Gaya Berkendara di Masa Depan
Ada seorang profesor di Inggris, Sebastian Thrun, yang mempunyai pemikiran nyeleneh dalam membatasi jumlah mobil yang berada di jalan raya, baik yang melaju di jalan maupun yang memenuhi areal perparkiran. Ia berpendapat, jika pemakaian mobil itu efektif, seharusnya jumlah mobil yang beredar di suatu negara dapat dikurangi
dengan drastis.
Menurut dia, sebenarnya sebagian besar orang yang bekerja di kantor hanya menggunakan mobil untuk pergi dan pulang dari rumah ke kantor dan sebaliknya. Di luar itu, mobil lebih banyak terparkir di areal perparkiran. Penggunaan mobil seperti itu dianggapnya sebagai tidak efektif.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, profesor dari Stanford
University itu membuat dua mobil yang dikendalikan oleh komputer, yang
diberi nama Stanley dan Junior. Stanley menjadi juara pertama dalam
lomba mobil tanpa pengendara pada 2004, sedangkan Junior menjadi juara
kedua dalam lomba yang sama pada 2007.
Mobil tanpa pengendara didesain bagi siapa pun untuk pergi ke
sesuatu tempat, termasuk ke kantor. Setelah mengantarkan seseorang ke
tempat tujuannya, orang tersebut tinggal menekan tombol parkir, dan
secara otomatis mobil itu akan mencari tempat parkir.
Jika di dekat areal parkir itu ada seseorang yang akan bepergian,
ia tinggal menggunakan telepon pintarnya dan mengirimkan pesan melalui
layanan pesan singkat (SMS) bahwa ia memerlukan mobil. Dan, mobil yang
terparkir di dekat orang tersebut akan datang dan siap mengantarnya ke
tempat tujuan. Begitu seterusnya.
Ia mengatakan, ia yakin jika gagasannya dapat diwujudkan, jumlah
mobil di dunia yang kini berjumlah sekitar 60 juta dapat dikurangi
sekitar 50 persen. "Bayangkan jika Anda memerlukan mobil, Anda tinggal
mengirimkan SMS melalui telepon pintar Anda. Dan, mobil nganggur yang
berada di sekitar Anda akan datang," ujar Thrun.
Masih sulit
Sasaran utamanya adalah membuat mobil tanpa pengendara yang dapat
melaju di jalan raya dengan mulus, tanpa menabrak pejalan kaki,
pengendara motor, atau menghantam mobil lain. Namun, dalam
kenyataannya masih sulit membuat mobil yang sepenuhnya dikendalikan
oleh komputer.
Masih diperlukan kerja keras dan waktu yang lama untuk menciptakan
komputer yang dapat mengendarai mobil seperti manusia. Komputer masih
belum dapat meniru tingkah manusia bila berpapasan di perempatan
dengan mobil lain. Dengan kata lain, komputer yang mengendalikan mobil-
mobil itu masih tidak dapat memutuskan siapa yang harus mengalah atau
siapa yang harus melaju lebih dulu.(JL)
Artikel ini dimuat di harian Kompas, 11 September 2009, halaman 42
dengan drastis.
Menurut dia, sebenarnya sebagian besar orang yang bekerja di kantor hanya menggunakan mobil untuk pergi dan pulang dari rumah ke kantor dan sebaliknya. Di luar itu, mobil lebih banyak terparkir di areal perparkiran. Penggunaan mobil seperti itu dianggapnya sebagai tidak efektif.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, profesor dari Stanford
University itu membuat dua mobil yang dikendalikan oleh komputer, yang
diberi nama Stanley dan Junior. Stanley menjadi juara pertama dalam
lomba mobil tanpa pengendara pada 2004, sedangkan Junior menjadi juara
kedua dalam lomba yang sama pada 2007.
Mobil tanpa pengendara didesain bagi siapa pun untuk pergi ke
sesuatu tempat, termasuk ke kantor. Setelah mengantarkan seseorang ke
tempat tujuannya, orang tersebut tinggal menekan tombol parkir, dan
secara otomatis mobil itu akan mencari tempat parkir.
Jika di dekat areal parkir itu ada seseorang yang akan bepergian,
ia tinggal menggunakan telepon pintarnya dan mengirimkan pesan melalui
layanan pesan singkat (SMS) bahwa ia memerlukan mobil. Dan, mobil yang
terparkir di dekat orang tersebut akan datang dan siap mengantarnya ke
tempat tujuan. Begitu seterusnya.
Ia mengatakan, ia yakin jika gagasannya dapat diwujudkan, jumlah
mobil di dunia yang kini berjumlah sekitar 60 juta dapat dikurangi
sekitar 50 persen. "Bayangkan jika Anda memerlukan mobil, Anda tinggal
mengirimkan SMS melalui telepon pintar Anda. Dan, mobil nganggur yang
berada di sekitar Anda akan datang," ujar Thrun.
Masih sulit
Sasaran utamanya adalah membuat mobil tanpa pengendara yang dapat
melaju di jalan raya dengan mulus, tanpa menabrak pejalan kaki,
pengendara motor, atau menghantam mobil lain. Namun, dalam
kenyataannya masih sulit membuat mobil yang sepenuhnya dikendalikan
oleh komputer.
Masih diperlukan kerja keras dan waktu yang lama untuk menciptakan
komputer yang dapat mengendarai mobil seperti manusia. Komputer masih
belum dapat meniru tingkah manusia bila berpapasan di perempatan
dengan mobil lain. Dengan kata lain, komputer yang mengendalikan mobil-
mobil itu masih tidak dapat memutuskan siapa yang harus mengalah atau
siapa yang harus melaju lebih dulu.(JL)
Artikel ini dimuat di harian Kompas, 11 September 2009, halaman 42
Label: Inovasi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda