Rabu, 30 Januari 2008

Audi R8 Bermesin Diesel



Merasa belum cukup dengan mesin andalannya, 4.2 Liter, 8 silinder
dalam konfigurasi V (V8) FSI, yang menempatkannya dalam jajaran mobil
sport terpanas pada tahun 2008 ini, Audi R8 mengeluarkan varian yang
menyandang mesin diesel.

Audi R8 diesel yang diperkenalkan di Detroit Motor Show 2008
pertengahan Januari lalu barulah merupakan mobil konsep. Selintas
bentuknya tidak berbeda dengan Audi R8 V8 FSI, tetapi jika
diperhatikan secara saksama terlihat bahwa sosok Audi R8 diesel lebih
gagah dan kokoh.



Tidak tanggung-tanggung, mesin diesel yang dipilih adalah mesin
diesel 6.0 Liter, V12, injektor bahan bakar commonrail, dan diperkuat
dua turbocharger (bi-turbo) yang dikembangkan dari mesin diesel mobil
balap Audi R10 yang digunakan dalam Lomba Ketahanan 24 Jam Le Mans.

Mesin yang sama juga terpilih untuk melengkapi varian Audi Q7,
yang berkategori sport utility vehicle (SUV), pada akhir September
2006. Setelah sukses di Audi Q7, kini mesin yang sama juga
dipasangkan pada Audi R8 diesel.

Mesin 6.0 Liter, V12, commonrail yang diperkuat dua turbocharger
itu menghasilkan tenaga maksimum 498 PK dan torsi maksimum 1.000 Nm
yang disalurkan keempat roda melalui persneling otomatik dengan 6
tingkat kecepatan, yang dilengkapi dengan tiptronic.



Tenaga dan torsi mesin sebesar itu sanggup melesatkan Audi R8
dari 0-100 kilometer per jam dalam waktu 4,2 detik, serta kecepatan
maksimumnya hampir mendekati 300 kilometer per jam.

Hebatnya, mesin diesel yang disandang Audi R8 itu sudah memenuhi
standar emisi sesuai dengan Euro 6 (EU6) yang baru akan diterapkan
pada tahun 2014. Itu berkat penggunaan commonrail, filter partikel
ganda, dan sistem emisi ultra rendah yang baru. Dan, penggabungan
aluminium ringan dengan space frame aluminium pada mobil yang
menempatkan mesin di bagian tengah itu menjadikan bobot mobil bisa
ditekan sampai ke titik minimum.



Mesin diesel V12 yang panjangnya 68,4 sentimeter dan ditempatkan
di belakang sandaran kursi tampak jelas dari luar karena mesin
tersebut menggunakan tutup dari kaca tembus pandang.(JL)


Artikel ini dimuat
di harian Kompas 25 Januari 2008, halaman 51




Label:

Jumat, 25 Januari 2008

Persneling Otomatik Tak Perlu Ditakuti


Akhir-akhir ini ada dua mobil terjun dari tempat parkir bertingkat, kebetulan kedua mobil itu berpersneling otomatik. Tidak heran jika kemudian muncul pertanyaan, apakah mengendarai mobil dengan persneling otomatik lebih berbahaya daripada mengemudikan mobil dengan persneling manual?

Sesungguhnya pertanyaan seperti itu tidak perlu muncul, mengingat mengendarai mobil dengan persneling otomatik itu sama tidak berbahaya atau sama berbahayanya dengan mengendarai mobil dengan persneling manual. Yang menentukan orang yang duduk di belakang setir. Persoalannya hanya soal biasa atau tidak biasa?



Bagi pengendara pemula atau orang yang sama sekali tidak dapat mengendarai mobil, belajar menggunakan mobil dengan persneling otomatik lebih mudah. Mengingat ia hanya perlu meletakkan atau mengistirahatkan kaki kiri di tempat injakan kaki (foot rest), dan menggunakan kaki kanan untuk menginjak pedal gas (akselerator) atau menginjak pedal rem.

Pada mobil dengan persneling otomatik, dalam keadaan idle (pedal gas tidak diinjak) gas sudah cukup besar sehingga apabila tangkai persneling diletakkan di D (drive), mobil sudah akan melaju. Itu sebabnya, sebagai pengaman, mesin tidak dapat dihidupkan jika pedal rem tidak diinjak. Pedal rem harus tetap diinjak setelah mesin hidup. Sebab, jika tidak, tangkai persneling tidak dapat dipindahkan dari huruf P (parking) ke huruf D.

Setelah mobil melaju, konsentrasi pengendara terpusat pada setir dan rem. Ia sama sekali tidak perlu menginjak pedal kopling dan melepaskan injakannya saat menaikkan atau menurunkan gigi persneling seperti orang yang mengendarai mobil dengan persneling manual.
Dengan demikian, pada saat belajar, pemula tidak akan mengalami mesin mati karena injakan di pedal gas terlalu lembut saat injakan di pedal kopling dilepaskan, atau saat melepaskan kopling terlalu cepat, atau saat terlambat menurunkan gigi persneling ketika mobil melaju perlahan. Bahkan, mesin tidak akan mati saat mobil menanjak.

Jika terjebak di tengah kemacetan lalu lintas, menggunakan mobil dengan persneling otomatik lebih enak karena kaki kiri tidak perlu menginjak dan melepaskan pedal kopling, yang semakin lama semakin terasa berat.

Sedangkan pengendara yang sudah mahir mengemudikan mobil dengan persneling manual, ketika mengendarai mobil dengan persneling otomatik mungkin sedikit lebih repot. Ia harus membiasakan diri untuk tidak menggunakan atau mengistirahatkan kaki kirinya. Mengingat pada mobil dengan persneling manual, pengendara menggunakan kaki kanan untuk menginjak pedal gas atau pedal rem, sedangkan kaki kiri digunakan untuk menginjak dan melepaskan pedal kopling. Akibatnya, pada tahap awal, tidak jarang pengendara akan menginjak rem dengan kaki kiri.

Sebagai analogi, mengendarai mobil dengan persneling otomatik sama seperti mengendarai skuter otomatik (skutik). Tinggal menarik handel rem dengan tangan kiri dan tekan tombol start untuk menghidupkan mesin. Setelah itu tinggal lepaskan handel rem, putar handel gas dengan tangan kanan, dan skutik melaju. Selama perjalanan, pengguna skutik hanya menggunakan tangan kiri dan tangan kanan. Menarik handel rem belakang dengan tangan kiri dan handel rem depan dengan tangan kanan. Selama perjalanan, pengendara tidak perlu menaikkan atau menurunkan gigi persneling. Kedua kaki praktis menganggur. Perbedaannya dengan mobil dengan persneling otomatik hanyalah skutik tidak memiliki gigi persneling mundur.



Fungsi huruf dan angka

Pada mobil dengan persneling otomatik, untuk maju, pengendara tinggal memindahkan tangkai persneling ke huruf D, mundur huruf R (reverse), netral (N), dan untuk parking (P). Di luar keempat huruf itu ada pula angka 3, 2, 1 atau L, atau hanya 2, 1 atau L (tergantung merek mobilnya). Atau huruf S (Sport) apabila pengendara menginginkan performa sport, di mana putaran mesin per menit menjadi lebih tinggi.

Angka-angka itu diperlukan pada saat ingin mengurangi kecepatan dengan mesin (engine brake) saat melaju di turunan. Pada saat dirasakan mobil melaju terlalu cepat di turunan, maka tangkai persneling tinggal dipindahkan ke angka 2 (sama dengan gigi persneling 2 pada mobil dengan persneling manual). Bahkan kalau perlu pindahkan ke angka 1 jika turunan itu sangat curam. Angka 2 dan 1 juga digunakan pada saat mobil memerlukan tenaga besar, tetapi tetap melaju perlahan di jalan tanah atau kondisinya agak berlumpur.

Kekhawatiran mobil dengan persneling otomatik tidak kuat menanjak juga tidak perlu terjadi. Yang diperlukan hanyalah melakukan kickdown (menginjak pedal gas dalam-dalam) pada saat putaran mesin menurun. Dengan demikian, gigi persneling akan turun sehingga putaran mesin naik kembali dan mobil akan menanjak dengan baik. Sebaiknya, pengendara tahu torsi maksimum mesin mobilnya dicapai pada putaran mesin berapa? Umumnya, torsi maksimum mesin mobil dicapai pada 4.000 rpm. Karena itu, menjaga putaran mesin pada 4.000 rpm adalah cara terbaik saat menanjak. Ini juga berlaku bagi mobil dengan persneling manual.

Namun, jika tidak mau repot, bisa juga tuas persneling dipindahkan dari D ke angka 3 atau 2. Dan, setelah kecepatan bertambah tinggi, tangkai persneling dikembalikan ke huruf D.
Pada mobil dengan persneling otomatik yang dilengkapi tiptronic, termasuk Honda Jazz dan Honda City, segalanya lebih mudah. Mengingat pengendara dimungkinkan untuk menaikkan atau menurunkan gigi persneling secara manual tanpa kehadiran pedal kopling. Bahkan, pada kedua mobil tersebut gigi, persneling juga dapat dinaikkan dan diturunkan melalui tombol-tombol yang terdapat di setir.

Pada mobil yang dilengkapi tiptronic, tidak ada angka 3, 2, 1 atau L di dekat tangkai persneling, atau di setir (pada merek tertentu), yang ada hanya tanda plus (+) dan minus (-).
Dengan demikian, pada saat mobil melaju di jalan lurus, menanjak, atau menurun, pengendara tinggal memindahkan tangkai persneling ke posisi manual, atau menekan tuas di setir, untuk mengoperasikan tiptronic. Pada saat tiptronic sudah difungsikan, maka indikator di dashboard yang sebelumnya menunjukkan huruf D akan berubah menjadi angka 5, 4, 3, 2, atau 1 untuk menunjukkan pada gigi persneling berapa mobil sedang melaju. Setelah itu, pengendara tinggal menaikkan atau menurunkan gigi persneling sesuai dengan keperluan atau keinginan.

Bisa dinetralkan

Di Indonesia, pada saat areal parkir sudah penuh, sering kali petugas parkir akan meminta mobil diparkir sejajar di belakang mobil-mobil yang diparkir vertikal. Dengan demikian, petugas parkir akan meminta agar persneling mobil dinetralkan (N) dan minta rem tangan tidak ditarik sehingga mobil dapat didorong ke depan atau ke belakang apabila ada mobil yang diparkir vertikal akan keluar.

Di masa lalu, tidak mungkin bagi mobil dengan persneling otomatik memarkir mobilnya sejajar di belakang mobil yang diparkir vertikal. Mengingat kunci mobil tidak dapat dilepaskan, apabila tangkai persneling tidak dipindahkan ke huruf P. Padahal jika tangkai persneling dipindahkan ke huruf P, mesin dimatikan, dan kunci dicabut, tangkai persneling tidak dapat dipindah-pindah lagi. Selain itu, mobil juga tidak dapat didorong ke depan atau ke belakang.

Namun, masalah itu kini telah diatasi. Pada beberapa merek tertentu, persneling otomatik dilengkapi dengan lubang shiftlock, dengan demikian pengendara tinggal masukkan kunci ke dalam lubang shiftlock dan memindahkan tangkai persneling dari huruf P ke huruf N, dan mobil dapat didorong ke depan dan ke belakang.

Kekhawatiran yang tertinggal dari masa lalu adalah kalau mogok, mobil dengan persneling otomatik tidak dapat didorong, berbeda dengan mobil dengan persneling manual. Akan tetapi, itu dulu, di mana mobil belum menggunakan komputer. Kini, teknologi otomotif sudah maju sehingga mobil yang dirawat secara berkala sesuai dengan anjuran, secara teoretik tidak akan mogok mendadak. Dan, kalaupun mobil sampai mogok, pastilah mesin tidak akan hidup dengan didorong. Yang perlu dilakukan adalah menelepon layanan servis 24 jam (tergantung merek mobil), dan mereka yang akan mengurus segala sesuatunya. Mobil otomatik, siapa takut! (JL)

Artikel ini dimuat
di harian Kompas, 25 Januari 2008, halaman 50

Label:

Kamis, 24 Januari 2008

Mobil Rakyat yang Tak Lagi Terjangkau Rakyat


Pada paruh kedua tahun 2000, mulai tampak Volkswagen (VW) Beetle
versi baru lalu lalang di ruas-ruas jalan Kota Jakarta. Kehadiran
VW Beetle versi baru itu sangat menarik perhatian, selain karena
kemiripannya dengan pendahulunya, juga warnanya yang funky (gaya
atau fashionable). Warna merah, biru, dan kuning adalah warna-warna
yang dominan dipilih pembeli.

VW Beetle versi baru, yang prototipenya pertama kali
diperkenalkan dengan nama Concept 1 (One) di Detroit Auto Show 1994,
masih mempertahankan ciri khas VW Beetle yang asli, yakni model dua
pintu, bodi cembung-cembung (rounded), dan lampu depan yang bulat.
Namun, di sana-sini tampak sentuhan futuristik, termasuk menyatunya
bonnet dengan bumper. Tahun 1996, nama Concept 1 diubah menjadi New
Beetle, dan tahun 1998 mulai diproduksi secara massal.


Hadirnya New Beetle mendapatkan sambutan yang baik, khususnya
dari para penggemar VW Beetle. Mengingat pabrik VW di Wolfsburg,
Jerman, telah menghentikan produksi Beetle pada tahun 1975.
Meskipun VW Beetle masih diproduksi di Brasil dan Meksiko,
tetapi sosok VW Beetle produk kedua negara itu terkesan agak kuno
bila dibandingkan dengan VW Beetle produk negara asalnya.

Tak ada mobil yang sepopuler VW Beetle. Berulang kali VW Beetle
memecahkan rekor dunia. Tanggal 17 Februari 1972, VW Beetle yang
ke-15.007.034 meninggalkan pabrik VW di Wolfsburg, dan itu sekaligus
memecahkan rekor yang dicapai Ford Model T yang dianggap sebagai
mobil terpopuler di dunia. Namun, pabrik mobil Ford kemudian
menyatakan bahwa ada kekeliruan dalam menghitung, angka produksi
bukan 15 juta, melainkan 16,5 juta unit. Akan tetapi, rekor itu pun
dipecahkan oleh VW Beetle. Tahun 1973, produksi VW Beetle melampaui
16,5 juta unit, dan secara resmi menjadi mobil yang terpopuler di
dunia (lebih populer dari mobil terpopuler Jepang, Toyota Corolla).
Kemudian, tahun 1992, VW Beetle kembali memecahkan rekor dunia
dengan memproduksi lebih dari 21 juta unit.

Dan, walaupun di negara asalnya sudah tidak diproduksi lagi sejak
25 tahun lalu, tetapi produknya masih lalu lalang di ruas-ruas jalan
berbagai kota di dunia.
***



VW Beetle (Kumbang), yang di Indonesia lebih dikenal dengan VW
Kodok, pertama kali memasuki pasar tahun 1946. Mobil itu mengusung
mesin empat silinder boxer, empat tak (four cycle/stroke),
berkapasitas 1.131 cc, dan berpendingin udara (aircooled) di bagian
belakangnya.

Volkswagen arti harfiahnya adalah mobil rakyat. Sebelum tahun
1930-an, di Jerman bermunculan gagasan untuk membuat mobil rakyat.
Tepatnya, sebuah mobil yang sederhana dan harganya terjangkau oleh
seorang pekerja biasa. Sebab, hampir semua kendaraan yang ada pada
saat itu, walaupun dibuat secara sangat sederhana, harganya di atas
upah rata-rata pekerja dalam setahun.

Pada tahun 1933, Adolf Hitler bertemu Ferdinand Porsche, seorang
perancang mobil asal Stuttgart, untuk membahas gagasannya tentang
sebuah mobil rakyat. Menurut Hitler, sebuah mobil rakyat itu harus
bisa mengangkut lima orang (dua dewasa di depan dan tiga anak di
belakang), kecepatannya mencapai 62 mil (99,2 kilometer) per jam,
menggunakan bahan bakar 33 mil per gallon (14 kilometer per liter),
dan berharga hanya 1.000 mark Jerman (86 poundsterling).

Hitler memberikan batas waktu 10 bulan kepada Porsche untuk
membuat mobil itu. Porsche mencoba berbagai jenis mesin, tetapi ia
tidak puas. Tak terasa, waktu 10 bulan terlampaui. Tahun 1935,
seorang insinyur Austria yang belum setahun bekerja di perusahaan
Porsche, muncul dengan gagasan mesin boxer (flat four). Dan, setelah
diuji coba selama dua hari, pilihan jatuh pada mesin itu, mesin empat
silinder boxer, empat tak, dan berpendingin udara.

Mesin itu lebih murah dan lebih dapat diandalkan daripada empat
silinder yang menggunakan sistem dua tak, sebelumnya diuji coba.
Mesin empat silinder, empat tak, tipe boxer, dan berpendingin udara
itu kemudian yang dipasangkan pada bagian belakang VW Beetle.

Namun, mesin VW Beetle berpendingin udara itu suaranya berisik,
dan cenderung overheating (menjadi terlalu panas) bila digunakan di
negara tropis yang suhu udaranya panas. Pada beberapa jenis VW Beetle
untuk menjaga agar suhu mesin tidak menjadi terlalu panas, digunakan
alat pendingin oli.

Meskipun demikian, bentuknya yang khas dan gaya, serta kinerja
mesinnya oke, maka penggemar VW Beetle itu sampai kini cukup banyak.
***

TAMPAKNYA bagi VW era mesin boxer dan mesin di belakang sudah
berakhir. Karena, New Beetle, atau VW Beetle versi baru, muncul
dengan karakter yang sama sekali baru.

Mesin yang disandang adalah mesin empat silinder, berkapasitas
2.000 cc, in line (vertikal), dan berpendingin air, serta diletakkan
di depan. Mesin itu menghabiskan satu liter bensin untuk 9,81
kilometer pada pemakaian di dalam kota, dan satu liter bensin untuk
12,37 kilometer pada pemakaian luar kota (kecepatan konstan).

Selain itu, New Beetle juga turun dengan mesin diesel dan
berkapasitas 1.900 cc, empat silinder, in line. Mobil bermesin
diesel itu menghabiskan satu liter solar untuk 17,49 kilometer
pada pemakaian di dalam kota, dan 20,48 kilometer per liter untuk
pemakaian luar kota.

Dan, dengan mematok harga Rp 415 juta per unit, maka bisa
dikatakan bahwa New Beetle juga telah meninggalkan habitatnya
sebagai mobil rakyat. Sebab, mobil itu tak lagi terjangkau oleh
rakyat.

Sebagai mobil yang turun dengan spesifikasi mobil untuk
penggunaan di dalam kota (city car), kinerja (performance) mesin
New Beetle di tanjakan tidaklah seheboh pendahulunya, yang dikenal
sebagai raja tanjakan. Namun, yang tidak bisa dibantah adalah bahwa
New Beetle lebih nyaman dikendarai dibandingkan dengan pendahulunya.
Selain itu, suara mesinnya juga jauh lebih sepi. Overheating sudah
lupa tuh! (JL)

Artikel ini dimuat
di harian Kompas, 23 Januari 2001, halaman 29

Label:

Senin, 14 Januari 2008

R8, Mobil Sport "Terpanas"



New Audi R8 yang pertama kali dimunculkan di Paris Motor Show
2006, September lalu, setelah masuk ke pasar akhir tahun 2007
langsung masuk ke jajaran mobil sport terpanas tahun 2008 ini. Hal
itu tidak mengherankan. Mengingat New Audi R8 merupakan mobil balap
yang dimodifikasi menjadi mobil untuk penggunaan sehari-hari.

Bagaimana tidak, New Audi R8 menggunakan 4.2 Liter (4.163 cc) V8
FSI yang menghasilkan tenaga maksimum 420 PK pada 7.800 putaran mesin
per menit (rpm), yang diambil dari mobil balap Audi R8, juara lima
kali Lomba Ketahanan 24 Jam Le Mans. Sebab itu, jangan heran jika
mesin yang diletakkan di tengah (memanjang langsung di belakang
kokpit itu) memiliki putaran yang tinggi.



Mesin yang dibatasi putarannya pada 8.250 rpm itu sanggup
mendorong New Audi R8 melesat sampai kecepatan 100 kilometer per jam
dalam waktu 4,6 detik. Dan, pada kondisi yang tepat, New Audi R8 bisa
dipacu sampai kecepatan maksimum 301 kilometer per jam. Namun, jangan
khawatir, New Audi R8 bisa digunakan untuk penggunaan sehari-hari.

Kemajuan teknologi otomotif membuat, walaupun menggunakan mesin
berperforma tinggi, New Audi R8 tetap dapat digunakan sebagai
kendaraan biasa. Suara yang dikeluarkan knalpot pun halus, tidak
segarang suara mobil balap.



Mobil sport keluaran Audi itu menggabungkan konfigurasi mesin di
tengah yang klasik, konstruksi kerangka aluminium dari Audi Space
Frame atau ASF, dan sistem penggerak empat roda permanen, quattro.

Pengendara dapat memilih menggunakan persneling manual dengan 6
tingkat kecepatan untuk menyalurkan torsi maksimum sebesar 430 Nm
pada 4.500-6.000 rpm ke keempat roda, atau menggunakan persneling
otomatik yang dilengkapi R tronic sequential shift gearbox (sejenis
tiptronic) yang dioperasikan melalui tangkai persneling atau tuas di
setir dengan menggunakan teknologi shift by-wire.

Mobil yang berukuran panjang 4,43 meter, lebar 1,90 meter, dan
tinggi 1,25 meter secaraopsional dilengkapi dengan peredam guncangan
khusus, magnetorheological fluid dampers, yang secara instan
menyesuaikan diri dengan pola pengendaraan yang bervariasi.

Yang menarik, New Audi R8 dilengkapi dengan sound system terbaik.
Audi menggandeng spesialis audio asal Denmark, Bang & Olufsen, untuk
memberikan hasil yang maksimum. Sebelumnya, Bang & Olufsen juga
melengkapi Audi A8 dan Audi S8 dengan sound system selevel konser.

Interior New Audi R8 yang diproduksi di pabrik Audi di
Neckarsulm, Jerman, yang merupakan pusat aluminium Audi, dibuat
sangat mewah dan didominasi balutan kulit Fine Nappa dan aluminium.(JL)

Artikel ini dimuat di
harian Kompas, 4 Januari 2008, halaman 40





Label:

Lampu Hijau bagi Mercedes Hibrida

Mercedes Benz agaknya tidak membiarkan Toyota dan Honda
menguasai pasar mobil hibrida (hybrid car), atau mobil yang
menggabungkan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine)
dengan motor listrik. Mengingat sampai tahun 2009, Mercedes Benz akan
meluncurkan tidak kurang dari tujuh model mobil hibrida ke pasar.
S400 yang berkategori sedan dan ML450 yang berkategori sport utility vehicle (SUV) merupakan dua di antara tujuh model mobil
hibrida yang akan diluncurkan oleh Mercedes Benz. Bahkan, disebut-
sebut bahwa Mercedes Benz juga akan membuat mobil hibrida yang
menggunakan mesin diesel, sesuatu hal yang belum dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan pembuat mobil Jepang.



S400 merupakan mobil hibrida mild yang dilengkapi dengan motor
listrik 15 kW (20 PK) yang mendapatkan tenaga listrik dari baterai
lithium-ion. Mobil yang menghasilkan tenaga maksimum 299 BHP, hanya
mengonsumsi bensin 7,9 liter per 100 kilometer, atau 1 liter bensin
dapat digunakan untuk menempuh perjalanan sejauh 12,65 kilometer.

Sedangkan ML450 adalah mobil hibrida penuh yang dilengkapi dengan
motor listrik 60 kW (80 PK) yang mendapatkan tenaga listrik dari
baterai nikel metal (tipe baterai yang digunakan mobil-mobil hibrida
pada saat ini). Namun, SUV besar yang menghasilkan tenaga 321 BHP itu
hanya mengonsumsi bensin 7,7 liter per 100 kilometer, atau 1 liter
bensin dapat digunakan untuk menempuh perjalanan sejauh 12,98
kilometer.

Bukan itu saja ML450 Hybrid juga menggunakan sistem listrik
bertegangan 300 volt sehingga yang mampu mengoperasikan penyejuk
ruangan (AC) ketika mesin bensin dimatikan, saat mobil berhenti di
lampu merah atau di tengah kemacetan lalu lintas.

Tidak bisa dimungkiri bahwa Toyota dan Honda adalah dua
perusahaan pembuat mobil yang sejak 10 tahun lalu telah mengembangkan
dan menjual mobil hibrida. Oleh karena itu, wajar saja jika kedua
perusahaan pembuat mobil asal Jepang itu nyaris tidak tersaingi dalam
pengembangan mobil hibrida.

Namun, di masa depan, kedua perusahaan pembuat mobil asal Jepang
itu tidak lagi seberuntung itu karena perusahaan-perusahaan pembuat
mobil lainnya juga mulai gencar dalam membuat mobil hibrida.

Langkah Mercedes Benz menuju ke pasar mobil hibrida dimulai pada
pertengahan September 2005, ketika perusahaan berkantor pusat di
Stuttgart, Jerman, itu memutuskan bekerja sama dengan BMW dan General
Motors untuk mengembangkan mobil hibrida.

Dan, kini Mercedes Benz telah siap meluncurkan mobil-mobil
hibrida produksinya ke pasar. Di luar S400 dan ML450 yang telah
disebutkan di atas, juga akan diluncurkan mobel E-Class.

Namun, bagi konsumen Indonesia yang ingin memiliki Mercedes Benz
hibrida masih harus menunggu, mengingat pada tahap-tahap awal
Mercedes Benz hanya akan memproduksi model yang menggunakan setir
kiri.

Sebelum keluar dengan mobil hibrida, sesungguhnya Mercedes Benz
telah mengembangkan mobil hibrida melalui Smart Fortwo, mobil mungil
yang dikembangkan Mercedes Benz dengan perusahaan jam tangan asal
Swiss, Swatch.

Mercedes F700

Di Frankfurt Motor Show 2007, akhir September lalu, Mercedes Benz
memajang F700, mobil hibrida yang dibuat untuk penelitian. Mercedes
Benz F700 yang menyandang mesin bensin berkapasitas 1.8 Liter, 4
silinder segaris, serta diperkuat turbocharger dan dibantu motor
listrik, performanya dapat disetarakan dengan mesin berkapasitas 3.5
Liter, 6 silinder dalam konfigurasi V (V6).



Dengan bantuan motor listrik yang digerakkan oleh arus listrik
dari baterai bertegangan tinggi (120 volt), F700 menghasilkan tenaga
maksimum 258 BHP, dan sanggup berakselerasi dari 0-100 kilometer per
jam dalam waktu 7,5 detik.

Walaupun ukuran bodi F700 sama dengan S-Class versi Long hanya
mengonsumsi bensin 5,3 liter per 100 kilometer, atau 1 liter bensin
dapat digunakan untuk menempuh perjalanan sejauh 18,86 kilometer. Itu
tentunya sangat hemat apabila dibandingkan dengan S-Class versi Long
yang mengonsumsi rata-rata 1 liter bensin untuk menempuh perjalanan
sejauh 7-8 kilometer.



Sayangnya, Mercedes Benz belum mengungkapkan kapan F700 akan
diproduksi secara massal. Namun, diperkirakan mobil itu baru akan
sampai di ruang-ruang pajang (showroom) pada tahun 2011.

Dengan hadirnya Mercedes Benz di pasar mobil hibrida, tidak
berarti perusahaan mobil asal Jerman itu menghentikan proyek mobil
fuel cell yang tengah dikembangkan. Mobil fuel cell menggunakan gas
hidrogen (yang diisi di stasiun pengisian hidrogen) dan oksigen yang
diambil dari udara sebagai bahan baku untuk menghasilkan listrik.
Listrik yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan motor listrik.
Itu sebabnya, mobil fuel cell dapat digolongkan sebagai mobil listrik
yang memiliki sumber listriknya sendiri.(JL)

Artikel ini dimuat di
harian Kompas, 4 Januari 2008, halaman 40

Label:

Rabu, 02 Januari 2008

BMW X6, Tren Baru Landa SUV



Di Frankfurt Motor Show 2007, akhir September lalu, BMW
menampilkan sport utility vehicle terbarunya, X6. Selintas X6 tampak
mirip pendahulunya, X5, hanya sedikit lebih besar dalam dimensi.
Namun, jika diamati secara saksama, tampak jelas bahwa X6 adalah SUV
yang sosoknya lebih mendekati coupe, ketimbang SUV lama yang sosoknya
lebih mendekati jip. Jika diamati dari samping, pilar A terlihat
landai dan mulai dari pilar B menurun tajam di pilar C sampai ke
belakang. Itu sebabnya X6 sesungguhnya lebih cocok diberi nama crossover
ketimbang SUV.



BMW dalam siaran persnya menyebutkan X6 sebagai sebuah
coupe yang memiliki tenaga mobil berpenggerak empat roda dan
performanya seperti mobil sport. Itu sebabnya jangan heran jika mesin
yang disandang semua varian X6 diperkuat dengan turbocharger ganda
(twin turbo). Sesuatu hal yang jarang dilakukan BMW, yang terkenal
akan mesin normal aspirated atau naturally aspirated, atau bahasa
awamnya mesin biasa (normal) yang tidak mengandalkan turbocharger.
Flagship dari jajaran X6 itu adalah X6 xDrive5.0i yang menyandang
mesin berkapasitas 4.395 cc, 8 silinder dalam konfigurasi V (V8),
yang menghasilkan tenaga maksimum 402 PK pada 5.500 rpm dan torsi
maksimum 600 Nm mulai 1.800-4.500 rpm. Dengan torsi sebesar itu, X6
4.4 sanggup melesat dari 0-100 kilometer per jam dalam waktu 5,4
detik, angka yang luar biasa buat sebuah SUV. Kecepatan maksimum X6
5.0i dibatasi secara elektronis pada 250 kilometer per jam. Konsumsi
bahan bakarnya 1 liter untuk menempuh perjalanan sejauh 9,62
kilometer, cukup efisien untuk mobil yang kapasitas mesinnya di atas
4.000 cc, dan emisi CO2-nya 299 gram per kilometer.
X6 muncul dengan empat varian, dua bermesin bensin (X6 xDrive5.0i
dan X6 xDrive3.5i 302 PK) serta dua bermesin diesel (X6 3.0d 232 PK
dan X6 xDrive3.5d 282 PK). Dan, di Frankfurt Motor Show 2007 juga
dipamerkan varian hibrida (hybrid)-nya.

Condong ke "coupe"
Jika melihat kecenderungan atau tren yang terjadi dalam dua tiga
tahun terakhir, sesungguhnya BMW X6 tidak sendirian. Nissan Murano
dan saudara sekandungnya, Renault Kaleos, atau Mazda CX7, atau
Mercedes Benz R-Class juga menganut desain yang sama, yakni SUV yang
condong ke coupe, sedan sport berpintu dua.


Belum diketahui masa depan dari SUV "manis" ini? Akankah pasar
akan menerimanya, atau menolaknya? Itu masih harus ditunggu.
Namun, kendati ada kecenderungan SUV menjadi semakin "manis",
tetapi SUV yang sosoknya mirip jip masih tetap dikembangkan. BMW
masih mempertahankan X5 dan X3, Mercedes Benz masih mempertahankan M-
Class dan GL-Class, Porsche tetap mengandalkan Cayenne, Volkswagen
bertahan dengan Touareg dan Tiguan, Honda dengan CRV, Land Rover
dengan Free Lander, Discovery 3, dan Range Rover, Toyota dengan
Harrier, RAV4, dan Land Cruiser, Lexus dengan RX dan LX, serta
Mitsubihi dengan Overland dan Pajero.
Jip lahir di Amerika Serikat pada tahun 1941. Kebutuhan akan
kendaraan perang yang tangguh membuat militer Amerika Serikat
mengadakan tender pada tahun 1939. Dari 135 perusahaan pembuat mobil
yang mengikuti tender, hanya tiga yang dianggap memenuhi syarat,
yakni Bantam, Willy's Overland, dan Ford. Pada tahun 1940, Bantam
keluar dengan Blitzbuggy dan Old Number One, Willy's Overland muncul
dengan Quad, dan Ford mengeluarkan Pigmy.
Bentuk ketiga mobil itu mirip satu sama lain, yaitu seperti jip
Willy's keluaran 1941. Hal itu dapat terjadi karena ketiga
perusahaan pembuat mobil itu menggunakan prototipe yang sama sebagai
acuan, yakni milik Bantam.
Tiga perusahaan pembuat mobil Jerman, Mercedes Benz, BMW, dan
Volkswagen, sebelum Perang Dunia II (1939-1945) sesungguhnya sudah
memiliki kendaraan yang setara jip, yang kemudian digunakan sebagai
kendaraan perang. Namun, kekalahan yang dialami Jerman dalam Perang
Dunia II membuat produksi kendaraan setara jip Jerman itu
diberhentikan.
Jip pertama yang dibuat Jerman adalah Mercedes Benz G-Class yang
lahir 1979. Walaupun termasuk kategori jip, tetapi kenyamanan bisa
disetarakan dengan Range Rover yang berkategori SUV.

Jip senyaman sedan
SUV merupakan jawaban bagi para penggemar jip yang menuntut
kendaraan perang senyaman sedan. Jip pada awalnya didesain sebagai
kendaraan perang. Karena itu, tenaga besar, keandalan, ketangguhan,
dan daya jelajah yang prima di segala medan adalah pertimbangan
utama. Soal kenyamanan adalah hal terakhir yang dipertimbangan.
Adapun tentang bentuk jip yang kaku itu karena yang menjadi
pertimbangan utama adalah fungsinya, penampilan (appearance) tidak
dianggap penting. Belum lagi, tinggi bagian bawah kendaraan dari
permukaan tanah (ground clearance) menjadi salah satu hal terpenting
sehingga jip dapat menaklukkan kali kecil (genangan air), medan
berlumpur, dan medan berbatu.
Namun, sejalan dengan pemasarannya ke kalangan sipil, faktor
kenyamanan dan bentuk (sosok) mulai dianggap penting. Akan tetapi,
tentunya tanpa mengurangi kemampuan menaklukkan medan ganas yang
menjadi spesialisasinya.
Tidak ada catatan tentang perusahaan pembuat mobil apa yang
pertama kali memproduksi SUV. Namun, diyakini bahwa International
Harvester adalah perusahaan pembuat mobil pertama yang membuat Scout,
mobil dengan sosok yang mendekati apa yang dikenal sebagai SUV saat
ini, dan menamakannya dengan utility vehicle. International Harvester
lebih dikenal dengan singkatannya, IH.
Pada awalnya, hanya perusahaan-perusahaan pembuat mobil Amerika
Serikat yang mengembangkan SUV. Namun, kepopuleran SUV di luar
Amerika Serikat membuat perusahaan-perusahaan pembuat mobil lain
meniru jejak rekan-rekannya di Amerika Serikat. Yang pertama adalah
perusahaan Inggris Land Rover dengan jip mewahnya, Range Rover.
Kemudian diikuti oleh berbagai perusahaan lain, seperti BMW, Mercedes
Benz, Toyota, Nissan, dan Mitsubishi.
Belakangan juga menyusul Honda, Suzuki, Subaru Forester, Mazda,
Porsche, Volkswagen, dan Audi.(JL)

Artikel ini dimuat di Kompas,
28 Desember 2007, halaman 47




Label: