta (M/T) dan Rp 182,5 juta (A/T).(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 10 Juli 2008, halaman 42

Label:

Selasa, 08 Juli 2008

Mobil Diesel Audi Bersaing dengan Mobil Hibrida


Ketika harga bahan bakar minyak di hampir semua negara mengalami
kenaikan drastis, perhatian orang kepada mobil-mobil yang hemat bahan
bakar minyak pun meningkat tajam. Itu sebabnya Audi A3 1.9 TDI e yang menyandang mesin diesel berkapasitas 1.9 Liter langsung jadi pusat perhatian. Pasalnya, mobil
itu hanya mengonsumsi 4,5 liter solar untuk menempuh perjalanan sejauh
100 kilometer atau hanya menghabiskan 1 liter solar untuk menempuh
perjalanan sejauh 22,22 kilometer.


Dengan mengonsumsi 1 liter bahan bakar minyak untuk menempuh
perjalanan di atas 20 kilometer, dapat dikatakan bahwa Audi A3 1.9 TDI
e telah memasuki wilayah mobil hibrida, yang menggabungkan mesin
pembakaran dalam (internal combustion engine) yang menggunakan bahan
bakar bensin atau solar dengan motor listrik. Mobil-mobil hibrida
mengonsumsi 1 liter bahan bakar minyak untuk menempuh perjalanan lebih
dari 20 kilometer. Uniknya, Audi A3 1.9 TDI e mencapai semua itu tanpa
pengorbanan apa pun, baik dari segi gaya maupun kenyamanan. Umumnya,
mobil hibrida tidak memiliki driving dynamic (keasyikan berkendara)
atau hambar dikendarai, dan seperti tidak memiliki pribadi.

Huruf e di belakang A3 1.9 TDI merupakan kependekan dari
efisiensi. Audi mengklaim pendekatan secara menyeluruh terhadap mobil
merupakan satu-satunya jalan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar
minyak. Sekitar 12 bulan yang lalu, Audi memasukkan versi prototipe A3
1.9 TDI dalam Panasonic Solar Challenge Greenfleet Fuel Economy Class
of The World Solar Challenge dan mencapai hasil yang mengejutkan, 3,3
liter per 100 kilometer atau 1 liter per 30,3 kilometer.



Dalam World Solar Challenge, mobil peserta melakukan perjalanan
dari Darwin ke Adelaide melintasi permukaan jalan yang datar. World
Solar Challenge memperlihatkan bahwa ternyata mobil hibrida tidak
diperlukan kalau sasarannya hanya hemat dalam mengonsumsi bahan bakar
minyak.

Bahwa konsumsi 1 liter bahanbakar minyak itu digunakan untuk
menempuh perjalanan sejauh 30,3 kilometer per liter, itu tidak
mengherankan mengingat sebagian besar peserta tidak menyalakan lampu
dan penyejuk udara (AC) sama sekali. Barang-barang bawaan pun
diletakkan di dalam mobil lain. Kecepatan dijaga di bawah kecepatan
maksimum yang diizinkan dan sempat muncul perdebatan tentang perlu
tidaknya mesin dimatikan saat mobil berhenti pada saat lampu lalu
lintas merah menyala.



Beberapa peserta mengikuti World Solar Challenge dengan santai.
Kecuali patuh batas batas kecepatan maksimum yang diizinkan, lainnya
diabaikan, misalnya tetap menyalakan lampu dan AC serta menempatkan
barang bawaan di bagasi. Hasilnya, yah, 4,6 liter per 100 kilometer.(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 4 Juli 2008, halaman 48

Label:

Senin, 07 Juli 2008

Mitsubishi Grandis Punya Varian Baru


Pekan lalu di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta Selatan, PT
Krama Yudha Tiga Berlian Motors meluncurkan Grandis GT, varian terbaru
dari Grandis, multi-purpose vehicle atau MPV dari Mitsubishi. Namun,
berbeda dari varian Grandis GLS yang diluncurkan pada bulan April lalu
yang tampil mewah, Grandis GT tampil sporty.



Penampilan yang sporty itu direfleksikan melalui perubahan desain
grille radiator, desain bemper depan dan belakang, serta side body
molding
. Untuk menambah kesan sporty itu, ukuran velg ditingkatkan
menjadi 17 inci multispoke dengan ban berukuran 215/55 R17. Interior
pun disesuaikan dengan penampilan eksterior yang sporty, antara lain
penggunaan kulit berwarna hitam sebagai pembungkus kursi dan beberapa
bagian dalam pintu.

Untuk memudahkan pengendara saat parkir, Grandis GT dilengkapi
lima sensor parkir di bemper depan dan belakang.

Sisanya masih sama, termasuk mesin berkapasitas 2.4 liter MIVEC
(Mitsubishi Innovative Valve Timing and Lift Electronic Control) yang
menghasilkan tenaga maksimum 165 PK pada 6.000 rpm dan torsi maksimum
217 Nm pada 4.000 rpm.

Peluncuran varian GT itu akan melebarkan rentang model Grandis
sehingga konsumen mempunyai lebih banyak pilihan saat memutuskan akan
membeli Grandis. Persaingan di antara agen tunggal pemegang merek
(ATPM) di Indonesia sudah sedemikian dahsyat sehingga diperlukan
imajinasi dan kreativitas tinggi dari tiap-tiap ATPM untuk
memperkenalkan produk unggulan mereka masing-masing.

Di dunia, Mitsubishi dikenal karena produk-produk yang andal dan
tangguh. Simak saja kiprah sedan Evo di ajang reli tingkat dunia,
seperti World Rally Championship (WRC), dan juga kiprah Pajero/Montero
di reli Dakar, ajang reli terganas di dunia.

Namun, di Indonesia, khususnya pada kategori mobil penumpang
(passenger car), Mitsubishi memang belumlah sepopuler Toyota atau
Honda. Padahal, mobil penumpang keluaran Mitsubishi bisa disetarakan
dengan mobil penumpang keluaran Toyota dan Honda.

Keadaan yang berbeda tampak pada kategori truk mini (pikap) yang
berkabin tunggal dan ganda serta truk kelas 2 ton. Mitsubishi
mendominasi kategori truk mini lewat Mitsubishi Strada L200 dan truk
kelas 2 ton lewat si kepala kuning Mitsubishi Fuso.

Dalam lima bulan pertama tahun 2008, Mitsubishi Strada L200
terjual sebanyak 3.837 unit, mengungguli pesaingnya seperti Toyota Hi-
Lux (2.709 unit), Ford Ranger (1.571 unit), Nissan Navara (220 unit),
Mazda B50 (667 unit), dan Isuzu D-Max (265 unit).

Pekerjaan rumah

Sebab itu, menjadi pekerjaan rumah bagi PT Krama Yudha Tiga
Berlian Motors untuk membuat mobil-mobil penumpang, khususnya sedan
dan MPV, sesukses mobil-mobil komersial.

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mobil yang memiliki tampang
yang oke dan performa yang bagus tidak selalu berarti laku dijual. Ada
banyak faktor yang ikut menentukan laku atau tidaknya sebuah mobil
dijual, antara lain penentuan harga jual yang dianggap tepat bagi
mobil tersebut oleh konsumen. Harga yang murah, apalagi terlalu murah,
kerap kali justru jadi bumerang karena dapat dianggap sebagai murahan.
Demikian juga sebaliknya, jika harga terlalu mahal, konsumen akan
mengabaikannya.

Di luar itu masih ada persepsi tentang nilai jual kembali (resale
value
) serta persepsi tentang pelayanan dan layanan purnajual (after
sale service
). Memperlebar rentang model Grandis adalah satu cara agar
pilihan konsumen pun menjadi lebih lebar.

Dengan demikian, konsumen tidak hanya memperoleh mobil yang oke,
tetapi juga mendapatkan gengsi dan fungsi dari mobil yang dibelinya.
Grandis GT yang dipasarkan dengan harga off the road Rp 289 juta
tersedia dalam empat pilihan warna, yaitu pyreness black, cool silver
metallic
, eisen grey mica, dan platinum beige.(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 4 Juli 2008, halaman 48







Label:

Bentley Sempurnakan Performa Continental Flying Spur

Sejalan dengan penyempurnaan yang dilakukan terhadap Continental GT Coupe tahun lalu, kini Bentley mengumumkan, penyempurnaan yang sama juga dilakukan pada Continental Flying Spur, Continental GT versi empat pintu. Penyempurnaan itu telah membuat Continental Flying Spur menjadi sedan produksi massal yang tercepat di dunia. Bagaimana tidak, Continental Flying Spur sanggup dibesut sampai 322 kilometer per jam.



Secara kasatmata, Continental Flying Spur keluaran 2009 bisa
dibedakan dengan pendahulunya, antara lain pada desain grille radiator
depan, bemper belakang, dan penahan lampu belakang. Velg menggunakan
bahan alloy berpalang 5 dengan ukuran 19 inci dan ban Pirelli UHP.
Secara opsional, juga disediakan velg alloy dengan ukuran 20 inci.
Bukan hanya itu, untuk pertama kali secara opsional disediakan kampas
rem dari bahan karbon/silicon carbide (CCB) bagi Flying Spur.

Di bawah kap mesin masih tetap terdapat mesin berkapasitas 6.0
Liter, 12 silinder dalam konfigurasi W (W12), tetapi tenaga maksimum
yang dihasilkan meningkat dari 558 PK pada 6.000 rpm menjadi 608 PK
dan torsi maksimumnya pun meningkat dari 650 Nm pada 1.600 rpm menjadi
750 Nm pada 1.750 rpm.

Peningkatan tenaga dan torsi maksimum itu membuat Continental
Flying Spur sanggup berakselerasi dari 0-160 kilometer per jam dalam
waktu 10,4 detik dari sebelumnya 10,5 detik. Dan, dari kecepatan 80-
120 kilometer per jam dicapai hanya dalam waktu 2,4 detik, sebelumnya
3,1 detik.

Perubahan substansial dilakukan pada suspensi dan sistem setir
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perkembangankecepatan. Bentley
telah memenangi reputasi pada mobil-mobil modernnya yang mengusung
waftability (penyaluran tenaga dan torsi ke roda secara halus dan
lembut), kenyamanan, dan berperforma sporty.

Sistem setir Servotronic yang menyesuaikan diri dengan kecepatan
disetel ulang dan dalam kecepatan tinggi suspensi dari bahan aluminium
akan turun sekitar 1 sentimeter dari level normal. Turut disetel juga
per (pegas) dan peredam guncangan. Anti-roll bar di depan dan belakang
juga dipertebal.

Flying Spur juga lebih senyap. Lapisan akustik bagian dalam yang
secara standar terdiri dari dua lapisan disempurnakan dan lapisan
akustik di bagian bawah lantai mobil dan di sekitar roda pun kini
diperbanyak menjadi tiga lapis sehingga suara roda yang beradu dengan
aspal tidak menerobos masuk ke kabin.

Seperti biasa, pada Continental Flying Spur keluaran 2009, Bentley
pun memastikan bahwa setiap pembeli Bentley dapat memilih sendiri
warna eksterior mobil serta warna dan bahan-bahan interiornya. Dengan
demikian, sangat sulit bagi seseorang untuk menemukan dua Bentley yang
benar-benar sama.(JL)


Artikel ini dimuat di harian Kompas, 4 Juli 2008, halaman 48



Label: