Mobil Sport Papan Atas Berkecepatan Amat Tinggi
Mobil-mobil sport papan atas bertenaga besar harganya sangat tinggi. Bagi sebagian orang tertentu mobil itu dianggap layak atau harus dimiliki, tetapi bagi sebagian orang lagi, sebagian besar pastinya, memiliki mobil itu hanyalah merupakan mimpi atau angan- angan.
Bagi yang dapat membelinya, dan memang akhirnya membelinya, belum tentu dapat mengendarai mobil itu hingga ke batas akhir kemampuannya dengan aman. Memang perlu keahlian khusus untuk memacu mobil itu dengan kecepatan tinggi dan aman, baik itu bagi dirinya sendiri, penumpang lain di dalam mobil itu, maupun bagi kendaraan atau orang lain.
Memacu mobil itu di jalan raya (termasuk jalan tol) hingga mendekati batas akhir kecepatannya sulit untuk dilakukan. Kalaupun mau, seseorang harus bangun dini hari dan memacu mobil tersebut di Tol Jagorawi pada saat hampir tidak ada mobil lain yang melintas.
Tol Jagorawi adalah satu-satunya jalan tol di negara ini yang permukaan jalannya sangat mulus. Dengan demikian, secara relatif, jalan tol inilah yang paling aman digunakan untuk memacu kendaraan dengan kecepatan hingga di atas 200 kilometer per jam.
Tentunya dengan catatan, tidak ada kendaraan lain yang melintas di depan mobil tersebut. Namun, bangun dini hari, hanya untuk memacu kendaraan dengan kecepatan 200 kilometer per jam, tentunya tidak akan dilakukan sering-sering.
Sirkuit Sentul
Dalam kaitan itulah, gagasan M-Owners Club Indonesia, klub pemilik mobil BMW M (BMW Sportcar), untuk menyelenggarakan Performance Sportcar Venue di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, patut diacungi jempol.
Pada 29 Agustus lalu, M-Owners Club Indonesia memberikan kesempatan kepada pemilik mobil sport papan atas bertenaga besar untuk memacu mobilnya secara aman di Sirkuit Sentul.
Untuk itu, M-Owners Club Indonesia menyediakan pace car di depan untuk membantu para pemilik mobil sport papan atas bertenaga besar untuk memacu mobilnya secara aman di
Sirkuit Sentul. Bahkan, di sirkuit juga dipasangi cone (kerucut plastik) untuk menandai lintasan yang harus dilalui mobil pada tikungan-tikungan yang dianggap berbahaya.
Dengan demikian, pemilik mobil sport papan atas bertenaga besar dapat memacu mobil dengan aman hingga ke batas tertinggi. Kalaupun mobil sampai meluncur ke luar lintasan, dijamin bahwa mobil dan penumpangnya akan aman-aman saja.
Foto Jimmy Lukita siap
mengendarai Pace Car 2
Performance Sportcar Venue di Sirkuit Sentul dihadiri banyak pemilik mobil sport. Mulai dari pemilik BMW M-Series, BMW Z4, Ferrari, Porsche, Audi, Mercedes Benz AMG, Lamborghini Murcielago, Lotus, Maserati, Mitsubishi Evo, Nissan GTR, Honda Civic RR, dan Volkswagen GTI.
Namun, ikut berpartisipasi dalam acara memacu kendaraan di sirkuit hanya BMW M3, BMW M5, BMW M6, BMW 630 Cabriolet, Mercedes Benz C63 AMG, Porsche 911 dan Porsche GT2, Audi TT dan Audi R8, Maserati, Mitsubishi Evo, Nissan GTR, Lamborghini, Honda Civic RR, dan Ferrari, yang terbanyak F430, serta tentunya tiga pace car, New BMW M3, BMW 740, dan BMW 750. (JL)
Artikel ini dimuat di harian Kompas, 4 September 2009, halaman 41
Bagi yang dapat membelinya, dan memang akhirnya membelinya, belum tentu dapat mengendarai mobil itu hingga ke batas akhir kemampuannya dengan aman. Memang perlu keahlian khusus untuk memacu mobil itu dengan kecepatan tinggi dan aman, baik itu bagi dirinya sendiri, penumpang lain di dalam mobil itu, maupun bagi kendaraan atau orang lain.
Memacu mobil itu di jalan raya (termasuk jalan tol) hingga mendekati batas akhir kecepatannya sulit untuk dilakukan. Kalaupun mau, seseorang harus bangun dini hari dan memacu mobil tersebut di Tol Jagorawi pada saat hampir tidak ada mobil lain yang melintas.
Tol Jagorawi adalah satu-satunya jalan tol di negara ini yang permukaan jalannya sangat mulus. Dengan demikian, secara relatif, jalan tol inilah yang paling aman digunakan untuk memacu kendaraan dengan kecepatan hingga di atas 200 kilometer per jam.
Tentunya dengan catatan, tidak ada kendaraan lain yang melintas di depan mobil tersebut. Namun, bangun dini hari, hanya untuk memacu kendaraan dengan kecepatan 200 kilometer per jam, tentunya tidak akan dilakukan sering-sering.
Sirkuit Sentul
Dalam kaitan itulah, gagasan M-Owners Club Indonesia, klub pemilik mobil BMW M (BMW Sportcar), untuk menyelenggarakan Performance Sportcar Venue di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, patut diacungi jempol.
Pada 29 Agustus lalu, M-Owners Club Indonesia memberikan kesempatan kepada pemilik mobil sport papan atas bertenaga besar untuk memacu mobilnya secara aman di Sirkuit Sentul.
Untuk itu, M-Owners Club Indonesia menyediakan pace car di depan untuk membantu para pemilik mobil sport papan atas bertenaga besar untuk memacu mobilnya secara aman di
Sirkuit Sentul. Bahkan, di sirkuit juga dipasangi cone (kerucut plastik) untuk menandai lintasan yang harus dilalui mobil pada tikungan-tikungan yang dianggap berbahaya.
Dengan demikian, pemilik mobil sport papan atas bertenaga besar dapat memacu mobil dengan aman hingga ke batas tertinggi. Kalaupun mobil sampai meluncur ke luar lintasan, dijamin bahwa mobil dan penumpangnya akan aman-aman saja.
Foto Jimmy Lukita siap
mengendarai Pace Car 2
Performance Sportcar Venue di Sirkuit Sentul dihadiri banyak pemilik mobil sport. Mulai dari pemilik BMW M-Series, BMW Z4, Ferrari, Porsche, Audi, Mercedes Benz AMG, Lamborghini Murcielago, Lotus, Maserati, Mitsubishi Evo, Nissan GTR, Honda Civic RR, dan Volkswagen GTI.
Namun, ikut berpartisipasi dalam acara memacu kendaraan di sirkuit hanya BMW M3, BMW M5, BMW M6, BMW 630 Cabriolet, Mercedes Benz C63 AMG, Porsche 911 dan Porsche GT2, Audi TT dan Audi R8, Maserati, Mitsubishi Evo, Nissan GTR, Lamborghini, Honda Civic RR, dan Ferrari, yang terbanyak F430, serta tentunya tiga pace car, New BMW M3, BMW 740, dan BMW 750. (JL)
Artikel ini dimuat di harian Kompas, 4 September 2009, halaman 41
Label: Mobil Sport
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda