Rabu, 28 Mei 2008

Corolla Altis Rebut Pasar Lagi


All New Corolla Altis yang diluncurkan di Atrium Senayan City, 28 Februari 2008, berpotensi merebut kembali pasar sedan kompak yang selama ini didominasinya. Sampai dengan akhir April 2008, All New Corolla Altis terjual sebanyak 1.431 unit, dan untuk sementara menempatkan pesaing utamanya, Honda Civic, di tempat kedua, dengan penjualan sebanyak 969 unit.

All New Corolla Altis yang menggunakan aktor Orlando Bloom sebagai ikon akan menghadapi persaingan yang keras dari Honda Civic, Mazda 3, dan Ford Focus. Sejak kemunculannya di Indonesia pada tahun 2001, Corolla Altis selalu menjadi market leader (memimpin pasar). Namun, ketiadaan model baru pada tahun 2006 dan 2007 menjadikan posisi Corolla Altis diambil alih oleh Honda Civic.


Tuntutan konsumen akan ruang di dalam mobil yang lapang membuat perusahaan pembuat mobil berlomba memperbesar dimensi mobil yang dibuatnya. Oleh karena itu, jangan heran jika mobil-mobil baru yang masuk ke pasar mengalami peningkatan dalam dimensi.

Perusahaan pembuat mobil nomor satu Jepang, Toyota, pun tidak terkecuali. Itu sebabnya dimensi All New Corolla Altis pun ditingkatkan. Panjangnya bertambah 1 sentimeter (cm), demikian juga lebarnya bertambah 5,5 cm. Adapun tingginya direndahkan 1,5 cm, meskipun demikian hal tersebut tidak menyulitkan pengendara dan penumpang masuk ke dalam dan keluar dari dalam mobil.

Sosok dan kemewahan eksterior Corolla Altis baru semakin mirip dengan sosok Camry dan mendekati sosok Lexus IS yang sekelas dengan Corolla Altis dari segi dimensi. Bukan hanya itu, interior All New Corolla Altis pun dibuat lebih mewah ketimbang pendahulunya. Khususnya pada Corolla Altis tipe V, varian yang paling tinggi, yang diuji jalan Kompas, awal Februari lalu.



All New Corolla Altis menggunakan smart entry atau juga populer dengan sebutan keyless entry. Remote control yang digunakan untuk mengunci dan melepaskan kunci pintu mobil dapat diletakkan di saku pengendara atau di console box, dan langsung menghidupkan mesin mobil dengan menekan tombol start stop engine yang terdapat di dashboard.

Mesin mobil dapat dihidupkan selama remote control yang berfungsi sebagai smart entry itu berada dalam radius 90 cm dari mobil. Jika remote control itu dibawa ke luar mobil dengan jarak lebih dari 90 cm, mesin secara otomatis akan mati.

Seperti mobil papan atas, All New Corolla Altis pun dilengkapi dengan sensor di keempat sisi, dan sensor hujan, yang ditempatkan di bagian tengah atas kaca depan, di belakang kaca spion dalam.

Saat memasuki mobil, tampak jelas bahwa interior All New Corolla Altis lebih mewah dan lebih lapang daripada pendahulunya. Kualitas bahan-bahan yang digunakan di dalam kabin mobil pun lebih baik dibandingkan dengan pendahulunya, terutama pada kulit yang mendominasi interior dan hiasan-hiasan kayu yang digunakan. Setir pun dapat dinaikkan dan diturunkan (tilt steering) serta ditarik mendekati atau didorong menjauhi pengendara (telescopic steering).

All New Corolla yang digunakan Kompas adalah varian yang memiliki persneling otomatik dengan 4 tingkat kecepatan, yang dilengkapi dengan teknologi tiptronic. Dengan demikian, pengendara dimungkinkan untuk menaikkan dan menurunkan gigi persneling secara manual tanpa kehadiran pedal kopling.

All New Corolla Altis masih tetap mengandalkan mesin berkapasitas 1.8 Liter, 4 silinder segaris, dan dilengkapi dengan VVT-i (variable valve timing withintelligent). Hanya bedanya, pada All New Corolla Altis mesin tersebut dilengkapi dengan intelligent drive by wire atau ETCS-i (electronic throttle control system with intelligent). Dengan demikian, mesin terasa lebih responsif dan penyaluran tenaga atau torsi mesin ke roda terasa lebih halus. Akselerasi terasa lebih mulus.

Berbeda dengan generasi pertama Corolla yang sederhana, yang diperkenalkan pada tahun 1966, All New Corolla Altis, yang merupakan generasi kedelapan, jauh lebih mewah. Dan, bahkan, All New Corolla Altis pun juga diarahkan sebagai mobil yang menggunakan sopir sehingga ruang dan kenyamanan penumpangbelakang serta kesenyapan di kabin pun ditingkatkan.(JL)

Artikel ini merupakan perbaikan dari artikel yang
dimuat di harian Kompas, 26 Februari 2008, halaman 36


Label:

Minggu, 25 Mei 2008

All New Honda Accord Bertarung di Pasar Sempit


Tidak ada alasan bagi Honda Accord untuk tidak dapat mengambil posisi nomor satu di kelasnya. Bagaimana tidak, All New Honda Accord muncul dengan sosok dan desain yang sama sekali baru. Selain dimensinya ditingkatkan untuk
menyediakan ruang yang lebih lapang, dari segi gaya (style) All New Honda Accord mengesankan karakter yang lebih kuat dan bertenaga.

Apabila pada Honda Accord pendahulunya sosok dan desain lebih
diberatkan kepada keindahan dan keanggunan, pada All New Honda Accord
sosok dan desain lebih diberatkan pada performa dan tenaga yang besar itu sebabnya sosoknya dibuat lebih sporty.

Di Indonesia, All New Honda Accord akan turun dengan dua varian, yakni
yang menyandang mesin berkapasitas 2.4 Liter, 4 silinder segaris, dan
mesin berkapasitas 3.5 Liter, 6 silinder dalam konfigurasi V (V6). Dari segi sosok, tidak ada perbedaan di antara keduanya.

All New Honda Accord 2.4 Liter akan dijual dari harga Rp 380 juta-Rp 428 juta. Sedangkan All New Honda Accord 3.5 Liter akan dijual dengan harga Rp 575 juta. All New Honda Accord akan bersaing di pasar sedan papan atas (upper sedan) yang sempit. Dalam empat bulan pertama tahun 2008, Honda Accord sudah terjual sebanyak 776 unit. Dengan demikian, Honda Accord berada di posisi kedua, di belakang Toyota Camry yang terjual sebanyak 1.206 unit.

Pada tahun 2007 total penjualan mobil di pasar sedan atas yang ditempati oleh Honda Accord, Toyota Camry, Hyundai Sonata, Nissan Teana, Mazda
6, dan Peugeot 407 hanya 3.443 unit. Dan, penjualan terbanyak dipegang
oleh Toyota Camry dengan 2.696 unit. Honda Accord berada di tempat
kedua dengan 491 unit.



PT Honda Prospect Motor, sebagai agen tunggal pemegang merek
(ATPM) Honda di Indonesia, berharap banyak pada All New Honda Accord.
Dengan berbagai kelebihan yang disandangnya, wajar saja jika PT Honda
Prospect Motor mengharapkan All New Honda Accord dapat menjadi market
leader (memimpin penjualan) di kelasnya.

Jonfis Fandy, Marketing & Aftersales Service Director PT Honda
Prospect Motor, pada akhir Januari lalu, mengatakan, "Saat ini produk-
produk Honda telah menjadi market leader di masing-masing kelas,
kecuali Honda Accord yang telah memasuki tahun terakhirnya. Kami yakin
dengan akan diluncurkannya model terbaru Honda Accord pada tahun ini,
seluruh produk Honda akan mampu menguasai pangsa pasar di masing-
masing kelas."

Bertambah besar

Dari segi dimensi, All New Honda Accord berukuran panjang 4,930
meter, lebar 1,846 meter, dan tinggi 1,433 meter, atau lebih panjang
7,62 sentimeter, lebih lebar 2,79 sentimeter, dan lebih tinggi 2,28
sentimeter daripada pendahulunya.



Pada 21 Februari lalu, Kompas mendapatkan kesempatan untuk menguji
jalan All New Honda Accord. Kesan ruang yang lega terasa saat memasuki mobil. Walaupun tetap menyandang mesin dengan kapasitas yang sama dengan pendahulunya, yakni 2.4 Liter (2.354 cc), namun dengan teknologi variable cylinder
management TM
(VCM), tenaga dan torsi yang dihasilkan mesin bertambah besar.

Besarnya tenaga dan torsi mesin itu sangat terasa ketika melakukan
kickdown (menginjak pedal gas dalam-dalam) untuk berakselerasi dengan
cepat. Akselerasi berlangsung secara cepat dan halus. Dengan mudah
mobil yang menghasilkan tenaga maksimum 178 PK pada 6.200 rpm dan
torsi maksimum 222 Nm pada 4.300 rpm itu dipacu sampai 140 kilometer
per jam.

Pada pendahulunya, tenaga maksimum 168 PK pada 5.800 rpm dan torsi
maksimum 218 Nm pada 4.300 rpm. Meskipun demikian, mesin tetap hemat
dalam konsumsi bahan bakar dan ramah lingkungan.

Dicapainya tenaga maksimum pada 6.200 rpm menunjukkan bahwa All
New Honda Accord adalah mesin berputaran tinggi yang berperforma sport.

All New Honda Accord tetap mempertahankan reputasinya sebagai
mobil yang memiliki performa sport. All New Honda Accord terasa
bertenaga dan responsif pada setiap tingkat kecepatan serta
kesenyapannya menonjol. Dan, walaupun sosok All New Honda Accord
besar, hal itu tidak membuat mengendarainya menjadi sulit.

Pada saat itu All New Honda Accord yang dikendarai Kompas adalah
yang menggunakan persneling otomatik dengan 5 tingkat kecepatan yang
dikontrol secara elektris. Jika performanya dirasakan kurang,
pengendara dapat mengaktifkan teknologi tiptronic sehingga ia dapat
menaikkan dan menurunkan gigi persneling melalui dua tuas kecil yang
terdapat di belakang setir.

Dari segi keamanan (safety), All New Honda Accord bahkan
dilengkapi dengan Vehicle Stability Assist TM (VSA), yang pada
kendaraan lain diberi nama electronic stability program (ESP) atau
dynamic stability control (DSC).(JL)


Artikel ini adalah perbaikan dari artikel yang dimuat
harian Kompas, 28 Februari 2008, halaman 35

Label:

Jumat, 23 Mei 2008

Mobil Eksotik dari BMW


Penggila mobil-mobil eksotik bisa tersenyum lebar. PT BMW Indonesia hari Rabu (14/5) di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, meluncurkan BMW 630i Convertible terbaru. Mobil coupe (berpintu dua), yang atapnya dapat dibuka tutup (convertible), secara perlahan keluar dari balik tirai halus berwarna putih. BMW 630i Convertible itu langsung menarik perhatian.


Desain dan sosok BMW 630i Convertible itu memancarkan nuansa sport yang kental. Dan, dari catatan data spesifikasinya, tampak jelas bahwa BMW 630i Convertible merupakan mobil sport sejati. Tenaga maksimum sebesar 258 PK (paardekrachten) dihasilkan pada 6.600 putaran mesin per menit (rpm).



BMW 630i Convertible menyandang mesin 3.0 Liter, 6 silinder segaris, yang terbuat dari bahan komposit magnesium/aluminium. Mesin yang termasuk sebagai mesin 6 silinder teringan di dunia itu menghasilkan torsi maksimum 300 Nm (Newton-meter) pada 2.500 rpm.
Tenaga dan torsi mesin disalurkan ke roda belakang lewat persneling otomatik dengan 6 tingkat kecepatan yang dilengkapi sejenis tiptronic, yang memungkinkan pengendara memindahkan gigi persneling secara manual lewat tangkai persneling atau tuas kecil (pedal) di setir.



Akselerasi dari 0-100 kilometer per jam dalam waktu 7,2 detik, cukup cepat untuk sebuah convertible. Uniknya, tenaga besar yang dihasilkan tidak mambuat BMW 630i Convertible boros bahan bakar. Konsumsi bahan bakarnya 1 : 10,2, atau 1 liter bensin dapat digunakan untuk menempuh perjalanan sejauh 10,2 kilometer. Cukup irit bahkan bagi sebuah mobil yang menyandang mesin berkapasitas 2.0 Liter.

Pengguna BMW 630i Convertible tinggal membuka atap jika ingin merasakan sentuhan sejuknya udara pagi di pegunungan, atau udara laut yang segar di pantai. Jika suhu udara menghangat, atau hujan turun, pengguna tinggal menutup atap dengan menekan tombol pada remote control atau pada panel instrument. Proses membuka atau menutup atap itu berlangsung secara elektronis, dan dapat dilakukan pada kecepatan 30 kilometer per jam. Seluruh proses buka tutup itu memerlukan waktu 25 detik.

BMW 330i Coupe

Bersamaan dengan peluncuran BMW 630i Convertible, juga diluncurkan BMW 330i Coupe, yang menyandang mesin yang sama. Namun, karena bobot BMW 330i Coupe lebih ringan daripada BMW 630i Convertible, maka akselerasi BMW 330i Coupe lebih cepat. BMW 330i Coupe hanya memerlukan waktu 6,5 detik untuk berakselerasi dari 0-100 kilometer per jam.

Sama seperti BMW 630i Convertible, konsumsi bahan baker BMW 330i Coupe juga termasuk irit, 1 : 11,11, atau 1 liter bensin untuk menempuh perjalanan sejauh 11,11 kilometer.
BMW 630i Convertible dijual dengan harga off the road Rp 1,557 miliar, sedangkan BMW 330i Coupe dijual dengan harga off the road Rp 1,086 miliar. Di luar itu BMW Indonesia juga menjual BMW 630i Coupe Rp 1,368 miliar, BMW 650i Coupe Rp 1,816 miliar.(JL)

Pengembangan dari artikel yang dimuat di harian Kompas, 23 Mei 2008, halaman 44


Label:

Rabu, 21 Mei 2008

CNG Perlu Digalakkan



Semakin tingginya tingkat pencemaran udara dan semakin tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) membuat semakin banyak orang yang melirik bahan bakar alternatif, antara lain bahan bakar gas jenis CNG (compressed natural gas) atau gas alam yang dikompresi. Sesungguhnya bahan bakar gas (BBG) bukanlah barang baru di negara ini.

Pencanangan untuk menggunakan BBG yang harganya lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak (BBM) sudah
dilakukan sejak tahun 1986. Pada saat itu ditetapkan bahwa 20 persen dari armada taksi harus memakai CNG. Namun, karena pada saat itu harga BBM masih dianggap terjangkau dan stasiun pengisian BBM terdapat di mana-mana, maka minat untuk menggunakan BBG tidak sempat membesar.



Di Jakarta, pengguna BBG umumnya taksi. Di luar itu masih ada
sejumlah mobil pribadi, dan akhir-akhir ini bajaj baru dan bus
transjakarta rute 2 dan rute 3. Padahal di luar negeri, antara lain
Thailand, India, dan Australia penggunaan CNG sudah meluas.
Keberadaan stasiun pengisian BBG (SPBG) tidak banyak, selain
pengguna BBG memang belum banyak, juga karena kehadiran SPBG
mengikuti jaringan pipa gas milik PT Perusahaan Gas Negara. CNG
disalurkan melalui jaringan pipa karena CNG tidak dapat
ditransportasikan.

CNG berbeda dengan LPG (liquefied petroleum gas) dan LNG
(liquefied natural gas) yang bisa ditransportasikan. Namun, karena
harga CNG lebih murah daripada LPG dan LNG, maka CNG-lah yang dipilih
sebagai BBG alternatif.

Saat ini di Jakarta hanya terdapat 14 SPBG, tetapi yang berfungsi
tak lebih dari enam SPBG. Untuk mendorong penggunaan CNG, Gubernur
DKI Jakarta Sutiyoso mengharuskan bus transjakarta yang melayani rute
2, rute 3, dan rute selanjutnya untuk menggunakan CNG. Dan, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, 21 Mei 2006, saat mencanangkan
pemasyarakatan BBG pada kendaraan bermotor di SPBG bus transjakarta
di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur, mengemukakan,
pemerintah segera mempercepat pembangunan stasiun pengisian CNG dan
infrastruktur lainnya untuk mengganti penggunaan BBM dengan BBG.

Idealnya, tekanan pada jaringan pipa gas adalah 11 bar, dan agar
pengisian CNG bisa berlangsung dengan cepat, diperlukan tekanan
sebesar 200 bar, atau 2.901 psi, atau 197 atm, 197 kali tekanan udara
biasa. Dengan tekanan sebesar 200 bar, pengisian CNG setara 130 liter
premium dalam waktu 3-4 menit.

Selama ini, tekanan pada jalur pipa gas hanya 2 bar sehingga
kompresor pada stasiun pengisian CNG harus bekerja keras untuk
mengubah tekanan sampai 200 bar. Jika tekanan tak sampai 200 bar,
pengisian CNG ke dalam tangki CNG di kendaraan bermotor akan
berlangsung lama.

Perlu berhati-hati
Dengan tekanan sebesar 200 bar, tentunya penanganan CNG perlu
dilakukan secara hati-hati. Antara lain dengan menggunakan tangki gas
yang memenuhi persyaratan dan dipasang di bengkel yang direkomendasi.
John C Hartley, penasihat teknis PT Petross Gas, mengatakan,
tangki CNG dibuat dengan menggunakan bahan-bahan khusus yang mampu
membawa CNG dengan aman.


Sama sekali tidak diperkenankan untuk
memodifikasi tangki tersebut. Jika dianggap tangki yang dibeli
volumenya terlalu kecil, lebih baik membeli tangki yang volumenya
lebih besar daripada memodifikasinya sendiri. Sama sekali tidak
diperkenankan untuk memodifikasi tangki tersebut. Jika dilakukan,
daya tahan tangki tersebut terhadap tekanan tinggi menjadi tidak
terukur.

PT Petross Gas adalah agen distributor tunggal Converter Kit BBG,
yang agen tunggal pemegang mereknya adalah PT Hyundai Indonesia Motor.
Untuk kendaraan penumpang, pemeriksaan tabung dilakukan satu
tahun sekali, sedangkan untuk kendaraan umum dua kali setahun. Jika
dianggap masih layak pakai, penggunaannya bisa diperpanjang. Dan,
jika tangki CNG diperiksa secara berkala, tidak ada yang perlu
dikhawatirkan.


Menurut Presiden Direktur PT Hyundai Indonesia Motor Jongkie D Sugiarto, mengingat kemampuan untuk memelihara pada diri setiap individu bangsa Indonesia sangat rendah, maka akan dicarikan cara agar keamanan tabung tetap terjaga. Antara lain dengan meminta pengendara yang ingin mengisi CNG menunjukkan sertifikat bahwa tangki CNG yang berada di mobilnya telah diperiksa dan dinyatakan aman.

Pemasangan kit CNG memerlukan biaya Rp 11 juta, termasuk PPN. Selintas biaya itu terlihat mahal, tetapi sesungguhnya jika
dibandingkan dengan penghematan yang didapat dari penggunaan CNG, biaya itu bisa dibilang tidak mahal.

Sebuah taksi setiap hari mengeluarkan uang untuk membeli 30 liter premium seharga Rp 4.500 per liter, atau Rp 135.000. Jika taksi itu menggunakan CNG, uang yang dikeluarkan hanya Rp 90.000 untuk membeli CNG setara 30 liter premium. Harga CNG setara 1 liter premium Rp 3.000. Jika setiap hari taksi itu menghemat sebanyak Rp 45.000, dalam waktu satu setengah tahun biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan kit CNG itu sudah tertutup.

Masih terbatasnya ketersediaan SPBG membuat sejumlah pengguna
CNG, terutama mobil pribadi, memilih untuk menggunakan dua bahan
bakar, CNG dan premium. Dengan demikian, jika CNG di tangki tinggal
sedikit sementara SPBG masih jauh, pengendara tinggal memindahkan
tombol ke penggunaan premium. Namun, tentunya ketersediaan premium di
tangki harus dibatasi (jangan terlalu banyak). Jika terlalu banyak,
beban yang ditanggung mobil semakin besar dan tentunya itu berakibat
pada tarikan yang menjadi lamban dan pemborosan bahan bakar.

Selain ekonomis, CNG juga lebih bersih lingkungan ketimbang BBM,
yakni premium dan solar. Apalagi jika dibandingkan dengan bahan bakar
solar yang saat ini kualitasnya masih sangat jauh di bawah kualitas
solar bersih, yang dijual dengan nama Pertamina Dex. Bayangkan berapa
besar pencemaran udara yang diakibatkan ribuan bus, truk, dan mobil
pribadi yang setiap hari lalu lalang di ruas-ruas jalan Jakarta dan
sekitarnya dengan menggunakan bahan bakar solar. (JL)



Artikel ini dimuat di harian Kompas, 26 Mei 2006, halaman 33

Label:

Jumat, 16 Mei 2008

Ambulans Datang Lebih Cepat daripada Ayam Goreng?



Pada akhir Mei mendatang, harga bahan bakar minyak atau BBM akan dinaikan. Tidak pelak lagi jumlah sepeda motor, sarana transportasi yang paling murah, yang saat ini di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, jumlahnya mencapai 5.194.133 unit, akan semakin banyak. Pada saat ini saja angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor sudah tinggi, apalagi jika jumlah sepeda motor di jalan raya semakin banyak.
Untuk menekan jumlah angka kecelakaan sepeda motor, sejak tahun 2006, U Mild menyelenggarakan kegiatan safety riding (berkendara secara aman) dengan melibatkan klub-klub sepeda motor yang tersebar di beberapa kota, terutama di Jakarta.



Data kecelakaan lalu lintas pada tahun 2006 menyebutkan, sebanyak 36.000 orang tewas akibat kecelakaan di jalan raya. Hal tersebut berarti setiap hari sedikitnya ada 100 orang yang tewas karena kecelakaan di jalan raya. Dari jumlah tersebut, 52 orang di antaranya terkait dengan sepeda motor.

Mencegah terjadinya kecelakaan sepeda motor tentunya perlu terus didorong. Akan tetapi, upaya itu belumlah cukup, mengingat yang tidak kalah pentingnya adalah penanganan korban apabila kecelakaan terjadi. Itu sebabnya pada tahun 2008 ini U Mild mengajak klub-klub sepeda motor untuk mengikuti lokakarya P3K yang diadakan oleh Yayasan Ambulans Gawat Darurat 188, yang merupakan bagian dari kegiatan safety riding U Mild. Sebab, ada banyak kasus yang memperlihatkan bahwa penanganan terhadap korban kecelakaan justru mengakibatkan cederanya bertambah parah atau bahkan sampai kehilangan nyawanya.

Dalam pertemuan dengan U Mild di Pacific Place, Jakarta, Senin (13/5), Ketua Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118 Prof DR dr Ariyono D Pusponegoro, SpB yang akrab disapa dr Ariyo mengatakan, penanganan korban cedera parah di tempat kecelakaan memang penting, tetapi yang lebih penting adalah membawa korban secepatnya ke rumah sakit.

Sebab, jika korban terlambat dibawa ke rumah sakit, perawatan intensif di rumah sakit pun tidak akan ada gunanya lagi. Keadaan itu tidak hanya berlaku bagi korban kecelakaan yang cedera parah, tetapi juga bagi orang yang terkena serangan jantung atau stroke. Keterlambatan perawatan di rumah sakit akan membuat nyawa korban tidak dapat diselamatkan.



Di bawah 30 menit

”Idealnya, ambulans tiba maksimal 30 menit setelah dipanggil sehingga korban tiba di rumah sakit pada waktu yang tepat. Jika terlambat, perawatan intensif di rumah sakit pun tidak lagi ada gunanya,” kata dr Ariyo.

Ia menambahkan, ”Sayangnya pada saat ini mengharapkan ambulans datang dalam waktu 30 menit setelah dipesan adalah pekerjaan sia-sia. Selain jumlah ambulans masih minim, kemacetan lalu lintas yang terjadi di hampir sebagian besar wilayah ibu kota pun turut memperparah keadaan. Pada saat ini lebih cepat menunggu pesanan Kentucky Fried Chicken atau McDonald's ketimbang menunggu ambulans. Saya bermimpi bahwa ambulans yang dipesan bisa tiba minimal sama cepatnya dengan ayam goreng. Kalau bisa lebih cepat tentunya lebih baik.”

Menurut dia, jika belum dapat dilakukan karena jumlah ambulans yang tersedia masih sangat minim, mungkin dapat lebih dahulu dikirim tim pendahulu (advance) yang menggunakan sepeda motor untuk melakukan pertolongan pertama. Dengan demikian, korban dapat ditangani dengan cepat sambil menunggu ambulans datang. Namun, jika ambulans yang akan membawa korban ke rumah sakit tidak datang-datang, pertolongan pertama itu kemungkinan menjadi sia-sia.

Prototipe ambulans


Dr Ariyo yang bekerja sama dengan Daihatsu telah memiliki prototipe ambulans yang dikembangkan dari Daihatsu Grand Max, yang dirancangnya sendiri sehingga bisa memuat 3-4 orang. Dengan konfigurasi satu orang tidur dan dua atau tiga orang duduk di kursi yang sandarannya dapat direbahkan. Atau kalau perlu kursi bisa dilepas dan orang kedua diletakkan dalam posisi tidur.

Ambulans itu dirancang dengan memperhitungkan kebiasaan pengendara sepeda motor di Indonesia, yang mengendarai sepeda motor bertiga, berempat, atau bahkan berlima. Ayah, ibu, dengan satu, dua, atau tiga anak.

Prototipe ambulans yang lengkap dengan peralatan untuk melakukan pertolongan pertama itu harganya sekitar Rp 130 juta-Rp 150 juta. Jikalau Ketua Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118 dapat memiliki beberapa unit ambulans hasil desainnya itu, diharapkan akan semakin banyak nyawa yang dapat diselamatkan. (JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 16 Mei 2008, halaman 38


Label:

Jumat, 02 Mei 2008

Menaklukkan Gurun dengan Audi Q7













Tanggal 11 Maret 2006 pukul 10.00. Rombongan yang akan menguji coba Audi Q7 di gurun (padang pasir) telah berkumpul di lobi Jumeirah Beach Hotel, Dubai, Uni Emirat Arab. Dari sana rombongan diajak menuju ke pelataran parkir di mana telah tersedia belasan unit Q7 yang siap dikendarai ke Audi Desert Camp yang berjarak sekitar 110 kilometer dari Jumeirah Beach Hotel.

Rombongan segera memasuki belasan unit Q7. Setiap unit Q7 memuat empat orang, termasuk pengendara. Setelah memasuki mobil, mengatur posisi kursi, memasang sabuk pengaman, mesin mobil pun dihidupkan dengan menekan tombol start engine yang terletak di console box.

Suara berderum yang keluar dari mesin 4.2 Liter, 8 silinder dalam
konfigurasi V, langsung terdengar halus menerobos ke kabin. Konvoi Q7
itu melaju cepat di belakang Q7 pace car (pemimpin konvoi). Batas
kecepatan maksimum yang diizinkan di Dubai, 120 kilometer per jam,
tetapi khusus bagi konvoi Q7 diizinkan untuk mengembangkan kecepatan
lebih dari 120 kilometer per jam.

Mobil-mobil patroli polisi di tempatkan di pertigaan atau
perempatan jalan untuk mengamankan perjalanan konvoi Q7. Tak terasa
kecepatan jarum spidometer telah menunjukkan angka 180 kilometer per
jam. Daya menapak, pengemudian (handling), dan pengendaraan Q7 yang
prima, serta kesenyapan di dalam kabin, membuat penumpang tidak
menyadari bahwa mobil telah melaju dengan kecepatan 180 kilometer per
jam.

Bahkan, di saat melaju di ruas jalan di pinggiran kota yang sepi,
Q7 sempat menembus kecepatan 200 kilometer per jam. Kecepatan
maksimum Q7 dibatasi secara elektronik pada 250 kilometer per jam.

Sistem persneling otomatik dengan 6 tingkat kecepatan membuat
penyaluran tenaga dan torsi mesin ke roda berlangsung dengan instan
dan mulus, mirip tradisi waftability yang menjadi ciri khas Rolls-
Royce. Jika pengendara ingin mendapatkan pengendaraan yang dinamis,
ia harus memindahkan tangkai persneling dari huruf D (drive) ke huruf
S (sport) atau menggunakan tiptronic, di mana pengendara dapat
menaikkan dan menurunkan gigi persneling secara manual tanpa
kehadiran kopling.

Belum ada seorang pun di antara anggota rombongan yang pernah mengemudikan mobil di gurun, itu sebabnya perjalanan menuju ke Audi Desert Camp dilakukan dengan semangat tinggi. Ketika sampai di wilayah terluas gurun, rombongan disambut enam unta yang di badannya diberi tulisan quattro. Rombongan pun segera berhenti dan sibuk mengabadikan unta-unta itu.

Ingatan pun segera tertarik ke belakang, ke majalah yang terdapat di kamar hotel, yang mempromosikan safari gurun. Negara-negara Teluk di Timur Tengah mengembangkan safari gurun sebagai salah satu unggulan wisata. Yang diawali dengan acara naik unta dan menggunakan jip melintasi gurun yang berbukit seraya menikmati Matahari terbenam…

Setelah puas memotret, perjalanan pun dilanjutkan. Tidak beberapa lama, konvoi Q7 telah memasuki area Audi Desert Camp, yang terdiri dari tenda-tenda mewah yang megah di tengah-tengah gurun. Di tenda-tenda tersebut, rombongan disambut dan diperlakukan sebagaimana layaknya tamu-tamu agung.

Setelah acara makan siang ala raja-raja, rombongan pun kemudian dipecah ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, mengemudikan Q7 sendiri dengan didampingi instruktur pengendaraan gurun melalui rute yang telah ditentukan dengan mengikuti pace car yang berada di depan. Kelompok kedua, menyaksikan kemampuan Q7 di lintasan uji coba yang khusus dibuat untuk itu. Dan, kelompok ketiga, duduk di samping instruktur yang bertindak sebagai pengendara untuk memperlihatkan kemampuan maksimal Q7 sebagai SUV. Ketiga kegiatan di gurun itu telah memompa adrenalin sampai ke batasnya.

Suhu sekitar 34 derajat Celsius dengan udara yang kering membuat
kulit dengan mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari. Namun,
sensasi yang diberikan oleh pengendaraan Q7 di gurun itu membuat rasa
panas yang membakar itu diabaikan.







Tekanan ban diturunkan

Untuk membuat Q7 dapat dengan mudah menaklukkan gurun, tekanan ban diturunkan sehingga mobil memperoleh penapakan yang lebih baik. Itu sebabnya, untuk menjajal Q7 di gurun, telah disediakan unit-unit
Q7 khusus yang tekanan bannya telah diturunkan. Dan, untuk melintas
di gurun, Q7 telah dilengkapi dengan sistem penggerak empat roda
permanen (quattro) serta suspensi udara adaptif dan pengatur
ketinggian mobil dari permukaan tanah. Ketinggian Q7 dari permukaan
tanah bervariasi dari 18 sentimeter (cm) sampai 24 cm, dan pada mode
offroad ketinggian dimulai dari 20,5 cm.

Electronic stabilization program (ESP) mengatur agar roda yang
kehilangan traksi (penapakan) direm (diberhentikan) dan tenaga
torsinya dipindahkan ke roda atau roda-roda lain yang memiliki traksi
lebih baik. Dengan demikian, Q7 dapat dengan mudah mengatasi hambatan saat terjebak di gurun. Saat melibas gurun di dalam kabin terdengar suara rerrrt, rerrrt, rerrrt.. Itu adalah suara dari bekerjanya ESP yang menerapkan rem dan memindahkan torsi dari roda yang kehilangan traksi ke roda atau roda-roda lain yang memiliki traksi lebih baik.

Q7 bukanlah sebuah kendaraan offroad yang disiapkan untuk medan offroad yang berat, berbeda dengan Volkswagen Touareg, mengingat mobil itu tidak dilengkapi dengan gardan tengah dan low range gear, meskipun demikian kemampuannya melibas medan offroad tidak dapat dianggap remeh. Sebagai bahan seloroh, disebutkan bahwa Q7 akan
membuat unta (sebagai kendaraan utama di gurun) dipensiunkan.

Melibas gurun dengan sebuah SUV adalah pengalaman yang pertama dan sulit dilupakan. Pengalaman saat mobil terjebak di tengah-tengah kubangan pasiryang dalam dan ESP berusaha memindah-mindahkan torsi untuk memperoleh traksi yang lebih baik dan keluar dari kubangan pasir memberikan sensasi tersendiri.

Audi Q7 akan masuk ke pasar pada kuartal pertama 2006, dan di
Jerman akan dijual dengan harga 64.900 euro (sekitar Rp 713,9 juta)
untuk Audi 4.2 Liter V8 dan 48.900 euro (sekitar Rp 537,9 juta) untuk
Audi 3.0 V6 TDI.(JL)

Perbaikan dari artikel yang dimuat di harian Kompas, 2006.

Label: