Selasa, 29 September 2009

VW L1, Mobil Diesel Hibrida Konsep

Tanggal 15 September 2009, Volkswagen meluncurkan L1, sebuah mobil hibrida yang berbasis mesin diesel di Frankfurt Motor Show 2009. Mobil yang terbuat dari aluminium dan serat karbon itu hanya berbobot 380 kilogram, sanggup menempuh perjalanan sejauh 80,35 kilometer hanya dengan 1 liter solar, dan mengeluarkan emisi CO2 hanya 39 gram per kilometer.


Dengan sosok rendah seperti Lamborghini dan lebar 1,2 meter nilai aerodinamis atau hambatan tahanan angin (drag coefficient) L1 hanya 0,195. Dari mobil produksi massal yang ada di pasar saat ini, hanya Mercedes Benz E-Class Coupe yang nilai aerodinamisnya mendekati, yakni hanya 0,24 Cd. Namun bentuk L1yang melandai (streamline), membuat dua orang yang berada di dalamnya duduk tandem (depan belakang), dan masuk melalui atap (canopy) yang dioperasikan secara elektrik. Sebagai mobil hibrida, VW L1 menggabungkan antara mesin diesel mungil dan motor listrik (electric motor). Mesin diesel yang disandang berkapasitas 800 cc, 2 silinder, dan dilengkapi dengan teknologi commonrail. Mesin menghasilkan tenaga maksimum 29 PK dan torsi maksimum 100,3 Nm pada 1.900 rpm. Pada mode ’eco’ tenaga maksimum yang dicapai 27 PK pada 4.000 rpm. Sebuah motor listrik dengan tenaga 14 PK memungkinkan mobil melaju tanpa mengeluarkan emisi sama sekali untuk perjalanan jarak dekat. Dan, pada saat mobil berakselerasi, motor listrik itu meningkatkan torsi sebesar 40 persen. Performa VW L1 biasa-biasa saja. Kecepatan 100 kilometer per jam dari posisi berhenti dicapai dalam waktu 14,3 detik. Kecepatan maksimumnya 160 kilometer perjam. Dan, dengan tangki yang berisi 10 liter solar, L1 dapat menempuh perjalanan sejauh 670 kilometer.

Label:

Audi e-tron, Mobil Listrik Berperforma Sport

Audi di Frankfurt Motor Show 2009 memperkenalkan e-tron, mobil listrik dengan performa mobil sport. Mobil itu menggunakan penggerak empat roda, setiap roda dilengkapi dengan motor listrik. Keempat motor listrik itu menghasilkan tenaga maksimum 313 Pk dan torsi maksimum 4.500 Nm, dan sanggup berakselerasi dari 0-100 kilometer per jam dalam waktu 4,1 detik. Kecepatan maksimum dibatasi secara elektronik pada 200 kilometer per jam.

Baterai lithium-ion sanggup menyediakan tenaga listrik untuk perjalanan sejauh 248 kilometer, untuk sekali pengisian. Pengisian baterai dengan listrik rumah memerlukan waktu 6-7 jam, sedangkan dengan charger khusus hanya 2,5 jam.
Dari desainnya, tampak jelas bahwa e-tron adalah sebuah mobil sport yang berperforma tinggi. Baterai diletakkan langsung di belakang kabin penumpang untuk mendapatkan titik pusat gravitasi yang optimal dan pembagian beban yang ideal. E-ron juga dapat secara bebas menyalurkan torsi yang besar melalui keempat motor listrik di keempat roda sesuai yang diperlukan tiap-tiap toda. Hal itu memungkinkan pengendaraan yang dinamis, lincah, dan presisi pada saat menikung. Audi e-tron berukuran panjang 4,26 meter, lebar 1,90 meter, dan tinggi 1,23 meter. Jarak antara as roda depan dan belakang (wheelbase) 2,60 meter.

Label:

Selasa, 15 September 2009

Gaya Berkendara di Masa Depan

Ada seorang profesor di Inggris, Sebastian Thrun, yang mempunyai pemikiran nyeleneh dalam membatasi jumlah mobil yang berada di jalan raya, baik yang melaju di jalan maupun yang memenuhi areal perparkiran. Ia berpendapat, jika pemakaian mobil itu efektif, seharusnya jumlah mobil yang beredar di suatu negara dapat dikurangi
dengan drastis.
Menurut dia, sebenarnya sebagian besar orang yang bekerja di kantor hanya menggunakan mobil untuk pergi dan pulang dari rumah ke kantor dan sebaliknya. Di luar itu, mobil lebih banyak terparkir di areal perparkiran. Penggunaan mobil seperti itu dianggapnya sebagai tidak efektif.


Untuk mengatasi persoalan tersebut, profesor dari Stanford
University itu membuat dua mobil yang dikendalikan oleh komputer, yang
diberi nama Stanley dan Junior. Stanley menjadi juara pertama dalam
lomba mobil tanpa pengendara pada 2004, sedangkan Junior menjadi juara
kedua dalam lomba yang sama pada 2007.
Mobil tanpa pengendara didesain bagi siapa pun untuk pergi ke
sesuatu tempat, termasuk ke kantor. Setelah mengantarkan seseorang ke
tempat tujuannya, orang tersebut tinggal menekan tombol parkir, dan
secara otomatis mobil itu akan mencari tempat parkir.



Jika di dekat areal parkir itu ada seseorang yang akan bepergian,
ia tinggal menggunakan telepon pintarnya dan mengirimkan pesan melalui
layanan pesan singkat (SMS) bahwa ia memerlukan mobil. Dan, mobil yang
terparkir di dekat orang tersebut akan datang dan siap mengantarnya ke
tempat tujuan. Begitu seterusnya.
Ia mengatakan, ia yakin jika gagasannya dapat diwujudkan, jumlah
mobil di dunia yang kini berjumlah sekitar 60 juta dapat dikurangi
sekitar 50 persen. "Bayangkan jika Anda memerlukan mobil, Anda tinggal
mengirimkan SMS melalui telepon pintar Anda. Dan, mobil nganggur yang
berada di sekitar Anda akan datang," ujar Thrun.

Masih sulit
Sasaran utamanya adalah membuat mobil tanpa pengendara yang dapat
melaju di jalan raya dengan mulus, tanpa menabrak pejalan kaki,
pengendara motor, atau menghantam mobil lain. Namun, dalam
kenyataannya masih sulit membuat mobil yang sepenuhnya dikendalikan
oleh komputer.



Masih diperlukan kerja keras dan waktu yang lama untuk menciptakan
komputer yang dapat mengendarai mobil seperti manusia. Komputer masih
belum dapat meniru tingkah manusia bila berpapasan di perempatan
dengan mobil lain. Dengan kata lain, komputer yang mengendalikan mobil-
mobil itu masih tidak dapat memutuskan siapa yang harus mengalah atau
siapa yang harus melaju lebih dulu.(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 11 September 2009, halaman 42


Label:

Membuat Mobil, Strategi Berani McLaren

Grup balap F1, McLaren, memperkenalkan mobil baru. Namun, mobil yang diperkenalkannya itu bukanlah mobil balap F1, melainkan sebuah mobil sport jalan raya. Dan, menurut rencana, pabrik untuk memproduksi mobil itu akan dibangun di sebelah kantor pusat McLaren di Woking, Surrey, Inggris.
Keputusan untuk memproduksi mobil sport jalan raya itu diambil menyusul tekanan yang semakin keras untuk mengurangi anggaran belanja di F1. Jika keputusan untuk mengurangi anggaran belanja di F1 itu benar-benar diambil, staf balap McLaren yang kehilangan pekerjaannya dapat ditampung di pabrik baru tersebut.



McLaren berharap sebanyak 800 orang akan dipekerjakan di pabrik
yang akan memproduksi mobil sebanyak 4.000 unit per tahun itu.
Meskipun demikian, Antony Sheriff, Direktur Pelaksana McLaren,
mengatakan kepada BBC News bahwa pada tahap awal McLaren hanya akan
memproduksi 1.000 unit per tahun.
Kendati McLaren MP4-12C dikembangkan dan akan diproduksi di
Woking, berdekatan dengan pabrik mobil balap F1, tetapi tidak ada satu
pun benda di mobil itu yang datang dari F1."Kecuali mungkin proses dan
pemikiran di belakangnya yang datang dari tempat yang sama," ujar
Antony Sheriff.
Membedah sebuah Ferrari biru merupakan bagian dari proses
pengembangan, dan McLaren memerlukan sebuah mobil untuk mengecek mesin
berkapasitas 3.6 Liter, 8 silinder dalam konfigurasi V (V8), yang
diperkuat dua turbocharger, dan menghasilkan tenaga maksimum 600 PK.
"Ini adalah mesin kami sendiri. Sama sekali tidak memiliki
kesamaan dengan mesin mana pun," kata Sheriff. Dan, dari hasil uji
coba diketahui bahwa pengendalian (handling) mobil itu sangat luar
biasa.



Mobil itu menggunakan chassis yang terbuat dari bahan serat karbon
sehingga membuat bobot mobil menjadi lebih ringan. Bobot yang lebih
ringan itu, selain membantu meningkatkan performa MP4-12C, juga
menurunkan kadar emisi CO2.
Selain membedah sebuah Ferrari, McLaren juga mempekerjakan Frank
Stephenson, mantan Direktur Desain Ferrari. Dan, ia diberikan tugas
untuk menciptakan sebuah model mobil baru yang dapat disetarakan
dengan Ferrari, Aston Martin, dan Porsche.
Tugas itu dibebankan kepadanya setelah proyek kerja sama dengan
Mercedes untuk membuat 75 unit McLaren SLR Stirling Moss senilai 1
juta dollar AS berakhir.
Sedangkan pengembangan mesin dipercayakan kepada Dick Glover,
Direktur Teknik McLaren, yang memiliki latar belakang balap yang
tinggi. Namun, di balik desain dan pengembangan mesinnya, pembuatan
mobil McLaren di luar dunia balap itu dianggap sebagai bayi yang
dilahirkan oleh Ron Dennis, bos McLaren. "Melahirkan mobil sport
beperforma tinggi seperti ini adalah mimpi saya sejak lama," kata
Glover.
Jalan pedesaan kecil di sekeliling Woking akhir-akhir ini
digunakan sebagai ajang uji coba bagi MP4-12C. Demikian juga jalan di
pedesaan Swedia, Spanyol, dan Jerman.
Mobil keluaran McLaren itu akan bertarung di segmen mobil yang
berharga jual 200.000 dollar AS hingga 290.000 dollar AS, dan McLaren
berharap krisis ekonomi sudah membaik saat mobil tersebut dipasarkan
pada tahun 2011.
McLaren terakhir memproduksi mobil jalan raya pada tahun 1998.
Perusahaan tersebut pertama kali membuat mobil jalan raya pada tahun
1994, dan mobil itu sempat menjadi mobil produksi massal tercepat yang
pernah dibuat. Salah satu varian McLaren menjuarai lomba ketahanan 24
jam Le Mans pada tahun 1995.
Sejak tahun 2003, McLaren mendesain dan memproduksi mobil sport
Mercedes Benz SLR McLaren.(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 11 September 2009, halaman 42



Label:

Kamis, 03 September 2009

F-150 Raptor Si Tenaga Besar dari Ford

Amerika tetaplah Amerika. Boleh saja harga bensin naik tinggi, atau ekonomi boleh saja kedodoran, tetapi keinginan untuk memiliki mobil berkapasitas mesin besar dan dengan sendirinya bertenaga besar tidak dapat ditinggalkan. Untuk memenuhi keinginan tersebut, Ford meluncurkan truk mini F-150 Raptor yang bertenaga besar.
Raptor adalah salah satu jenis dinosaurus yang berbadan besar, ganas, dan gerakannya sangat gesit. Dan, dengan ditopang mesin berkapasitas 5.4 Liter dan 6.2 Liter yang memiliki 8 silinder dalam konfigurasi V (V8), F-150 Raptor memiliki kualifikasi seekor Raptor.



Dengan mesin berkapasitas 5.4 Liter, V8, F-150 Raptor menghasilkan tenaga maksimum 320 PK dan torsi maksimum 287 Nm. Sedangkan dengan mesin berkapasitas 6.2 Liter, V8, Raptor menghasilkan tenaga maksimum 400 PK dan torsi maksimum 295 Nm.

Dan, untuk membuktikan ketahanannya, kedua mesin tersebut diuji secara ekstrem di laboratorium, termasuk memacu mesin itu hingga 6.000 putaran per menit (rpm)—batas tertinggi—selama 150 jam atau lebih dari enam hari. Kedua mesin itu juga diuji keandalan dan ketangguhannya di gurun Borrego Springs, California, sejauh hampir 100 kilometer.

Mike Harisson dari Ford menghendaki kedua mesin itu dapat mengembangkan kemampuan maksimumnya sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh konsumen. Dalam tahap perkembangannya, Ford menuntut bahwa mobil itu memiliki ketahanan mobil offroad medan ganas.

Itu sebabnya, tes ketahanan F-150 Raptor sangat padat, ganas, berdebu, dan kotor. Tes di laboratorium ditekan hingga ke batas terjauh. Pertama-tama uji coba F-150 Raptor disesuaikan dengan memperhitungkan kemungkinan konsumen menggunakannya dan kemudian mobil itu diuji sedikit lebih jauh. Namun, kedua mobil itu baru dipasarkan pada 2010. (JL)

Artikel ini dimuat di Harian Kompas, 4 September 2009, halaman 41

Label:

Mobil Sport Papan Atas Berkecepatan Amat Tinggi

Mobil-mobil sport papan atas bertenaga besar harganya sangat tinggi. Bagi sebagian orang tertentu mobil itu dianggap layak atau harus dimiliki, tetapi bagi sebagian orang lagi, sebagian besar pastinya, memiliki mobil itu hanyalah merupakan mimpi atau angan- angan.

Bagi yang dapat membelinya, dan memang akhirnya membelinya, belum tentu dapat mengendarai mobil itu hingga ke batas akhir kemampuannya dengan aman. Memang perlu keahlian khusus untuk memacu mobil itu dengan kecepatan tinggi dan aman, baik itu bagi dirinya sendiri, penumpang lain di dalam mobil itu, maupun bagi kendaraan atau orang lain.



Memacu mobil itu di jalan raya (termasuk jalan tol) hingga mendekati batas akhir kecepatannya sulit untuk dilakukan. Kalaupun mau, seseorang harus bangun dini hari dan memacu mobil tersebut di Tol Jagorawi pada saat hampir tidak ada mobil lain yang melintas.
Tol Jagorawi adalah satu-satunya jalan tol di negara ini yang permukaan jalannya sangat mulus. Dengan demikian, secara relatif, jalan tol inilah yang paling aman digunakan untuk memacu kendaraan dengan kecepatan hingga di atas 200 kilometer per jam.

Tentunya dengan catatan, tidak ada kendaraan lain yang melintas di depan mobil tersebut. Namun, bangun dini hari, hanya untuk memacu kendaraan dengan kecepatan 200 kilometer per jam, tentunya tidak akan dilakukan sering-sering.

Sirkuit Sentul

Dalam kaitan itulah, gagasan M-Owners Club Indonesia, klub pemilik mobil BMW M (BMW Sportcar), untuk menyelenggarakan Performance Sportcar Venue di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, patut diacungi jempol.

Pada 29 Agustus lalu, M-Owners Club Indonesia memberikan kesempatan kepada pemilik mobil sport papan atas bertenaga besar untuk memacu mobilnya secara aman di Sirkuit Sentul.



Untuk itu, M-Owners Club Indonesia menyediakan pace car di depan untuk membantu para pemilik mobil sport papan atas bertenaga besar untuk memacu mobilnya secara aman di
Sirkuit Sentul. Bahkan, di sirkuit juga dipasangi cone (kerucut plastik) untuk menandai lintasan yang harus dilalui mobil pada tikungan-tikungan yang dianggap berbahaya.

Dengan demikian, pemilik mobil sport papan atas bertenaga besar dapat memacu mobil dengan aman hingga ke batas tertinggi. Kalaupun mobil sampai meluncur ke luar lintasan, dijamin bahwa mobil dan penumpangnya akan aman-aman saja.


Foto Jimmy Lukita siap
mengendarai Pace Car 2

Performance Sportcar Venue di Sirkuit Sentul dihadiri banyak pemilik mobil sport. Mulai dari pemilik BMW M-Series, BMW Z4, Ferrari, Porsche, Audi, Mercedes Benz AMG, Lamborghini Murcielago, Lotus, Maserati, Mitsubishi Evo, Nissan GTR, Honda Civic RR, dan Volkswagen GTI.



Namun, ikut berpartisipasi dalam acara memacu kendaraan di sirkuit hanya BMW M3, BMW M5, BMW M6, BMW 630 Cabriolet, Mercedes Benz C63 AMG, Porsche 911 dan Porsche GT2, Audi TT dan Audi R8, Maserati, Mitsubishi Evo, Nissan GTR, Lamborghini, Honda Civic RR, dan Ferrari, yang terbanyak F430, serta tentunya tiga pace car, New BMW M3, BMW 740, dan BMW 750. (JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 4 September 2009, halaman 41



Label: