Senin, 27 Oktober 2008

Nama itu Penting…, atau Tidak Penting

Apa arti sebuah nama? Itu adalah ungkapan pujangga kenamaan Inggris, William Shakespeare. Dalam salah satu adegan drama Romeo dan Juliet ada dialog di mana Juliet mengatakan, ”Apa arti sebuah nama? Bukankah bila kita memberi nama bunga mawar dengan nama lain, bunga itu tetaplah indah dan berbau harum.”


Foto: Mercedes Benz C-Class
dipasarkan dengan nama
yang sama di mana pun


Yang ingin digarisbawahi oleh Shakespeare adalah nama itu tidak penting mengingat apa pun nama yang diberikan kepada suatu benda, orang akan mencarinya jika benda itu memang bagus. Demikian juga sebaliknya. Sebagus apa pun nama yang diberikan pada suatu benda, jika benda itu tidak bagus, orang akan mengabaikannya.

Namun, para petinggi otomotif, termasuk di Indonesia, tampaknya tidak sepakat dengan Shakespeare. Menurut mereka, nama itu sangat penting karena pemberian sebuah nama akan memengaruhi sukses atau tidaknya penjualan sebuah mobil di pasar.

Akan tetapi, sulit dibuktikan pendapat mana yang benar. Sama sulitnya seperti membuktikan apa yang lebih dahulu ada, telur atau ayam. Itu sebabnya, banyak orang yang bertanya-tanya, seandainya Honda Jazz masuk ke Indonesia dengan nama Honda Fit, seperti nama yang digunakan di Eropa, akankah hatchback subkompak itu akan selaris seperti sekarang? Sulit untuk menjawabnya karena hatchback subkompak itu sudah telanjur menggunakan nama Honda Jazz.

Namun, benarkah nama mobil yang dijual di Indonesia harus menggunakan nama yang berbeda dengan nama mobil yang sama yang dijual di Eropa atau di negara-negara lain?
Itu juga sulit untuk menjawabnya. Lihat saja SX4 Crossover (X-Over), sport utility vehicle (SUV) subkompak dari Suzuki. SUV subkompak itu masuk ke Indonesia dengan menggunakan nama yang sama seperti yang digunakan di seluruh dunia dan laris manis. Saking larisnya, SUV subkompak itu kemudian langsung dirakit di dalam negeri.
Namun, versi sedannya, yang dijual dengan nama Neo Baleno, tidaklah sesukses versi SUV-nya, SX4 Crossover. Mungkinkah jika versi sedannya dijual dengan nama SX4 sedan, mobil itu akan laris dijual di negara ini? Pertanyaan itu juga sulit untuk dijawab.

Nilai komersial
Setiap mobil yang diproduksi sesungguhnya sudah mempunyai nama. Akan tetapi, banyak orang yang beranggapan bahwa nama yang diberikan tidak selalu memiliki nilai komersial. Nilai komersial itu berbeda-beda dari satu negara ke negara yang lain atau dari satu kawasan ke kawasan yang lain.

Para petinggi General Motors di Detroit, Amerika Serikat, termasuk di antaranya. Itu sebabnya, setiap produk General Motors dijual dengan menggunakan merek yang berbeda-beda, sesuai dengan merek produk mereka yang dianggap populer di negara tempat produk tersebut dijual.



Foto: Volkswagen pun selalu
muncul dengan nama sama

Misalnya di Indonesia, Zafira dijual dengan nama Chevrolet Zafira. Di Eropa, Zafira dijual dengan nama Opel Zafira, di Inggris dan beberapa nama negara persemakmuran, Zafira dijual dengan nama Vauxhall Zafira, sedangkan di Australia dan Selandia Baru dengan nama Holden Zafira.

Pada awalnya di Singapura, Zafira menggunakan nama Opel Zafira, tetapi kemudian berubah menjadi Chevrolet Zafira setelah General Motors menilai bahwa di Asia Tenggara dan Asia Timur merek Chevrolet lebih bergengsi daripada Opel. Itu pula yang menyebabkan di Indonesia nama Opel Blazer pun lalu diganti menjadi Chevrolet Blazer.
Para petinggi di Mitsubishi pun tidak jauh berbeda. Mitsubishi Pajero, di Amerika Serikat dan Amerika Selatan dikenal dengan nama Mitsubishi Montero. Namun, karena kedua nama itu akhirnya menjadi sama populernya, maka SUV Mitsubishi yang turun di reli Dakar kini menggunakan Mitsubishi Pajero-Montero. Demikian juga dengan Mitsubishi Outlander, di Jepang dijual dengan nama Mitsubishi Airtrek.

Nama Suzuki Swift, yang kini akrab di telinga orang Indonesia, pada masa lalu dijual di negara ini dengan nama Suzuki Forsa. Padahal, pada saat yang sama, di Singapura dan Thailand mobil yang sama dijual dengan nama Suzuki Swift. Nissan pun tidak berbeda. Nissan Livina, model setir kirinya yang dibuat di China, dijual dengan nama Nissan Geniss.

Namun, tidak semua petinggi perusahaan pembuat mobil berpendapat sama dengan petinggi General Motors, Mitsubishi, Suzuki, dan Nissan. Mazda dan Subaru menjual produknya di seluruh dunia dengan nama yang sama. Demikian juga dengan perusahaan pembuat mobil Eropa dan Amerika Serikat lainnya. Simak saja Mercedes Benz, BMW, Audi, Volkswagen, Volvo, Jaguar, dan lain-lain menggunakan nama yang sama untuk menjual masing-masing produk mereka di seluruh dunia.



Foto: Volvo pun mengikuti
jejak Mercedes dan Volkswagen

Misalnya Mercedes Benz C-Class, BMW Serie 3, Audi A4, Volvo S60, Jaguar S-Type, dan Volkswagen Golf dijual dengan nama yang sama di bagian dunia mana pun dan penjualannya pun laris manis.

Namun, itu semua juga tidak membuktikan bahwa nama itu tidak penting mengingat sama sulitnya untuk membuktikan akankah Mercedes, BMW, atau Audi sesukses seperti sekarang jikalau dahulu mereka menggunakan nama yang lain. Jadi, … nama itu penting atau tidak penting… sulit untuk menjawabnya! (JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 27 Oktober 2008, halaman 36

Label:

Jumat, 24 Oktober 2008

Audi S4 dengan Performa yang Mendebarkan

Menggabungkan performa dengan efisiensi menjadi cita-cita utama dari semua perusahaan pembuat mobil. Dan, Paris Motor Show yang berlangsung 4-19 Oktober 2008, hadir Audi S4 yang memberikan bobot yang sama beratnya pada performa yang menggetarkan dan hemat dalam mengonsumsi bahan bakar.
Audi S4 sedan dan S4 Avant (station wagon) yang mengandalkan mesin 6 silinder, yang dilengkapi FSI dan supercharger, menjanjikan performa 27 persen lebih baik daripada pendahulunya yang menggunakan mesin 8 silinder, tetapi menawarkan pengurangan emisi CO2 sebanyak 30 persen (225g/km) dan hemat dalam mengonsumsi bahan bakar. 1 liter bensin untuk menempuh perjalanan sejauh 10,3 kilometer.



Mesin 3.0 Liter (2.995 cc), 6 silinder dalam konfigurasi V (V6), yang dilengkapi dengan fuel stratified injection (FSI) atau sistem injeksi bahan bakar berlapis, dan diperkuat dengan supercharger. Diklaim, mesin tersebut memberikan respons yang lebih cepat ketimbang mesin yang diperkuat turbocharger ganda. Supercharger yang berukuran kompak itu bekerja sampai 23.000 putaran per menit (rpm), dan memiliki sistem pendinginan air sendiri.

Supercharger mengandalkan putaran kruk as (crankshaft) sehingga tenaga sudah muncul pada putaran mesin rendah dan terus bertahan sampai putaran mesin tinggi. Kelemahannya, karena mengandalkan putaran kruk as, maka memberatkan kerja mesin, terutama pada putaran mesin tinggi. Dan, karena memberatkan kerja mesin, dengan sendirinya konsumsi bahan bakar meningkat dan emosi CO2 meningkat.

Berbeda dengan turbocharger yang mengandalkan gas buang menuju knalpot. Karena mengandalkan gas buang, tenaga baru muncul pada putaran mesin tinggi, saat putaran mesin mencapai 3.000 rpm ke atas. Kelemahannya, tenaga tidak muncul pada putaran mesin rendah.



Volkswagen Golf GT 1.4 menggabungkan supercharger dengan turbocharger. Pada putaran mesin rendah yang bekerja adalah supercharger, dan begitu putaran mesin tinggi dicapai, supercharger dinonaktifkan, dan perannya digantikan oleh turbocharger. Itu menjadikan Volkswagen Golf GT 1.4 memiliki performa yang bisa disetarakan dengan mesin 2.0 Liter, tetapi dengan konsumsi bensinnya setara dengan mesin 1.4 Liter.

Namun, ternyata dengan kemajuan teknologi, Audi S4 membuktikan bahwa dengan mengandalkan FSI dan supercharger, tenaga yang diperoleh lebih responsif daripada turbocharger, tetapi tetap ekonomi dalam mengonsumsi bahan bakar.



Mesin V6 itu menghasilkan tenaga maksimum 333 PK, dan torsi maksimum 440 Nm yang tersedia mulai dari 2.500 rpm dan terus bertahan sampai 4.850 rpm. Tenaga dan torsi itu disalurkan ke empat roda (quattro) melalui persneling manual dengan 6 tingkat kecepatan. Atau secara optional, juga tersedia persneling otomatik dengan 7 tingkat kecepatan yang dilengkapi S-tronic (sejenis tiptronic) dan menggunakan dual clutch (kopling ganda). Penggunaan S-tronic memungkinkan pengendara menaikkan dan menurunkan gigi persneling secara manual tanpa kehadiran pedal kopling.

Akselerasi 0-100 kilometer per jam dicapai dalam waktu 5,1 detik (S4 sedan) dan 5,2 detik (S4 Avant). Kecepatan maksimum Audi S4 dibatasi secara elektronis pada 250 kilometer per jam.



Audi S4 sudah dilengkapi sistem navigasi, MMI (multi media interface), dan menggunakan sistem tata suara (sound system) premium dari Bang & Olufsen.(JL)

Label:

Minggu, 12 Oktober 2008

Text Driving 'Worse Than Drink'

Mengetik atau Membaca Teks Sambil Mengemudi Lebih Buruk daripada Minum (Minuman Keras). Itu adalah terjemahan kalimat bahasa Inggris di atas.

Judul berbahasa Inggris dari BBCNews.com itu sengaja dipertahankan karena jika terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maka kalimatnya menjadi terlalu panjang.

Yang ingin ditekankan melalui judul itu adalah mengetik atau membaca tesk SMS atau layanan pesan singkat sambil mengemudikan mobil itu berbahaya. Baik itu bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, baik yang di dalam mobil yang sama maupun yang berada di luar mobil. Misalnya pejalan kaki, orang-orang yang tengah berdiri di tepi jalan, pengendara sepeda, pengendara sepeda motor dan orang yang dibonceng, serta pengemudi dan penumpang mobil lain.



Akhir-akhir ini semakin sering kita melihat seseorang yang mengemudikan mobil dengan satu tangan, dan satu tangan lagi memegang telepon genggam di telinga, atau sambil mengetik dan membaca teks SMS (layanan pesan singkat). Orang-orang itu dengan tenangnya mengetik SMS sambil mengemudikan mobil, dan bertindak seakan-akan apa yang dilakukannya itu tidak berbahaya.

Padahal, mengemudikan mobil sambil mengetik teks SMS sangat berbahaya. Dari beberapa penelitian yang dilakukan, tampak jelas bahwa mengetik teks SMS sambil mengemudi itu lebih berbahaya daripada pengemudi yang berada di bawah pengaruh obat-obatan atau minuman keras.

Dari uji coba yang dilakukan RAC Foundation, lembaga independen yang melindungi kepentingan pengendara, terlihat bahwa saat seseorang mengemudikan mobil sambil mengetik atau membaca teks SMS, maka reaksi orang tersebut melambat 35 persen.

Padahal dari penelitian dilakukan terhadap seseorang yang berada di bawah pengaruh ganja, reaksi orang tersebut melambat 21 persen, dan yang berada di bawah pengaruh minuman keras di atas ambang yang diperbolehkan, melambat 12 persen.

Selain itu, orang yang mengetik atau membaca teks SMS sambil mengemudi, mobilnya sering keluar lajur, dan pengedalian atas setir pun menurun tajam.

Penelitian yang dilakukan Transport Research Laboratory (TRL) juga memperlihatkan bahwa secara keseluruhan pengendalian setir oleh orang yang mengetik atau membaca teks SMS sambil mengemudi, 91 persen lebih buruk, ketimbang orang yang berada di bawah pengaruh ganja yang 35 persen lebih buruk.

Konsentrasi terpecah
Dr Nick Reed, peneliti senior di TRL, mengatakan, pada saat mengetik atau membaca teks SMS, konsentrasi pengemudi ke jalan terpecah, dengan melepaskan satu tangan dari setir dan menggunakannya untuk memegang telepon genggam, serta berupaya membaca teks dengan huruf kecil-kecil yang terpapar di layar monitor telepon genggam, dan memikirkan untuk mengetik teks SMS jawabannya.

Penelitian TRD itu dilakukan menyusul jajak pendapat (polling) yang diadakan RAC, yang memperlihatkan bahwa dari 3.000 pengemudi yang menjadi responden, 48 persen di antaranya, yang mayoritas berusia 18-24 tahun, mengaku, mereka mengetik atau membaca teks SMS sambil mengemudi.

Dan, mereka menganggap bahwa mengemudikan mobil di bawah pengaruh alkohol adalah sebagai tindakan yang paling berbahaya. Padahal dalam kenyataannya, mengemudi sambil mengetik atau membaca teks SMS jauh lebih berbahaya.

Itu sebabnya, menggunakan telepon genggam, apalagi untuk mengetik dan membaca teks SMS tidak dapat dibenarkan, atas alasan apa pun.

Gunakan perangkat hands free, jika Anda harus menggunakan telepon genggam sambil mengemudi. Sedangkan apabila Anda mendapatkan SMS, yang terbaik adalah berhentikan mobil Anda pada tempat yang aman, kemudian baca dan balaslah SMS itu. (JL)

Label:

Minggu, 05 Oktober 2008

James Bond Gunakan Ford Lagi di ”Quantum of Solace”

Walaupun mobil utama dalam film James Bond yang akan datang, Quantum of Solace, masih tetap Aston Martin DBS V12, tetapi dalam film itu akan ada mobil pendampingnya, yakni sebuah mobil mungil keluaran Ford yang terbaru, all new Ford Ka. Mobil mungil itu akan memulai penampilan perdananya di layar lebar bersama dengan bintang film cantik Olga Kurylenko, yang merupakan pemeran perempuan utama. Kurylenko memerankan, Camille, yang memiliki misi sendiri, dan dengan cepat menjadi sekutu seteru bagi Bond.

Foto: Olga Kurylenko



Ford Ka yang digunakan dalam film Quantum Solace itu unik dengan warna cat gold metallic serta garis-garis eksterior dan kombinasi trim interior yang eksklusif. ”Ka yang baru itu sangat sesuai dengan karakter Camille, yang penuh petualangan, individual, dan benar-benar modern,” kata Chief Operating Officer Ford Eropa Stephen Odell. ”Kami sangat senang karena peluncuran film tersebut dibarengi dengan peluncuran Ford model baru serupa untuk Eropa.”



Ford Ka terbaru diluncurkan di Paris Motor Show 2008 yang berlangsung tanggal 4-19 Oktober 2008. Ford Ka yang mengalami perubahan bentuk yang sangat revolusioner dibandingkan dengan pendahulunya itu akan menyandang dua varian mesin, yakni mesin bensin 1.2 Liter dengan tenaga maksimum 65 PK dan mesin diesel 1.3 Liter TDCi dengan tenaga maksimum 73 PK. Dan, disebutkan Ford Ka baru ini 21 persen lebih efisien dalam mengonsumsi bahan bakar dibandingkan pendahulunya. Dengan 1 liter bahan bakar, Ford Ka baru dapat menempuh rata-rata perjalanan sejauh 23,7 kilometer.



Didesain secara khusus

Ford Ka khusus untuk Quantum of Solace diciptakan oleh tim desain Ford Eropa bekerja sama dengan desainer produksi penghargaan pemenang film terbaik, Oscar, Dennis Gassner.

Keikutsertaan Ford Ka dalam Quantum of Solace itu merupakan kelanjutan dari keterkaitan Ford Eropa dengan film James Bond, menyusul penampilan perdana Ford Mondeo terbaru dalam film Casino Royale di tahun 2006.

Model terbaru Ford Ka itu mempertahankan segala kualitas yang membuat mobil itu sangat populer, yakni ukuran bodi yang kompak, tampang yang keren, sosok yang dinamis, dan kepribadian yang asyik.

Quantum of Solace diproduksi untuk EON Production oleh Michael G Wilson dan Barbara Broccoli dan didistribusikan oleh Sony Pictures Entertainment. Dengan disutradarai Marc Foster, bintang film Daniel Craig yang memerankan agen rahasia Inggris, James Bond, akan diputar di Inggris dan Perancis pada tanggal 31 Oktober 2008, serta di seluruh Eropa selama November 2008.

Mobil yang digunakan oleh Agen 007 di dalam filmnya berganti-ganti. Antara lain, Aston Martin DB5 dipakai James Bond dalam filmnya Goldfinger (1963), Aston Martin DB dalam film From
Russia With Love (1964), Aston Martin DBS dalam film On Her Majesty's Secret Service (1969), Ford Mustang Mach 1 dalam film Diamonds Are Forever (1971), 1974 AMC Hornet dalam film The Man With The Golden Gun (1974), Lotus Esprit dalam film The Spy Who Love Me (1977), Lotus Esprit Turbo dan 1981 Citroen 2CV dalam film For Your Eyes Only (1981), Aston Martin Vantage dalam film The Living Daylights (1987), BMW Z3 dalam film GoldenEye (1995), BMW 750iAL dalam film Tomorrow Never Dies (1997), BMW Z8 dalam film The World Is Not Enough (1999), Aston Martin V12 Vanquish dalam film Die Another Day (2002), Aston Martin DBS V12 dan Aston Martin DB5 dalam film Casino Royale, serta Aston Martin DBS V12 dalam Quantum Solace.(JL)

Label:

Peminat Honda City Masih Harus Menunggu

Bagi peminat sedan subkompak multifungsi dari Honda, tampaknya masih harus bersabar menunggu, mengingat All New Honda City baru akan memasuki pasar otomotif Indonedia bulan Desember mendatang, atau bahkan awal Januari 2009.



Kendati di Thailand All New Honda City sudah dipasarkan sejak tanggal 10 September lalu, tetapi karena satu dan lain hal, sedan subkompak yang terlaris di Indonesia itu memang paling cepat baru akan dimasukkan oleh PT Honda Prospect Motor, agen tunggal pemegang merek Honda di Indonesia, pada bulan Desember.

Dalam tahun 2008, dari bulan Januari sampai akhir Agustus 2008, Honda City terjual sebanyak 3.821 unit. Itu menempatkan Honda City di urutan pertama, diikuti oleh All New Toyota Vios (3.558 unit), Suzuki Neo Baleno (1.836 unit), dan Chevrolet Kalos (299 unit).



Peminat memang sudah menunggunya. Itu hal wajar, mengingat model Honda City yang saat ini dipasarkan di Indonesia, mengawali kehadirannya tahun 2003, lima tahun lalu. Memang Honda City sempat mengalami beberapa kali perbaikan penampilan, tetapi perbaikan penampilan itu hanyalah bersifat kosmetik, atau populer dengan sebutan dress up atau face lift.

All New Honda City yang dipasarkan di Thailand, 10 September lalu, itu benar-benar Honda City model baru. Bukan hanya sosoknya yang berubah total, tetapi juga interior dan mesin yang disandangnya.

Dibandingkan dengan pendahulunya, dari segi dimensi, All New Honda City bertambah panjang 0,5 sentimeter (cm), menjadi 4,395 meter, dan bertambah lebar 0,5 cm, menjadi 1,695 meter. Sementara tingginya, berkurang 2,5 cm, menjadi 1,470 meter.



Foto: Honda City dan Honda FCX Clarity

Dari depan, wajah All New Honda City selintas mirip wajah Honda FCX Clarity dalam bentuk mungil, keren abis. Dan, untuk mesin, All New Honda City akan menyandang mesin berkapasitas 1.5 Liter, 4 silinder segaris, 16 katup (4 katup per silinder), yang dilengkapi dengan variable valve timing and lift electronic control with intelligent (i-VTEC). Sama persis seperti mesin yang disandang oleh All New Honda Jazz.

Sampai kini, Honda belum menyebutkan spesifikasi mesin yang disandang oleh All New Honda City. Namun, jika melihat spesifikasi mesin yang disandang oleh All New Honda Jazz, maka tenaga maksimum yang dihasilkan 118 PK pada 6.600 rpm dan torsi maksimum 145 Nm pada 4.800 rpm.

Penggunaan teknologi i-VTEC membuat mesin lebih bertenaga, tetapi tetap hemat dalam mengonsumsi bahan bakar dan ramah terhadap lingkungan.
Honda City generasi pertama diperkenalkan pada tahun 1996, dan langsung mendapatkan sambutan dari konsumen di berbagai negara Asia, yang menginginkan sebuah sedan kecil yang ekonomis.(JL)




Label:

Sabtu, 04 Oktober 2008

Toyota Pretty sebagai Duta Toyota


Setiap agen tunggal pemegang merek (ATPM) memiliki kiat sendiri dalam memasarkan kendaraan bermotor. Salah satunya adalah dengan menggunakan sales promotion girls, yang lebih dikenal dengan singkatannya, SPG. Umumnya mereka adalah gadis-gadis muda yang cantik, menarik, dan supel, serta cerdas dalam menjawab pertanyaan konsumen tentang produk yang dijaganya di dalam pameran.

Foto: Tasya dan Lidya



Toyota Astra Motor (TAM) pun tidak terkecuali. ATPM yang menjual mobil bermerek Toyota di Indonesia itu pun menggunakannya. Namun, TAM tidak hanya menggunakan SPG untuk mempromosikan mobil-mobil bermerek Toyota, mereka juga menjadikan SPG sebagai duta Toyota.

Dalam kaitan itulah, TAM menyebut SPG yang dipekerjakannya dengan nama Toyota Pretty (baca: Pritie). Mengingat gadis-gadis itu tidak hanya bertugas sebagai SPG pada saat pameran, melainkan juga mendampingi para wartawan dalam acara test drive mobil Toyota dan menjadi model dalam sesi pemotretan (photo session), menjadi gadis payung (umbrella girls) pada acara balapan mobil yang melibatkan Toyota, serta sangat selektif menjadi model iklan Toyota.



Sesuai dengan namanya, Toyota Pretty, maka gadis-gadis yang yang dipilihpun haruslah pretty, yaitu cantik, menarik atau atraktif. Molek, dan manis. Persyaratan tambahan adalah tinggi 170 sentimeter, supel atau pandai bergaul, dan cerdas.

Umumnya para gadis itu direkrut dari siswa SMA, lulusan SMA, atau bisa juga dari kalangan mahasiswa. Yang terpenting adalah mereka belum menikah.

Toyota Pretty biasanya direkrut menjelang penyelenggaraan Indonesia International Motor Show (IIMS), yang dulu bernama Gaikindo Auto Expo, untuk menjaga stan Toyota yang biasanya paling besar. Jumlah yang direkrut biasanya sekitar 50 orang. Setelah IIMS selesai ke-50 orang itu diseleksi lagi menjadi hanya setengahnya saja. Pada tahun 2008 ini yang tersisa hanya 21 orang saja, padahal yang ideal seharusnya itu 25 orang.



Kehadiran Toyota Pretty dalam acara yang diselenggarakan TAM membuat acara berlangsung lebih semarak dan meriah. Salah satunya adalah pada acara road show, test drive, dan reli santai Toyota Yaris di dalam kota Surabaya, Jawa Timur, 22 Februari 2006.

Dalam test drive Toyota Alphard ke Bandung, 8 Agustus lalu, ikut serta dua Toyota Pretty. Mereka adalah Tasya, dan Lidya yang terpilih sebagai Miss IIMS 2008. Mereka dijadikan sebagai model dalam sesi pemotretan Toyota Alphard di kota Bandung. Dengan kehadiran kedua Toyota Pretty itu suasana test drive dan pemotretan berlangsung semarak, jauh daripada suasana kaku yang biasanya menyertai acara test drive dan sesi pemotretan itu.(JL)

Label:

Rabu, 01 Oktober 2008

Sportivitas Tinggi Massa, dan Keberuntungan Alonso

Betapa sering kita melihat bahwa mobil balap yang hebat, latihan keras, dan persiapan yang matang tidak menjamin seorang pembalap dapat menjadi juara. Peristiwa yang sama juga terjadi dalam Grand Prix SingTel Singapore Formula 1 2008 di Singapura, Minggu (28/9) lalu.
Pembalap Ferrari, Filipe Massa (Brasil), yang start pada posisi terdepan (pole position), setelah menyelesaikan 61 lap (putaran) akhirnya finish di urutan 13. Sedangkan pembalap Renault, Fernando Alonso (Spanyol), yang start pada posisi 15, akhirnya keluar sebagai juara Grand Prix SingTel Singapore Formula 1.

Foto: Alonso dan Hamilton

Lima pembalap F1 yang finish di urutan terdepan adalah Fernando Alonso (15), Nico Rosberg (Jerman), pembalap Williams-Toyota (8), Lewis Hamilton (Inggris), pembalap McLaren-Mercedes (2), Timo Glock (Jerman), pembalap Toyota (7), dan Sebastian Vettel (Jerman), pembalap Toro Rosso-Ferrari (6).




Impian buyar

Impian Felipe Massa untuk finish di urutan pertama buyar pada saat ia melakukan pit stop yang pertama. Pada saat itu, Massa yang masih memimpin di urutan pertama melihat lampu hijau tanda sudah boleh meninggalkan pit stop menyala. Ia segera memacu mobilnya, tetapi ternyata selang bahan bakar masih menempel di tangki bahan bakar mobil. Akibatnya, selang bahan bakar putus dan ikut terbawa bersama mobil. Bahan bakar sempat muncrat, beberapa kru sempat terjatuh, dan satu di antaranya bahkan terlempar.



Massa yang sudah kepalang memacu mobilnya terpaksa berhenti menjelang batas akhir lajur pit stop, dan menunggu kru Ferrari berlarian menghampiri dan dengan susah payah berusaha melepaskan selang bahan bakar tersebut. Selang bahan bakar itu akhirnya dapat dilepaskan, tetapi sudah sangat terlambat untuk menyelamatkan posisi pembalap asal Brasil itu, yang harus puas finish di tempat ke-13.

Massa pada saat itu langsung terkena drive through penalty karena dianggap meninggalkan pit stop secara berbahaya.

“Lampu hijau menyala, dan saya langsung tancap gas. Problem satu-satunya adalah problem manusia, dan lampu hijau itu menyala pada waktu yang salah,” papar Massa.

Ia menambahkan, “Kami sudah berada di posisi terdepan, mobil kami sangat cepat, kami sesungguhnya bisa finish di urutan pertama dan kedua. Namun, lomba balap adalah lomba balap. Kami hanyalah manusia, dan setiap manusia dapat melakukan kesalahan.”

“Saya bukanlah jenis orang yang akan mendatangi orang yang melakukan kesalahan, dan melabraknya. Kami memerlukan dia, kami memerlukan semua anggota tim dalam tiga lomba yang terakhir,” kata Massa.

Padahal dengan finish di urutan 13 itu, total poin antara Hamilton dan Massa yang tadinya hanya terpaut 1 poin, kini menjadi 7 poin. Namun, Massa tidak kecil hati. Dengan penuh percaya diri, ia mengatakan, “Masih ada 30 poin yang dapat diraih, dan kami mempunyai mobil yang cepat, itu adalah yang terpenting.”

Bos tim Ferrari Stefano Domenicali mengatakan, “Kami memang selalu mengalami persoalan dengan pit stop. Akan tetapi, itu tidak hanya terjadi akhir-akhir ini. Kami juga mengalaminya pada saat dengan Eddie (Irvine), dengan Michael (Schumacher), dan dengan Rubben (Barrichello), saya masih ingat itu dengan baik. Jadi tidak benar jika dikatakan, saat ini kami melakukan lebih banyak kesalahan dibandingkan dengan di masa lalu.”

“Orang itu (yang melakukan kesalahan) menangis, pada saat Massa datang untuk menghiburnya setelah lomba balap berakhir,” ujar Domenicali.



Nasib sial yang dialami Ferrari tidak berhenti pada Massa, tetapi juga merembet kepada rekan satu timnya, Kimi Raikkonen (Finlandia), yang tidak dapat mengendalikan mobilnya dan menabrak barikade pembatas di Tikungan 10, yang dikenal rawan. Padahal pada saat itu, Raikkonen berada di urutan 5, dan ia tinggal menyelesaikan 3 lap lagi.

Beruntung

Strategi Renault yang meminta Alonso untuk melakukan pit stop dini pada lap 12, ternyata sangat menguntungkan bagi pembalap Perancis itu. Mengingat pada waktu safety car masuk ke lintasan, menyusul kecelakaan yang dialami rekan satu timnya, Nelson Piquet Jr (Brasil), pada lap 13, mobil Alonso adalah satu-satunya mobil di antara 11 mobil yang berada di posisi terdepan, yang tidak perlu lagi melakukan pit stop untuk mengisi bahan bakar dan mengganti ban.

Pada saat semua mobil melakukan pit stop, Alonso berada di urutan 5 di belakang Nico Rosberg, Jarno Trulli (Italia), Giancarlo Fisichella (Force India-Ferrari), dan Robert Kubica (BMW Sauber).



Namun, Rosberg dan Kubica (Polandia) terkena stop-go penalty karena melakukan pit stop pada saat lajur pit stop dinyatakan tertutup pada masa safety car berada di lintasan. Trulli dan Fisichella (Italia) menerapkan strategi hanya melakukan pit stop satu kali, tetapi rentang jarak antara Alonso dengan kedua pembalap itu sudah sangat jauh sehingga Alonso dapat melakukan pit stop dua kali dengan tetap menjaga jarak aman.

Urutan pertama yang diraih Alonso itu dapat diamankannya pada saat safety car masuk ke lintasan untuk kedua kalinya, ketika pembalap Force India-Ferrari, Adrian Sutil (Jerman) mengalami kecelakaan, pada saat lomba tinggal menyelesaikan 10 lap lagi. Alonso tetap berada di urutan terdepan sampai finish, diikuti Rosberg dan Hamilton.

Menyambut kemenangannya itu, Alonso mengatakan, “Saya tidak dapat mempercayainya saat ini. Saya memerlukan waktu beberapa hari untuk menyadari bahwa kami dapat menang tahun ini, mengingat kami berada sangat jauh dari orang-orang yang teratas.”

Dengan rendah hati, Alonso mengatakan, “Kami sangat tidak beruntung dalam kualifikasi kemarin (Sabtu, 27 September 2008), tetapi kami beruntung dalam lomba balapnya. Safety car sangat membantu saya hari ini (Minggu).”

Menahan diri

Kekisruhan di lajur Pit Stop yang dipicu Massa, membuat laju Hamilton agak tertahan. Ia berada di belakang pembalap Red Bull-Renault Mark Webber (Australia) dan pembalap Red Bull-Renault lainnya, David Coulthard (Inggris). Namun, Webber kemudian tidak dapat melanjutkan lomba karena mengalami kerusakan pada rumah gigi persneling (gearbox). Dan, Hamilton kemudian mendahului Coulthard, menjelang pit stop yang kedua pada lap 42, dan berada di urutan ketiga di belakang Alonso dan Rosberg.

Namun, Hamilton tidak berusaha untuk mendahului Rosberg. “Nico membalap sangat bagus, ia tidak melakukan kesalahan sedikit pun. Tidak ada gunanya saya mendahului dia.”

Hamilton memilih finish di urutan ketiga, dan meraih 6 poin, mengingat Massa tidak mendapat poin sama sekali. Dengan demikian, ia memiliki 7 poin di depan Massa. Mencoba menyusul Rosberg bisa-bisa malah mendatangkan bencana, yang berakibat Hamilton kehilangan poin.

“Naik ke podium itu merupakan hasil yang hebat. Saya cukup senang dengan perolehan 7 poin,” kata Hamilton.

Dengan memiliki 7 poin di depan Massa, dalam tiga lomba balap terakhir, yakni di Jepang, China, dan Brasil, Hamilton cukup menempati urutan finish kedua di belakang Massa untuk meraih gelar juara dunia lomba balap F1. Akan tetapi, pembalap Inggris yang berusia 23 tahun itu mengatakan, ia akan tetap berjuang keras untuk menempati urutan pertama, yang ia yakin tidak akan mudah.(JL)


Label: