Kamis, 07 Agustus 2008

XTrail dengan Persneling Baru


Tanggal 1 Agustus 2008. Pagi itu jam menunjukkan waktu pukul 07.20. Di pelataran parkir McDonald’s, Pondok Indah, terparkir satu unit Nissan XTrail 2.5 Baru. Walaupun mobil adalah XTrail model terbaru, selintas mobil itu terlihat mirip dengan pendahulunya. Jika diperhatikan dengan saksama, barulah terlihat bahwa XTrail baru itu mengalami perubahan di sana-sini.
Itu adalah unit yang akan diuji coba untuk melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Agak terlambat memang, tetapi karena ketiadaan waktu, mobil yang diluncurkan di Indonesia International Motor Show 2008, 11 Juli, itu baru sempat diuji coba hari Jumat lalu.


Pukul 08.30, perjalanan ke Bandung dimulai. XTrail baru menggunakan smart key. Untuk menghidupkan mesin, pengendara tinggal memutar tombol di tempat yang biasanya digunakan untuk memasukkan kunci kontak. Sama seperti pendahulunya, XTrail 2.5 Baru pun hanya menggunakan persneling otomatik.

Namun, berbeda dengan XTrail pendahulunya yang menggunakan persneling otomatik konvensional, XTrail Baru menggunakan continuously variable automatic transmission (CVT), yang dilengkapi dengan tiptronic yang di Nissan diberi nama M-Mode. Dengan M-Mode, pengendara dimungkinkan untuk menaikkan atau menurunkan gigi persneling secara manual.
CVT menjamin akselerasi berlangsung tanpa entakan. Setelah menginjak pedal rem dan memindahkan tangkai persneling dari huruf P (parking) ke huruf D (drive), mobil pun meluncur meninggalkan pelataran parkir McDonald’s, Pondok Indah. Tak sampai 5 menit, mobil memasuki Gerbang Tol Pondok Indah. Setelah membayar tiket tol sebesar Rp 6.000, mobil pun dipacu cepat. Karena lalu lintas di jalan tol lengang, tanpa banyak kesulitan, mobil dipacu sampai 140 kilometer per jam.

Terasa bahwa mesin berkapasitas 2.5 Liter (2.488 cc), 4 silinder segaris, 16 katup (4 katup per silinder), double over-head camshaft (DOHC), yang dilengkapi dengan continuously variable valve timing control (CVTC) dan electronic concentrated engine control system (ECCS), itu menyimpan tenaga yang sangat besar, yang siap disalurkan ke roda depan.

Indikator bensin menunjukkan angka di bawah seperempat. Itu sebabnya diputuskan untuk mengisi bensin di area peristirahatan Kilometer 19 di Bekasi Timur, Jawa Barat. Apalagi kebetulan teman yang akan bergabung dalam uji coba Nissan XTrail itu menunggu di kios kopi Starbucks yang berlokasi di sana. Bahan bakar yang digunakan XTrail 2.5 Baru adalah premium mengingat rasio kompresi mesin yang disandangnya hanya 1 : 9,6. Setelah tangki bensin yang berkapasitas 65 liter terisi penuh, perjalanan ke Bandung pun dimulai.

Akselerasi berlangsung dengan halus. Tidak terasa, jarum spidometer telah menunjukkan angka 110 kilometer per jam. Ingin rasanya memacu kecepatan lebih tinggi, tetapi itu tidak mungkin dilakukan karena lalu lintas di Tol Cikampek pagi itu sangat padat.

Namun, jangan khawatir, jika Anda menginginkan pengendaraan yang lebih macho atau Anda memerlukan engine brake saat melaju di turunan, Anda tinggal mengoperasikan M-Mode dengan menggeser tangkai persneling yang berada di huruf D ke kanan untuk mengoperasikan persneling secara manual. Begitu tangkai persneling digeser ke kanan, angka gigi persneling yang sedang digunakan muncul pada indikator panel meter dan Anda tinggal menurunkan gigi persneling untuk berakselerasi secara keras.

Berbeda dengan saat tangkai persneling berada di huruf D, di mana akselerasi berlangsung dengan halus, pada saat M-Mode dioperasikan, pergantian gigi persneling diikuti dengan entakan, yang menimbulkan sensasi tersendiri.

Begitu mobil membelok ke kiri memasuki Tol Cipularang di wilayah Sadang, kecepatan mobil dapat dipacu lebih tinggi karena jalan kosong. Angka 164 kilometer per jam pun sempat disentuh. Alasan keamanan yang membuat mobil dijalankan pada kecepatan rata-rata 100 kilometer per jam.


Mobil yang menyandang mesin yang menghasilkan tenaga maksimum 125 kW pada 6.000 rpm dan torsi maksimum 226 Nm pada 4.400 rpm itu dilengkapi dengan antilock brake system (ABS), electronic brake-force distribution (EBD), dan brake assist (BA), serta rem cakram berventilasi pada roda depan dan belakang.

Pengendalian XTrail 2.5 Baru cukup baik walaupun pada beberapa bagian Tol Cipularang permukaannya bergelombang. Suspensi mobil itu pun cukup baik berkat penggunaan McPherson strut di depan dan multi-link strut di belakang.
Keluar dari pintu Tol Pasteur, Bandung, mobil membelok ke kiri sebelum lampu lalu lintas (traffic light) menuju ke arah The Ranch, Lembang.

Walaupun lalu lintas cukup padat, XTrail 2.5 Baru tidak mengalami kesulitan dalam mengatasinya. Apalagi penggunaan persneling otomatik membuat kaki tidak pegal karena harus menginjak dan melepas pedal kopling.

Dari sana perjalanan dilanjutkan ke Kampung Daun dan akhirnya berhenti di restoran The Peak untuk makan siang dan bersantai. Namun, karena keterbatasan waktu, pukul 14.00, mobil kembali ke Jakarta.(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 8 Agustus 2008, halaman 38

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda