Rabu, 17 September 2008

Konsumen Biasa Pun Bisa Jadi ”Pembalap”

Yukihiko Yaguchi
Chief Engineer
Lexus Development Center
Toyota Motor Corporation

Yukihiko Yaguchi yang berada di balik pengembangan Lexus IS F mengisahkan, sejak bergabung dengan Toyota Motor Corporation 30 tahun lalu, ia berobsesi membuat mobil yang ingin ia kendarai dan ingin ia miliki, yakni mobil sport berperforma tinggi, responsif, dan nyaman dikendarai.

Semasa bertugas di Lexus, Yaguchi turut serta mempersiapkan kelahiran sedan mewah papan atas Lexus LS, Toyota Supra yang menggunakan turbocharger, serta sedan sport pertama Lexus GS. Namun, tidak satu pun di antara mobil-mobil itu memenuhi ”kriteria tentang mobil yang ingin dimilikinya”.

Dalam 15 tahun terakhir, ia terus memikirkan tentang sebuah mobil super berpenggerak empat roda (all wheel drive) dengan tenaga besar, pengendalian seperti mobil balap, dan tenaga rem ekstra (untuk memberhentikan mobil).
Pendeknya, di dalam benaknya ia membayangkan tentang sedan sport premium yang menawarkan kenyamanan, kecanggihan (sophistication), dan performa yang setara atau bahkan dapat mengalahkan mobil Eropa dalam kelas yang sama.

Akhirnya, ia lelah menunggu. Ia memutuskan untuk maju dan mencari cara untuk membangun mobil sebagaimana yang dicita-citakannya. Posisinya di Brand Strategy Department di Lexus Center, Toyota Motor Corporation, memudahkan dirinya mewujudkan cita-citanya.



Tahun 2004, mulailah ia menggarap Lexus IS F. Pilihannya jatuh pada mesin double over-head camshaft (DOHC), 5.0 Liter, V8, yang lewat rekayasa Yamaha meningkat tenaganya. Kendati tetap efisien dalam mengonsumsi bahan bakar dan ramah lingkungan.
Fuji Speedway merupakan sirkuit bagi pengembangan Lexus IS F. Berbagai penyempurnaan dilakukan pada saat Lexus IS F diuji coba di Fuji Speedway, mulai dari stabilitas saat menikung, penyetiran atau pengendalian yang presisi, efisiensi pengereman, sampai akselerasi di lintasan lurus.

Dan, untuk mengecek segala sesuatu tentang Lexus IS F sudah benar, Yaguchi dan timnya mencoba Lexus IS F di berbagai lintasan balap, antara lain, Nurburgring Nordschleife di Pegunungan Eiffel, Jerman, Sirkuit Paul Ricard di Perancis selatan, Sirkuit Zolder di Belgia, dan Laguna Seca Raceway di California, Amerika Serikat.

Hasilnya adalah Lexus IS F yang berakselerasi secara mulus, pengendalian yang presisi, stabilitas prima, nyaman, dan mudah dikendarai. Itu sebabnya, menjawab pertanyaan wartawan, Yaguchi mengatakan, dengan mengendarai Lexus IS F, seorang konsumen biasa pun bisa jadi pembalap, dalam arti konsumen biasa dapat memacu mobilnya di sirkuit sebagaimana layaknya seorang pembalap.
Mengenai suara deruman mesin yang menyeruak ke dalam kabin saat pedal gas diinjak sampai ke lantai, menurut Yaguchi, itu disengaja untuk menimbulkan sensasi pada pengendara dan penumpang.



Walaupun Lexus IS F dikembangkan sebagai mobil sport berperforma tinggi, tetapi mobil tersebut tetap dapat digunakan untuk penggunaan sehari-hari. Apalagi, Lexus IS F juga dilengkapi dengan sistem penyejuk udara terkini dan sistem tata suara premium yang dilengkapi 13 speaker.

Dalam mengembangkan Lexus IS F, Yaguchi menggunakan Porsche 911 sebagai benchmark. Mobil sport papan atas buatan Jerman itu andal digunakan sebagai mobil sport berperforma tinggi dan juga dapat digunakan sebagai mobil untuk penggunaan sehari-hari.

Mengenai apa arti huruf F di belakang IS, tidak ada jawaban yang pasti. Mengingat F itu bisa melambangkan bentuk tikungan pertama di Fuji Speedway, atau bisa juga diartikan sebagai kependekan dari fast (cepat) atau fun (mengasyikkan), fascinating (memunculkan pesona), atau formula. (JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 16 September 2008, halaman 35


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda