Minggu, 20 Juli 2008

Mitsubishi Perkuat Citra di IIMS 2008



Sebagai mobil penumpang (passenger car), di Indonesia nama
Mitsubishi tidaklah setenar nama Toyota atau Honda. Akan tetapi, di
dunia internasional, terutama di arena reli, nama Mitsubishi sangatlah
harum.
Mitsubishi Pajero-Montero beberapa tahun terakhir selalu keluar
sebagai juara reli terganas dunia, Reli Dakar, demikian juga dengan
Mitsubishi Evolution yang memiliki nama besar di rangkaian seri World
Rally Championship (WRC).


Sebagai perusahaan pembuat mobil, Mitsubishi bukanlah nama baru.
Mitsubishi Model A, mobil penumpang buatan Jepang pertama yang
diproduksi secara massal, diperkenalkan pada tahun 1917, tepatnya 91
tahun lalu. Namun, nama Mitsubishi sebagai perusahaan pembuat mobil
pada masa itu tidaklah menonjol, terutama di luar Jepang.

Nama Mitsubishi lebih dulu dikenal dunia justru melalui pesawat-
pesawat tempur buatannya, Mitsubishi A6M, dalam Perang Pasifik (1941-
1945). Pesawat tempur Mitsubishi A6M, yang oleh penerbang-penerbang
Sekutu dikenal dengan nama Zero, merupakan salah satu pesawat tempur
terbaik di dunia yang berpangkalan di kapal induk. Kemampuan manuver
pesawat-pesawat tempur Zero buatan Mitsubishi sangat ditakuti oleh
penerbang-penerbang Sekutu.

Di Indonesia, kiprah mobil Mitsubishi pertama kali dikenal melalui
jip Mitsubishi yang sosoknya mirip jip Willys pada awal tahun 1970-an
dan kemudian melalui Mitsubishi Colt T120 yang merajai jalan-jalan di
Indonesia. Bahkan, minibus Mitsubishi Colt T120, yang tangguh dan
andal, menggantikan peran opelet yang berbasis suburban Chevrolet di
jalan-jalan di pegunungan.

Pada tahun 1970-an dan 1980-an, mobil penumpang Mitsubishi,
seperti Galant dan Lancer, sempat populer meskipun tetap di bawah
kepopuleran mobil penumpang Toyota, seperti Corolla dan Corona, atau
Honda, seperti Civic dan Accord.

Pada tahun 1990-an ke atas, walaupun Lancer dan Galant, yang
sempat menggunakan nama Eterna, tetap hadir, jumlahnya jauh di bawah
mobil penumpang yang dipasarkan Toyota dan Honda.

Mitsubishi kemudian juga memperkenalkan Grandis yang berkategori
multi-purpose vehicle (MPV). Walaupun tidak persis sama, Grandis
bermain di segmen yang juga ditempati Toyota Innova serta Nissan
Serena dan Mazda5.

Nama Mitsubishi di negeri ini justru melambung karena ketangguhan
dan keandalan mobil-mobil komersialnya, terutama L300 dan truk Fuso
kategori 2 ton. Truk Fuso kategori 2 ton yang populer dengan sebutan
Kepala Kuning merajai segmen truk kategori 2 ton.

Kepopuleran mobil-mobil komersial Mitsubishi sulit dilawan. Hal
itu juga terlihat pada saat L200 Strada masuk ke segmen minitruk
berkabin ganda pada tahun 2002. Mitsubishi L200 Strada langsung
mendominasi segmen yang juga ditempati oleh Ford Ranger, Isuzu D-Max,
Mazda B50, Toyota Hilux, dan Nissan Frontier Navara.

Mobil penumpang
Untuk memperkuat citra Mitsubishi pada kategori mobil penumpang,
dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) 2008, PT Krama Yudha
Tiga Berlian Motors (KTB) yang menjadi agen tunggal pemegang merek
Mitsubishi di Indonesia menghadirkan, antara lain, Lancer EX 2.0 GT
dan Lancer Evolution bersama dengan Concept CX, Pajero, i-MiEV, serta
L200 Strada Triton Exceed dan Grandis GT.

Lancer Evolution yang diluncurkan di Jepang pada bulan Oktober
2007 merupakan generasi terbaru Lancer Evolution yang memiliki nama
besar di WRC. Itu sebabnya Lancer Evo-10 disebut sebagai sedan
berperforma sport yang dipersenjatai dengan penggerak empat roda (4WD).

Lancer Evolution menyandang mesin 2.0 Liter (1.998 cc), 4 silinder
segaris, 16 katup (4 katup per silinder), double over-head camshaft
(DOHC), Mitsubishi Innovative Valve Timing Electronic Control (MIVEC),
dan diperkuat turbocharger yang dilengkapi intercooler. Mesin itu
menghasilkan tenaga maksimum 293 PK pada 6.500 rpm dan torsi maksimum
366 Nm pada 3.500 rpm. Tenaga dan torsi mesin itu disalurkan ke
keempat roda melalui persneling otomatik dengan 6 tingkat kecepatan
yang dilengkapi tiptronic, yang dioperasikan dengan kopling ganda,
atau nama kerennya twin clutch super shift transmission (TC-SST).

Itu belum semua. Juga tersedia 3 mode pada TC-SST untuk
menyesuaikan perpindahan gigi persneling dengan kecepatan dan respons
akselerasi yang berbeda, yakni normal, sport, dan supersport.

Lancer Evolution sarat dengan perangkat keamanan aktif dan pasif.
Mobil itu dilengkapi sejenis electronic stability program (ESP) yang
diberi nama super all wheel control (S-AWC). S-AWC mencakup antilock
brake system
(ABS), active stability control (ASC), active center
differential
(ACD), dan active yaw control (AYC). Bukan itu saja,
selain kerangka bodi yang diperkuat, mobil itu juga dilengkapi dengan
8 bantalan udara (airbag) dan remcakram di keempat roda. ABS dipadu
dengan electronic brake-force distribution (EBD).

Semua itu menjadikan Lancer Evolution bukan hanya merupakan mobil
yang berperforma sport, tetapi juga mobil yang nyaman dan aman dalam
melindungi pengendara dan penumpangnya.



Bersama dengan Lancer Evolution juga dipajang Lancer EX 2.0 GT,
yang merupakan varian produksi massal dari Lancer Evolution. Sama
seperti Lancer Evolution, Lancer EX 2.0 GT juga menggunakan mesin 2.0
Liter (1.998 cc), 4 silinder segaris, 16katup, DOHC, dan MIVEC.

Namun, performa mesinnya disesuaikan dengan peruntukannya sebagai
kendaraan penumpang untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Tenaga
maksimum yang dihasilkan 153 PK pada 6.000 rpm dan torsi maksimum 199
Nm pada 4.250 rpm.

Tenaga dan torsi mesin itu disalurkan ke roda depan melalui
persneling otomatik dengan 6 tingkat kecepatan yang berbasis
continuously variable transmission (CVT) sehingga perpindahan gigi
persneling berlangsung mulus, tanpa terputus dan tanpaentakan.
Perpindahan gigi persneling juga dapat dilakukan secara manual. Lancer
EX 2.0 GT juga dilengkapi dengan mode sport.

Lancer EX 2.0 GT menggunakan rem cakram di keempat roda, memadukan
ABS dan EBD, dan dilengkapi dua bantalan udara untuk pengendara dan
penumpang depan.

Lewat kehadiran dua sedan itu, Mitsubishi ingin menggarisbawahi
ketangguhan dan keandalan kendaraan penumpang yang diproduksinya, yang
tidak kalah bila dibandingkan dengan merek mobil Jepang lainnya.(JL)

Artikel ini juga dimuat di harian Kompas, 17 Juli 2008, halaman 35


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda