Rabu, 02 Januari 2008

BMW X6, Tren Baru Landa SUV



Di Frankfurt Motor Show 2007, akhir September lalu, BMW
menampilkan sport utility vehicle terbarunya, X6. Selintas X6 tampak
mirip pendahulunya, X5, hanya sedikit lebih besar dalam dimensi.
Namun, jika diamati secara saksama, tampak jelas bahwa X6 adalah SUV
yang sosoknya lebih mendekati coupe, ketimbang SUV lama yang sosoknya
lebih mendekati jip. Jika diamati dari samping, pilar A terlihat
landai dan mulai dari pilar B menurun tajam di pilar C sampai ke
belakang. Itu sebabnya X6 sesungguhnya lebih cocok diberi nama crossover
ketimbang SUV.



BMW dalam siaran persnya menyebutkan X6 sebagai sebuah
coupe yang memiliki tenaga mobil berpenggerak empat roda dan
performanya seperti mobil sport. Itu sebabnya jangan heran jika mesin
yang disandang semua varian X6 diperkuat dengan turbocharger ganda
(twin turbo). Sesuatu hal yang jarang dilakukan BMW, yang terkenal
akan mesin normal aspirated atau naturally aspirated, atau bahasa
awamnya mesin biasa (normal) yang tidak mengandalkan turbocharger.
Flagship dari jajaran X6 itu adalah X6 xDrive5.0i yang menyandang
mesin berkapasitas 4.395 cc, 8 silinder dalam konfigurasi V (V8),
yang menghasilkan tenaga maksimum 402 PK pada 5.500 rpm dan torsi
maksimum 600 Nm mulai 1.800-4.500 rpm. Dengan torsi sebesar itu, X6
4.4 sanggup melesat dari 0-100 kilometer per jam dalam waktu 5,4
detik, angka yang luar biasa buat sebuah SUV. Kecepatan maksimum X6
5.0i dibatasi secara elektronis pada 250 kilometer per jam. Konsumsi
bahan bakarnya 1 liter untuk menempuh perjalanan sejauh 9,62
kilometer, cukup efisien untuk mobil yang kapasitas mesinnya di atas
4.000 cc, dan emisi CO2-nya 299 gram per kilometer.
X6 muncul dengan empat varian, dua bermesin bensin (X6 xDrive5.0i
dan X6 xDrive3.5i 302 PK) serta dua bermesin diesel (X6 3.0d 232 PK
dan X6 xDrive3.5d 282 PK). Dan, di Frankfurt Motor Show 2007 juga
dipamerkan varian hibrida (hybrid)-nya.

Condong ke "coupe"
Jika melihat kecenderungan atau tren yang terjadi dalam dua tiga
tahun terakhir, sesungguhnya BMW X6 tidak sendirian. Nissan Murano
dan saudara sekandungnya, Renault Kaleos, atau Mazda CX7, atau
Mercedes Benz R-Class juga menganut desain yang sama, yakni SUV yang
condong ke coupe, sedan sport berpintu dua.


Belum diketahui masa depan dari SUV "manis" ini? Akankah pasar
akan menerimanya, atau menolaknya? Itu masih harus ditunggu.
Namun, kendati ada kecenderungan SUV menjadi semakin "manis",
tetapi SUV yang sosoknya mirip jip masih tetap dikembangkan. BMW
masih mempertahankan X5 dan X3, Mercedes Benz masih mempertahankan M-
Class dan GL-Class, Porsche tetap mengandalkan Cayenne, Volkswagen
bertahan dengan Touareg dan Tiguan, Honda dengan CRV, Land Rover
dengan Free Lander, Discovery 3, dan Range Rover, Toyota dengan
Harrier, RAV4, dan Land Cruiser, Lexus dengan RX dan LX, serta
Mitsubihi dengan Overland dan Pajero.
Jip lahir di Amerika Serikat pada tahun 1941. Kebutuhan akan
kendaraan perang yang tangguh membuat militer Amerika Serikat
mengadakan tender pada tahun 1939. Dari 135 perusahaan pembuat mobil
yang mengikuti tender, hanya tiga yang dianggap memenuhi syarat,
yakni Bantam, Willy's Overland, dan Ford. Pada tahun 1940, Bantam
keluar dengan Blitzbuggy dan Old Number One, Willy's Overland muncul
dengan Quad, dan Ford mengeluarkan Pigmy.
Bentuk ketiga mobil itu mirip satu sama lain, yaitu seperti jip
Willy's keluaran 1941. Hal itu dapat terjadi karena ketiga
perusahaan pembuat mobil itu menggunakan prototipe yang sama sebagai
acuan, yakni milik Bantam.
Tiga perusahaan pembuat mobil Jerman, Mercedes Benz, BMW, dan
Volkswagen, sebelum Perang Dunia II (1939-1945) sesungguhnya sudah
memiliki kendaraan yang setara jip, yang kemudian digunakan sebagai
kendaraan perang. Namun, kekalahan yang dialami Jerman dalam Perang
Dunia II membuat produksi kendaraan setara jip Jerman itu
diberhentikan.
Jip pertama yang dibuat Jerman adalah Mercedes Benz G-Class yang
lahir 1979. Walaupun termasuk kategori jip, tetapi kenyamanan bisa
disetarakan dengan Range Rover yang berkategori SUV.

Jip senyaman sedan
SUV merupakan jawaban bagi para penggemar jip yang menuntut
kendaraan perang senyaman sedan. Jip pada awalnya didesain sebagai
kendaraan perang. Karena itu, tenaga besar, keandalan, ketangguhan,
dan daya jelajah yang prima di segala medan adalah pertimbangan
utama. Soal kenyamanan adalah hal terakhir yang dipertimbangan.
Adapun tentang bentuk jip yang kaku itu karena yang menjadi
pertimbangan utama adalah fungsinya, penampilan (appearance) tidak
dianggap penting. Belum lagi, tinggi bagian bawah kendaraan dari
permukaan tanah (ground clearance) menjadi salah satu hal terpenting
sehingga jip dapat menaklukkan kali kecil (genangan air), medan
berlumpur, dan medan berbatu.
Namun, sejalan dengan pemasarannya ke kalangan sipil, faktor
kenyamanan dan bentuk (sosok) mulai dianggap penting. Akan tetapi,
tentunya tanpa mengurangi kemampuan menaklukkan medan ganas yang
menjadi spesialisasinya.
Tidak ada catatan tentang perusahaan pembuat mobil apa yang
pertama kali memproduksi SUV. Namun, diyakini bahwa International
Harvester adalah perusahaan pembuat mobil pertama yang membuat Scout,
mobil dengan sosok yang mendekati apa yang dikenal sebagai SUV saat
ini, dan menamakannya dengan utility vehicle. International Harvester
lebih dikenal dengan singkatannya, IH.
Pada awalnya, hanya perusahaan-perusahaan pembuat mobil Amerika
Serikat yang mengembangkan SUV. Namun, kepopuleran SUV di luar
Amerika Serikat membuat perusahaan-perusahaan pembuat mobil lain
meniru jejak rekan-rekannya di Amerika Serikat. Yang pertama adalah
perusahaan Inggris Land Rover dengan jip mewahnya, Range Rover.
Kemudian diikuti oleh berbagai perusahaan lain, seperti BMW, Mercedes
Benz, Toyota, Nissan, dan Mitsubishi.
Belakangan juga menyusul Honda, Suzuki, Subaru Forester, Mazda,
Porsche, Volkswagen, dan Audi.(JL)

Artikel ini dimuat di Kompas,
28 Desember 2007, halaman 47




Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda