Sportivitas Tinggi Massa, dan Keberuntungan Alonso
Betapa sering kita melihat bahwa mobil balap yang hebat, latihan keras, dan persiapan yang matang tidak menjamin seorang pembalap dapat menjadi juara. Peristiwa yang sama juga terjadi dalam Grand Prix SingTel Singapore Formula 1 2008 di Singapura, Minggu (28/9) lalu.
Pembalap Ferrari, Filipe Massa (Brasil), yang start pada posisi terdepan (pole position), setelah menyelesaikan 61 lap (putaran) akhirnya finish di urutan 13. Sedangkan pembalap Renault, Fernando Alonso (Spanyol), yang start pada posisi 15, akhirnya keluar sebagai juara Grand Prix SingTel Singapore Formula 1.
Foto: Alonso dan Hamilton
Lima pembalap F1 yang finish di urutan terdepan adalah Fernando Alonso (15), Nico Rosberg (Jerman), pembalap Williams-Toyota (8), Lewis Hamilton (Inggris), pembalap McLaren-Mercedes (2), Timo Glock (Jerman), pembalap Toyota (7), dan Sebastian Vettel (Jerman), pembalap Toro Rosso-Ferrari (6).
Impian buyar
Impian Felipe Massa untuk finish di urutan pertama buyar pada saat ia melakukan pit stop yang pertama. Pada saat itu, Massa yang masih memimpin di urutan pertama melihat lampu hijau tanda sudah boleh meninggalkan pit stop menyala. Ia segera memacu mobilnya, tetapi ternyata selang bahan bakar masih menempel di tangki bahan bakar mobil. Akibatnya, selang bahan bakar putus dan ikut terbawa bersama mobil. Bahan bakar sempat muncrat, beberapa kru sempat terjatuh, dan satu di antaranya bahkan terlempar.
Massa yang sudah kepalang memacu mobilnya terpaksa berhenti menjelang batas akhir lajur pit stop, dan menunggu kru Ferrari berlarian menghampiri dan dengan susah payah berusaha melepaskan selang bahan bakar tersebut. Selang bahan bakar itu akhirnya dapat dilepaskan, tetapi sudah sangat terlambat untuk menyelamatkan posisi pembalap asal Brasil itu, yang harus puas finish di tempat ke-13.
Massa pada saat itu langsung terkena drive through penalty karena dianggap meninggalkan pit stop secara berbahaya.
“Lampu hijau menyala, dan saya langsung tancap gas. Problem satu-satunya adalah problem manusia, dan lampu hijau itu menyala pada waktu yang salah,” papar Massa.
Ia menambahkan, “Kami sudah berada di posisi terdepan, mobil kami sangat cepat, kami sesungguhnya bisa finish di urutan pertama dan kedua. Namun, lomba balap adalah lomba balap. Kami hanyalah manusia, dan setiap manusia dapat melakukan kesalahan.”
“Saya bukanlah jenis orang yang akan mendatangi orang yang melakukan kesalahan, dan melabraknya. Kami memerlukan dia, kami memerlukan semua anggota tim dalam tiga lomba yang terakhir,” kata Massa.
Padahal dengan finish di urutan 13 itu, total poin antara Hamilton dan Massa yang tadinya hanya terpaut 1 poin, kini menjadi 7 poin. Namun, Massa tidak kecil hati. Dengan penuh percaya diri, ia mengatakan, “Masih ada 30 poin yang dapat diraih, dan kami mempunyai mobil yang cepat, itu adalah yang terpenting.”
Bos tim Ferrari Stefano Domenicali mengatakan, “Kami memang selalu mengalami persoalan dengan pit stop. Akan tetapi, itu tidak hanya terjadi akhir-akhir ini. Kami juga mengalaminya pada saat dengan Eddie (Irvine), dengan Michael (Schumacher), dan dengan Rubben (Barrichello), saya masih ingat itu dengan baik. Jadi tidak benar jika dikatakan, saat ini kami melakukan lebih banyak kesalahan dibandingkan dengan di masa lalu.”
“Orang itu (yang melakukan kesalahan) menangis, pada saat Massa datang untuk menghiburnya setelah lomba balap berakhir,” ujar Domenicali.
Nasib sial yang dialami Ferrari tidak berhenti pada Massa, tetapi juga merembet kepada rekan satu timnya, Kimi Raikkonen (Finlandia), yang tidak dapat mengendalikan mobilnya dan menabrak barikade pembatas di Tikungan 10, yang dikenal rawan. Padahal pada saat itu, Raikkonen berada di urutan 5, dan ia tinggal menyelesaikan 3 lap lagi.
Beruntung
Strategi Renault yang meminta Alonso untuk melakukan pit stop dini pada lap 12, ternyata sangat menguntungkan bagi pembalap Perancis itu. Mengingat pada waktu safety car masuk ke lintasan, menyusul kecelakaan yang dialami rekan satu timnya, Nelson Piquet Jr (Brasil), pada lap 13, mobil Alonso adalah satu-satunya mobil di antara 11 mobil yang berada di posisi terdepan, yang tidak perlu lagi melakukan pit stop untuk mengisi bahan bakar dan mengganti ban.
Pada saat semua mobil melakukan pit stop, Alonso berada di urutan 5 di belakang Nico Rosberg, Jarno Trulli (Italia), Giancarlo Fisichella (Force India-Ferrari), dan Robert Kubica (BMW Sauber).
Namun, Rosberg dan Kubica (Polandia) terkena stop-go penalty karena melakukan pit stop pada saat lajur pit stop dinyatakan tertutup pada masa safety car berada di lintasan. Trulli dan Fisichella (Italia) menerapkan strategi hanya melakukan pit stop satu kali, tetapi rentang jarak antara Alonso dengan kedua pembalap itu sudah sangat jauh sehingga Alonso dapat melakukan pit stop dua kali dengan tetap menjaga jarak aman.
Urutan pertama yang diraih Alonso itu dapat diamankannya pada saat safety car masuk ke lintasan untuk kedua kalinya, ketika pembalap Force India-Ferrari, Adrian Sutil (Jerman) mengalami kecelakaan, pada saat lomba tinggal menyelesaikan 10 lap lagi. Alonso tetap berada di urutan terdepan sampai finish, diikuti Rosberg dan Hamilton.
Menyambut kemenangannya itu, Alonso mengatakan, “Saya tidak dapat mempercayainya saat ini. Saya memerlukan waktu beberapa hari untuk menyadari bahwa kami dapat menang tahun ini, mengingat kami berada sangat jauh dari orang-orang yang teratas.”
Dengan rendah hati, Alonso mengatakan, “Kami sangat tidak beruntung dalam kualifikasi kemarin (Sabtu, 27 September 2008), tetapi kami beruntung dalam lomba balapnya. Safety car sangat membantu saya hari ini (Minggu).”
Menahan diri
Kekisruhan di lajur Pit Stop yang dipicu Massa, membuat laju Hamilton agak tertahan. Ia berada di belakang pembalap Red Bull-Renault Mark Webber (Australia) dan pembalap Red Bull-Renault lainnya, David Coulthard (Inggris). Namun, Webber kemudian tidak dapat melanjutkan lomba karena mengalami kerusakan pada rumah gigi persneling (gearbox). Dan, Hamilton kemudian mendahului Coulthard, menjelang pit stop yang kedua pada lap 42, dan berada di urutan ketiga di belakang Alonso dan Rosberg.
Namun, Hamilton tidak berusaha untuk mendahului Rosberg. “Nico membalap sangat bagus, ia tidak melakukan kesalahan sedikit pun. Tidak ada gunanya saya mendahului dia.”
Hamilton memilih finish di urutan ketiga, dan meraih 6 poin, mengingat Massa tidak mendapat poin sama sekali. Dengan demikian, ia memiliki 7 poin di depan Massa. Mencoba menyusul Rosberg bisa-bisa malah mendatangkan bencana, yang berakibat Hamilton kehilangan poin.
“Naik ke podium itu merupakan hasil yang hebat. Saya cukup senang dengan perolehan 7 poin,” kata Hamilton.
Dengan memiliki 7 poin di depan Massa, dalam tiga lomba balap terakhir, yakni di Jepang, China, dan Brasil, Hamilton cukup menempati urutan finish kedua di belakang Massa untuk meraih gelar juara dunia lomba balap F1. Akan tetapi, pembalap Inggris yang berusia 23 tahun itu mengatakan, ia akan tetap berjuang keras untuk menempati urutan pertama, yang ia yakin tidak akan mudah.(JL)
Pembalap Ferrari, Filipe Massa (Brasil), yang start pada posisi terdepan (pole position), setelah menyelesaikan 61 lap (putaran) akhirnya finish di urutan 13. Sedangkan pembalap Renault, Fernando Alonso (Spanyol), yang start pada posisi 15, akhirnya keluar sebagai juara Grand Prix SingTel Singapore Formula 1.
Foto: Alonso dan Hamilton
Lima pembalap F1 yang finish di urutan terdepan adalah Fernando Alonso (15), Nico Rosberg (Jerman), pembalap Williams-Toyota (8), Lewis Hamilton (Inggris), pembalap McLaren-Mercedes (2), Timo Glock (Jerman), pembalap Toyota (7), dan Sebastian Vettel (Jerman), pembalap Toro Rosso-Ferrari (6).
Impian buyar
Impian Felipe Massa untuk finish di urutan pertama buyar pada saat ia melakukan pit stop yang pertama. Pada saat itu, Massa yang masih memimpin di urutan pertama melihat lampu hijau tanda sudah boleh meninggalkan pit stop menyala. Ia segera memacu mobilnya, tetapi ternyata selang bahan bakar masih menempel di tangki bahan bakar mobil. Akibatnya, selang bahan bakar putus dan ikut terbawa bersama mobil. Bahan bakar sempat muncrat, beberapa kru sempat terjatuh, dan satu di antaranya bahkan terlempar.
Massa yang sudah kepalang memacu mobilnya terpaksa berhenti menjelang batas akhir lajur pit stop, dan menunggu kru Ferrari berlarian menghampiri dan dengan susah payah berusaha melepaskan selang bahan bakar tersebut. Selang bahan bakar itu akhirnya dapat dilepaskan, tetapi sudah sangat terlambat untuk menyelamatkan posisi pembalap asal Brasil itu, yang harus puas finish di tempat ke-13.
Massa pada saat itu langsung terkena drive through penalty karena dianggap meninggalkan pit stop secara berbahaya.
“Lampu hijau menyala, dan saya langsung tancap gas. Problem satu-satunya adalah problem manusia, dan lampu hijau itu menyala pada waktu yang salah,” papar Massa.
Ia menambahkan, “Kami sudah berada di posisi terdepan, mobil kami sangat cepat, kami sesungguhnya bisa finish di urutan pertama dan kedua. Namun, lomba balap adalah lomba balap. Kami hanyalah manusia, dan setiap manusia dapat melakukan kesalahan.”
“Saya bukanlah jenis orang yang akan mendatangi orang yang melakukan kesalahan, dan melabraknya. Kami memerlukan dia, kami memerlukan semua anggota tim dalam tiga lomba yang terakhir,” kata Massa.
Padahal dengan finish di urutan 13 itu, total poin antara Hamilton dan Massa yang tadinya hanya terpaut 1 poin, kini menjadi 7 poin. Namun, Massa tidak kecil hati. Dengan penuh percaya diri, ia mengatakan, “Masih ada 30 poin yang dapat diraih, dan kami mempunyai mobil yang cepat, itu adalah yang terpenting.”
Bos tim Ferrari Stefano Domenicali mengatakan, “Kami memang selalu mengalami persoalan dengan pit stop. Akan tetapi, itu tidak hanya terjadi akhir-akhir ini. Kami juga mengalaminya pada saat dengan Eddie (Irvine), dengan Michael (Schumacher), dan dengan Rubben (Barrichello), saya masih ingat itu dengan baik. Jadi tidak benar jika dikatakan, saat ini kami melakukan lebih banyak kesalahan dibandingkan dengan di masa lalu.”
“Orang itu (yang melakukan kesalahan) menangis, pada saat Massa datang untuk menghiburnya setelah lomba balap berakhir,” ujar Domenicali.
Nasib sial yang dialami Ferrari tidak berhenti pada Massa, tetapi juga merembet kepada rekan satu timnya, Kimi Raikkonen (Finlandia), yang tidak dapat mengendalikan mobilnya dan menabrak barikade pembatas di Tikungan 10, yang dikenal rawan. Padahal pada saat itu, Raikkonen berada di urutan 5, dan ia tinggal menyelesaikan 3 lap lagi.
Beruntung
Strategi Renault yang meminta Alonso untuk melakukan pit stop dini pada lap 12, ternyata sangat menguntungkan bagi pembalap Perancis itu. Mengingat pada waktu safety car masuk ke lintasan, menyusul kecelakaan yang dialami rekan satu timnya, Nelson Piquet Jr (Brasil), pada lap 13, mobil Alonso adalah satu-satunya mobil di antara 11 mobil yang berada di posisi terdepan, yang tidak perlu lagi melakukan pit stop untuk mengisi bahan bakar dan mengganti ban.
Pada saat semua mobil melakukan pit stop, Alonso berada di urutan 5 di belakang Nico Rosberg, Jarno Trulli (Italia), Giancarlo Fisichella (Force India-Ferrari), dan Robert Kubica (BMW Sauber).
Namun, Rosberg dan Kubica (Polandia) terkena stop-go penalty karena melakukan pit stop pada saat lajur pit stop dinyatakan tertutup pada masa safety car berada di lintasan. Trulli dan Fisichella (Italia) menerapkan strategi hanya melakukan pit stop satu kali, tetapi rentang jarak antara Alonso dengan kedua pembalap itu sudah sangat jauh sehingga Alonso dapat melakukan pit stop dua kali dengan tetap menjaga jarak aman.
Urutan pertama yang diraih Alonso itu dapat diamankannya pada saat safety car masuk ke lintasan untuk kedua kalinya, ketika pembalap Force India-Ferrari, Adrian Sutil (Jerman) mengalami kecelakaan, pada saat lomba tinggal menyelesaikan 10 lap lagi. Alonso tetap berada di urutan terdepan sampai finish, diikuti Rosberg dan Hamilton.
Menyambut kemenangannya itu, Alonso mengatakan, “Saya tidak dapat mempercayainya saat ini. Saya memerlukan waktu beberapa hari untuk menyadari bahwa kami dapat menang tahun ini, mengingat kami berada sangat jauh dari orang-orang yang teratas.”
Dengan rendah hati, Alonso mengatakan, “Kami sangat tidak beruntung dalam kualifikasi kemarin (Sabtu, 27 September 2008), tetapi kami beruntung dalam lomba balapnya. Safety car sangat membantu saya hari ini (Minggu).”
Menahan diri
Kekisruhan di lajur Pit Stop yang dipicu Massa, membuat laju Hamilton agak tertahan. Ia berada di belakang pembalap Red Bull-Renault Mark Webber (Australia) dan pembalap Red Bull-Renault lainnya, David Coulthard (Inggris). Namun, Webber kemudian tidak dapat melanjutkan lomba karena mengalami kerusakan pada rumah gigi persneling (gearbox). Dan, Hamilton kemudian mendahului Coulthard, menjelang pit stop yang kedua pada lap 42, dan berada di urutan ketiga di belakang Alonso dan Rosberg.
Namun, Hamilton tidak berusaha untuk mendahului Rosberg. “Nico membalap sangat bagus, ia tidak melakukan kesalahan sedikit pun. Tidak ada gunanya saya mendahului dia.”
Hamilton memilih finish di urutan ketiga, dan meraih 6 poin, mengingat Massa tidak mendapat poin sama sekali. Dengan demikian, ia memiliki 7 poin di depan Massa. Mencoba menyusul Rosberg bisa-bisa malah mendatangkan bencana, yang berakibat Hamilton kehilangan poin.
“Naik ke podium itu merupakan hasil yang hebat. Saya cukup senang dengan perolehan 7 poin,” kata Hamilton.
Dengan memiliki 7 poin di depan Massa, dalam tiga lomba balap terakhir, yakni di Jepang, China, dan Brasil, Hamilton cukup menempati urutan finish kedua di belakang Massa untuk meraih gelar juara dunia lomba balap F1. Akan tetapi, pembalap Inggris yang berusia 23 tahun itu mengatakan, ia akan tetap berjuang keras untuk menempati urutan pertama, yang ia yakin tidak akan mudah.(JL)
Label: Grand Prix F1
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda