Minggu, 31 Agustus 2008

Santai Sejenak Bersama Mazda CX9


Hari Jumat, 15 Agustus 2008. Pagi itu jam menunjukkan pukul 10.30. Ajakan untuk bermain boling sulit untuk dilewatkan, apalagi ada libur panjang pada 16, 17, dan 18Agustus 2008. Di area parkir, terparkir rapi CX9, sport utility vehicle full size dari Mazda yang mengadopsi sosok sebuah coupe, mobil berpintu dua.
Mobil dibuka dengan menggunakan remote control yang menyatu dengan kunci kontak. Kunci kontak dimasukkan ke dalam tempatnya dan mesin dihidupkan. Suara mesin berkapasitas 3.7 Liter, 6 silinder dalam konfigurasi V (V6) terdengar halus di dalam kabin.
Pedal rem diinjak, tangkai persneling otomatik dipindahkan dari huruf P (parking) ke huruf D (drive), dan kaki dipindahkan dari pedal rem ke pedal gas (akselerator). Injakan lembut pada pedal gas membuat CX9 meluncur perlahan ke luar area parkir, membaur dengan kendaraan lain di jalan raya.


CX9 pun dipacu ke arena boling di pusat perbelanjaan Plaza Senayan. Suara mesin tetap terdengar halus di kabin kendati mobil dipacu dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Bahkan, ketika mobil sempat dipacu sampai 120 kilometer per jam, kesenyapan di dalam kabin tetap terjaga.

Tenaga maksimum mesin sebesar 275 PK pada 6.250 rpm dan torsi maksimum sebesar 366 Nm pada 4.250 rpm disalurkan ke empat roda melalui persneling otomatik dengan 6 tingkat kecepatan yang dilengkapi Activematic (sejenis tiptronic). Dengan Activematic, pengendara dapat menaikkan atau menurunkan gigi persneling secara manual.

Dengan posisi tangkai persneling pada huruf D saja, akselerasi CX9 sudah cukup cepat untuk sebuah SUV. Apalagi jika pengendara akrab dengan mobil yang menggunakan persneling otomatik. Namun, jika akselerasi dianggap kurang cepat, pengendara tinggal memindahkan tangkai persneling ke posisi manual, dan menaikkan dan menurunkan gigi persneling secara manual sesuai irama (pace) yang diinginkan.

Pagi itu kondisi lalu lintas agak lengang sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk sampai di Plaza Senayan. Jam menunjukkan pukul 10.50, pada saat mobil diparkir di lantai IV Plaza Senayan.

Setelah memesan minum dan bercakap-cakap sejenak, permainan boling pun dimulai. Mengingat yang berkumpul ada enam orang, maka dibentuklah dua kelompok.
Tak terasa jam telah menunjukkan pukul 13.15. Rasa lapar pun mulai muncul. Tanpa perdebatan panjang, diputuskanlah untuk makan siang di Rustique, X2 Plaza Senayan, yang terkenal dengan berbagai ragam pilihan steak dan wine-nya.

Namun, waktu tampaknya tidak berpihak pada kami, sekitar pukul 14.30 ada telepon dari kantor yang menyatakan ada rapat penting yang harus dihadiri. Acara kebersamaan pun terpaksa diakhiri, dengan janji akan menghabiskan malam bersama-sama.

Menonjol kesenyapannya
Mazda CX9 yang berukuran panjang 5,074 meter dan lebar 1,936 meter (bandingkan dengan Mazda CX7 yang berukuran panjang 4,665 meter dan lebar 1,871 meter) ke luar dari gedung parkir Plaza Senayan menuju kantor di kawasan Palmerah Selatan. Mobil sempat dipacu sampai 140 kilometer per jam. Kendati posisi tangkai berada di huruf D, posisi gigi persneling yang berganti-ganti dapat dilihat di panel indikator di dashboard.



Rapat berlangsung jauh lebih lama daripada yang diperkirakan semula. Acara makan malam pun terlewatkan. Pukul 22.30, pertemuan siang tadi dilanjutkan kembali, kali ini dalam keadaan yang jauh lebih santai. Tepatnya di dalam kabin CX9 yang memang menonjol kesenyapannya. Suara alunan musik pun terdengar lebih jernih di telinga walau mobil dipacu dengan kecepatan tinggi.

Setelah mengelilingi sebagian wilayah Jakarta lewat jalan dalam tol Ibu Kota, maka dicarilah tempat nongkrong untuk berbincang-bincang sambil minum minuman ringan di Bistro Deliverance, fX, tepatnya di balkon bagian luar, di udara terbuka. Beruntung ada tempat nongkrong yang buka sampai dini hari, tepatnya sampai pukul 03.00, pada akhir pekan, atau menjelang hari libur.

Walaupun terbilang bongsor, sosok Mazda CX9 sama sekali tidak sulit dikendarai dan diparkir di area parkir bawah tanah di pusat perbelanjaan fX, di pojok Pintu I Senayan, yang jalan masuk dan keluarnya tergolong agak sempit. Tidak diperlukan waktu yang lama atau bahkan bantuan dari petugas satuan pengamanan yang berjaga-jaga di area parkir.

Bagi yang tidak biasa mengendarai mobil bersosok besar, jangan khawatir karena varian Mazda CX9 yang dijual di Indonesia akan dilengkapi dengan serangkaian sensor parkir yang akan memudahkan Anda parkir.

Konsep zoom-zoom (atau dalam bahasa Indonesia, brem… brem, suara mesin mobil yang gas) yang diartikan sebagai mobil yang berorientasi pada pengendara (driver’s car) benar-benar menyatu dengan mobil-mobil keluaran Mazda yang dinamis dan mudah dikendalikan.

Dengan serangkaian perangkat keamanan (safety) pasif dan aktif yang melengkapi CX9, mobil keluaran terbaru Mazda itu termasuk mobil yang aman dikendarai. Belum lagi, CX9 juga dilengkapi dengan electronic stability program (ESP) yang menjamin mobil itu tetap melintas di jalurnya. ESP akan segera mengantisipasi jika mobil mengalami oversteer atau understeer.
Oversteer adalah keadaan di mana saat mobil menikung, roda belakang cenderung slip keluar dari lintasan normal. Dan, jika mobil mengalami oversteer, ESP segera mengoreksinya dengan menerapkan rem pada roda depan bagian luar.

Sedangkan understeer adalah keadaan di mana saat menikung, roda depan cenderung slip keluar dari lintasan normal. Jika mobil mengalami understeer, ESP segera mengoreksinya dengan menerapkan rem pada roda belakang bagian dalam.

Bagaimana dengan konsumsi bahan bakar Mazda CX9? Klaim pabrik menyebutkan untuk penggunaan di dalam kota, Mazda CX9 mengonsumsi 14,1 liter bensin untuk menempuh perjalanan sejauh 100 kilometer, atau 1 liter untuk menempuh perjalanan sejauh 7 kilometer. Sedangkan untuk penggunaan keluar kota dengan kecepatan konstan, CX9 mengonsumsi 9,7 liter untuk 100 kilometer, atau 1 liter untuk 10,3 kilometer. Dengan demikian, secara rata-rata CX9 mengonsumsi 1 liter bensin untuk menempuh perjalanan sejauh 8,65 kilometer. (JL)


Label:

1 Komentar:

Blogger Ruben Su mengatakan...

ini mobil mazda paling keren tapi sayang kurang laku :(
https://www.money.id/finance/first-jobber-lebih-butuh-asuransi-kesehatan-atau-jiwa-160923x.html

21 September 2020 pukul 20.48  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda