Minggu, 20 Desember 2009

S500 L, Sukses dan Gaya Hidup

Kesuksesan dan pencapaian dalam hidup dapat diekspresikan dengan
berbagai hal. Salah satunya adalah dengan memiliki Mercedes Benz S500 L.
Tidak dapat dimungkiri bahwa Mercedes Benz S-Class dapat dijadikan
simbol status bagi pemiliknya, simbol dari kesuksesan atau pencapaian
dalam hidupnya. Atau, jika dinyatakan dalam kalimat pendek, you are
what you drive..


Duduk di dalam Mercedes Benz S500 L memang berbeda. Mobil yang
yang tergabung dalam flagship (model teratas) Mercedes Benz itu sarat
dengan teknologi inovatif, khususnya yang berkaitan dengan keamanan
dan kenyamanan. Bukan itu saja, New S-Class juga menetapkan standar
baru dalam keasyikan dan kelincahan berkendara.

Dan, dengan memiliki New S-Class, secara otomatis gaya hidup
seseorang pun akan berbeda. Ia akan memasuki kehidupan kalangan jetset
dengan berbagai atributnya. Bukan hanya itu, istilah the sky is the
limit tentunya tidak berlaku bagi kalangan itu.
Kemacetan lalu lintas, siapa takut..



Mercedes Benz S500 L dapat dikategorikan sebagai mobil pengendara
dan penumpang sekaligus. Dengan kata lain, S500 L asyik bagi
pengendaranya dan juga asyik bagi penumpangnya. Hal itu termasuk
jarang bagi mobil papan atas fullsize yang pada umumnya lebih
berorientasi kepada penumpang, khususnya penumpang kursi belakang.

Dengan menyandang mesin berkapasitas 5.461 cc, 8 silinder dalam
konfigurasi V (V8), S500 L terasa sangat bertenaga. Injakan ringan
pada pedal gas (akselerator) S500 L membuat mobil melesat cepat.
Kecepatan 100 kilometer per jam dari posisi berhenti dapat dicapai
dalam waktu 5,4 detik. Cukup cepat untuk sebuah mobil penumpang papan
atas fullsize.



Tenaga maksimum yang dihasilkan mesin yang disandang S500 L itu
388 PK pada 6.000rpm dan torsi maksimum 530 Nm pada 2.800-4.800 rpm.
Namun, karena tenaga dan torsi yang besar itu disalurkan ke roda
belakang (rear wheel drive) melalui persneling otomatik, dengan 7
tingkat kecepatan yang dilengkapi tiptronic (7G-Tronic), maka
pertambahan kecepatan berlangsung dengan halus. Kecepatan maksimum
dibatasi secara elektronik pada kecepatan 210 kilometer per jam.

Namun, jika ingin menikmati performa mesin S500 L hingga ke batas,
pengendara tinggal melakukan kickdown hingga 4.800 rpm dan memastikan
setiap pergantian gigi persneling berlangsung antara 2.800 rpm dan
4.800 rpm. Jika kurang puas, pengendara dapat mengoperasikan
tiptronic, dengan menaikkan dan menurunkan gigi persneling secara
manual.

Tak berlebihan
Klaim pabrik bahwa New S-Class telah menetapkan standar baru dalam
keasyikan dan kelincahan berkendara memang tidak berlebihan. Untuk
sebuah sedan papan atas fullsize, kelincahan S500 L sangat menonjol.

Saat mengemudikan S500 L di ruas jalan tol dalam kota dari kawasan
Semanggi sampai ke luar di kawasan Cawang yang cukup padat, mobil itu
cukup lincah sehingga mudah melakukan manuver di antara mobil-mobil
yang melintas lambat di ruas tol tersebut.

Sebagai mobil yang kapasitas mesinnya 5.4 Liter, konsumsi bensin
S500 L lumayan hemat, termasuk apabila dibandingkan dengan mobil yang
kapasitas mesinnya 2.0 Liter. Dengan 1 liter bensin, S500 L dapat
menempuh perjalanan sejauh 8,9 kilometer. Walaupun mungkin hal itu
tidak dianggap hal yang besar bagi pemiliknya. Sebab, jika seseorang
sudah berani mengeluarkan uang sekitar Rp 2,6 miliar untuk membeli
S500 L, kenapa harus pusing dengan konsumsi bensinnya?

Dan, soal emisi, tak perlu khawatir, S500 L aslinya dibuat untuk
memenuhi standar Euro 5. Namun, khusus untuk S500 Lyang dipasarkan di
Indonesia, telah dilakukan penyesuaian sehingga dapat menggunakan
bahan bakar di dalam negeri yang kualitasnya masih rendah dengan aman.
(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 11 Desember 2009, halaman 36





Label:

Selasa, 08 Desember 2009

Suzuki Raih Posisi Pertama dari JD Power

Pekan lalu, dalam siaran pers yang dikeluarkan JD Power Asia Pacific, disebutkan Suzuki dan Toyota meraih peringkat tertinggi dalam kualitas mobil baru dari JD Power Asia Pacific. Kedua merek itu mendominasi empat segmen mobil yang diteliti JD Power Asia Pacific untuk 2009 Indonesia Initial Quality Study berdasarkan respons dari 2.034 pemilik kendaraan baru.


”Kualitas mobil baru yang baik membantu pabrikan meraih kepercayaan pelanggan. Produk mereka semakin diterima di pasar. Juga akan memelihara kesetiaan pelanggan terhadap suatu merek dan mendatangkan pembeli baru dealer melalui rekomendasi positif,” papar Rajeev Nair, Senior Manager JD Power Asia Pacific, Singapura.
Reaksi pertama atas siaran pers itu adalah Suzuki? Apa tidak salah? Reaksi seperti itu wajar- wajar saja. Sebab, biasanya merek yang muncul adalah kalau bukan Honda, ya Toyota. Bahkan, bisa dikatakan bahwa Honda dan Toyota adalah dua merek langganan pemenang JD Power. Itu sebabnya, ketika pekan lalu merek yang muncul adalah Suzuki dan Toyota, banyak orang yang sulit memercayainya.

Ternyata kemenangan itu bukanlah suatu keberuntungan belaka, melainkan merupakan buah dari perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales Endro Nugroho.

Menurut Endro Nugroho, menyediakan mobil baru yang berkualitas memang penting, tetapi itu saja belumlah cukup. Pelayanan (service) juga penting, termasuk penyambutan terhadap pembeli yang datang ke dealer dan layanan purnajual (after sales service), termasuk penyediaan suku cadang.

Menjual mobil berbeda dengan menjual telepon genggam (handphone). Orang yang membeli telepon genggam tidak akan datang kembali ke toko kecuali telepon genggam yang dibelinya mengalami gangguan atau rusak. Sedangkan orang yang membeli mobil akan berulang kali kembali ke dealer untuk melakukan perawatan berkala. Bisa dikatakan, dalam penjualan mobil, hubungan antara dealer dan pembeli sangat dekat.

Benahi dealer
Itu sebabnya, Endro Nugroho berupaya membenahi dealer-dealer Suzuki agar mereka menyadari sepenuhnya peran dealer dalam membina hubungan dengan pembeli dan calon pembeli.

Ini mengingat dalam menjual mobil, hubungan yang baik antara dealer dan pembeli harus dijalin sejak pembeli pertama datang, yakni dengan memberikan sambutan yang ramah dan simpatik. Lalu, memberikan produk yang berkualitas, kemudian melayani dengan baik saat pembeli datang kembali untuk melakukan perawatan berkala atau memperbaiki kerusakan serta menyediakan mekanik yang terampil dan suku cadang yang diperlukan.



Jika semua itu dilakukan dengan baik, dapat dipastikan dealer akan mendapatkan pembeli- pembeli yang loyal. Dalam bisnis jual beli mobil, keuntungan tidak hanya didapat saat mobil dijual. Keuntungan juga diperoleh saat pembeli membawa kembali mobilnya untuk melakukan perawatan berkala atau memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mobil yang dibelinya. Bahkan, keuntungan yang didapat lebih besar daripada saat mobil dijual. (JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 4 Desember 2009, halaman 37

Label:

Q5, Mobil Lintas Alam Papan Atas

Jika Anda memiliki jiwa petualang atau gemar melakukan petualangan dan berpenghasilan lumayan tinggi, Q5, sport utility vehicle compact dari Audi, bisa menjadi salah satu pilihan.
Mobil yang diluncurkan pada 16 Juli lalu di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, itu menyandang mesin berkapasitas 2.0 Liter (1.984 cc), 4 silinder segaris, menggunakan injektor bahan bakar langsung (FSI), diperkuat turbocharger, dan dilengkapi penggerak empat roda (quattro).



Perjalanan dengan Q5 tidak berhenti pada saat jalan aspal berakhir. Mobil lintas alam (cross country) yang menggunakan persneling otomatik dengan 7 tingkat kecepatan yang dilengkapi dengan teknologi S-Tronic itu didesain untuk menjelajahi dua medan, onroad dan offroad.

Yang perlu dilakukan pengendara hanyalah menginjak pedal rem, memindahkan tuas persneling dari huruf P (parking) ke huruf D (drive), melepaskan injakan kaki kiri dari pedal rem, memindahkannya ke pedal gas, dan melakukan kickdown (menginjak pedal gas dalam-dalam). Mobil akan melesat cepat dengan mantap.
Sebagai sport utility vehicle (SUV), Q5 memang cukup tangguh. Dalam keadaan normal, pembagian torsi untuk roda depan dan belakang 40 : 60. Jika diperlukan, torsi ke roda depan dapat ditingkatkan hingga 65 persen, sedangkan untuk roda belakang torsi dapat ditingkatkan sampai 85 persen. Q5 yang memiliki ketinggian dari permukaan tanah (ground clearance) 20 sentimeter itu dapat dengan mudah melintas di genangan air sedalam 50 sentimeter.



Selintas, Q5 yang dijual dengan harga Rp 930 juta itu tampak serupa dengan Volkswagen Tiguan. Namun, jika diamati dengan saksama, Q5 20 sentimeter lebih panjang daripada Tiguan dan interiornya sama sekali berbeda. Dan, tidak seperti Tiguan yang menempatkan mesinnya melintang (transverse), Q5 menempatkan mesinnya memanjang (longitudinal).



Pekan lalu Kompas mengemudikan Q5 menuju ranch kuda tunggangan Arthayasa di kawasan Meruyung, Cinere, Depok, Jawa Barat. Perjalanan menuju Meruyung itu tak terasa jauh
dan menyulitkan. Kesenyapan di dalam kabin membuat perjalanan yang cukup jauh itu terasa santai.
Bahkan, perbaikan jalan yang tengah dilakukan di sana-sini tidak membuat perjalanan dengan Q5 terganggu. Permukaan jalan yang berlubang pun ditaklukkan dengan mudah.

Cukup cepat
Memang dibandingkan dengan Q5 3.0 TDI yang bermesin diesel, yang pernah dikendarai Kompas akhir November 2008, torsi Q5 2.0 TFSI lebih kecil. Q5 3.0 TDI menghasilkan torsi maksimum sebesar 500 Nm pada 1.500-3.000 rpm, sedangkan Q5 2.0 TFSI menghasilkan torsi maksimum 350 Nm pada 1.500-4.200 rpm.

Namun, dengan tenaga maksimum 211 PK yang dihasilkan pada 6.000 rpm, Q5 2.0 TFSI melesat dengan cepat dari 0-100 kilometer per jam. Kecepatan 100 kilometer per jam dapat dicapai hanya dalam 7,2 detik dari posisi berhenti, cukup cepat untuk sebuah SUV.

Penggunaan persneling otomatik dengan 7 tingkat kecepatan membuat pertambahan kecepatan itu berlangsung halus tanpa sentakan. Jika diinginkan, pengendara dapat melakukan pergantian gigi persneling secara manual tanpa kehadiran pedal kopling. Klaim pabrik menyebutkan, kecepatan maksimum Q5 2.0 TFSI mencapai 219 kilometer per jam.

Dengan panjang 4,630 meter, lebar 1,880 meter, dan tinggi 1,650 meter, Q5 termasuk kategori SUV compact. Dan, dengan dimensi seperti itu, Q5 asyik digunakan di pinggiran Jakarta yang ruas jalannya tidak terlalu lebar. Tak terasa, Q5 telah memasuki ranch Arthayasa yang luas dan asri. (JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 4 Desember 2009, halaman 37

Label: