Melintasi Jalan Pedesaan di Bali
Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, tanggal 13 Desember 2007. Jam menunjukkan waktu pukul 12.05. Rombongan wartawan otomotif dari Ibu Kota baru saja tiba di Bali untuk melakukan test drive New Santa Fe, sport utility vehicle (SUV) dari Hyundai. Udara pada siang itu cukup panas, sekitar 36 derajat Celsius. Akan tetapi, siapa yang peduli. Ini Bali bung!
Para wartawan pun segera meninggalkan area kedatangan dan berjalan ke pelataran parkir di mana enam New Santa Fe diparkir. Kompas mendapatkan mobil bernomor dua, yakni Santa Fe 2.7,V6 A/T, untuk di-test drive.
Sesungguhnya, PT Hyundai Mobil Indonesia juga menyiapkan New Santa Fe yang bermesin diesel 2.2 A/T, tetapi karena Kompas sudah menjajal mobil itu pada bulan Juli 2006, maka kali ini pilihan jatuh pada Santa Fe 2.7, V6 A/T yang bermesin bensin.
Kehadiran New Santa Fe memang langsung menarik perhatian karena sosoknya mengingatkan orang kepada Touareg, SUV dari Volkswagen. Padahal mobil Korea itu sepenuhnya didesain oleh studio desain Hyundai di California, Amerika Serikat.
Interiornya cukup mewah, didominasi kulit yang berkualitas, serta dilengkapi dengan hiasan kayu di bagian bawah dashboard dan di bagian dalam pintu-pintu. Sayangnya, varian yang digunakan Kompas tidak dilengkapi sunroof.
Kelima New Hyundai Santa Fe itu kemudian melaju meninggalkan Bandar Udara Ngurah Rai di belakang lead car New Tucson. Karena jam sudah menunjukkan pukul 12.30, maka kegiatan pertama yang dilakukan adalah makan siang. Itu sebabnya, rombongan membelok ke arah Kuta dan menuju ke Hotel Santika untuk makan siang.
Selesai makan siang, perjalanan dilanjutkan menuju ke Kamandalu Resort and Spa yang terletak di kawasan Ubud. Padatnya kawasan Kuta, dan digunakannya kawasan Nusa Dua untuk Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim, menjadikan kegiatan test drive New Santa Fe di pusatkan ke bagian tengah Pulau Bali.
Perjalanan dari Kuta ke Kamandalu Resort and Spa memakan waktu sekitar 40 menit. Dan, di sepanjang jalan menuju ke kawasan Ubud, performa New Santa Fe sempat beberapa kali diuji. Pada saat jalan agak lengang, New Santa Fe dapat dengan cepat dipacu sampai 120 kilometer per jam.
Akselerasi berlangsung dengan cepat dan halus. Tenaga maksimum 186 PK pada 6.000 rpm dan torsi maksimum 248 Nm pada 4.000 rpm yang dihasilkan mesin berkapasitas 2.7 Liter (2.658 cc), V6, disalurkan ke roda melalui persneling otomatik dengan 5 tingkat kecepatan.
Kelima New Santa Fe itu diparkir di pelataran Kamandalu Resort and Spa. Malam itu, para wartawan akan menginap di sana. Siang itu, kegiatan dengan New Santa Fe pada hari pertama berakhir. Sore hari, para wartawan otomotif pun mengikuti acara bersepeda santai di kawasan di sekitar Kamandalu Resort and Spa.
Perjalanan santai dengan sepeda itu sesungguhnya tidak jauh dan ringan. Namun, mengingat para wartawan otomotif jarang berolahraga, dan pada hari itu juga kurang tidur karena pagi-pagi sudah harus ke Bandar udara, maka perjalanan santai itu dirasakan sangat berat. Seorang rekan dari Hyundai dan seorang wartawan dari sebuah majalah otomotif hampir pingsan sehingga keduanya terpaksa dibawa kembali ke Kamandalu Resort and Spa dengan mobil. Meskipun demikian, secara keseluruhan bisa dikatakan bahwa keceriaan dan kebersamaan tetap menyertai perjalanan dengan sepeda pada sore hari itu.
Pada tanggal 14 Desember 2007. Pada pukul 06.00, Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia Jongkie D Sugiarto menunjukkan komitmennya terhadap penghijauan dengan menanam pohon di halaman depan Kamandalu Resort and Spa. Pukul 07.30, setelah menyelesaikan sarapan, iring-iringan New Santa Fe meluncur menuju ke kawasan Kintamani. Perjalanan ke Kintamani dilakukan melalui jalan pedesaan yang sempit dan berkelok-kelok.
Meskipun sosok New Santa Fe cukup besar (panjang 4,675 meter, lebar 1,890 meter, dan tinggi 1,795 meter), tetapi mobil itu tidak mengalami kesulitan pada saat melaju di jalan sempit dan berkelok-kelok. Bahkan, pada saat berpapasan dengan mobil lain pun, New Santa Fe mudah dikendalikan. Pengendara dapat mengawasi bagian-bagian mobil dengan baik dari kursinya, lewat kaca-kaca spion.
Suspensi dan kesenyapan di dalam kabin New Santa Fe cukup baik sehingga penumpang tidak menyadari bahwa mobil telah melaju dengan kecepatan tinggi. Dan, kesenyapan di dalam kabin, membuat mendengarkan musik di kabin New Santa Fe menjadi mengasyikkan.
Patut diingat bahwa New Santa Fe adalah SUV berpenumpang 7 orang (seven seater). Dua kursi deret ketiga dapat dilipat sampai rata dengan lantai sehingga dapat difungsikan sepenuhnya untuk menyimpan barang.
Tidak sampai 30 menit, rombongan tiba di Kintamani. Wartawan pun segera turun untuk mengabadikan keindahan alam di Danau Batur. Setelah selesai acara pemotretan, perjalanan pun dilanjutkan ke kawasan Bedugul. Seperti sebelumnya, perjalanan pun dilakukan melalui jalan pedesaan. Berjalanan itu begitu mengasyikkan sampai-sampai rombongan New Santa Fe keluar dari rute dan tersasar.
Lead car pun mencoba kembali ke rute awal, tetapi malah menyasar lebih dalam ke pedesaan. Setelah memutar mobil, perjalanan pun diteruskan ke Bedugul. Rombongan melintas di ruas jalan di dekat Danau Beratan, Bedugul, dan terus menuju ke tepi Danau Buyan melalui jalan tanah di tengah-tengah hutan cemara. Suasananya benar-benar heboh. Meskipun becek, para wartawan tidak peduli, mereka dengan bersemangat menjauhi mobil dan berupaya untuk mendapatkan foto yang terbaik.
Dari sana, perjalanan diteruskan ke Kebun Raya Eka Karya untuk beristirahat dan makan siang. Hujan yang turun dengan derasnya tidak membuat para wartawan terganggu. Dengan menggunakan payung mereka sibuk mengambil foto New Santa Fe.
Siang hari, rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke Hard Rock Hotel, Kuta, tempat mereka menginap malam harinya. Rombongan sempat mampir Gaya Fusion, Ubud, untuk melihat lukisan-lukisan dari berbagai pelukis di Asia, termasuk Bali.
Uji jalan di Bali sudah berulang kali dilakukan, tetapi setiap kali dilakukan, perasaan yang menyertainya selalu berbeda. Selalu ada hal menarik untuk diceritakan.(JL)
Para wartawan pun segera meninggalkan area kedatangan dan berjalan ke pelataran parkir di mana enam New Santa Fe diparkir. Kompas mendapatkan mobil bernomor dua, yakni Santa Fe 2.7,V6 A/T, untuk di-test drive.
Sesungguhnya, PT Hyundai Mobil Indonesia juga menyiapkan New Santa Fe yang bermesin diesel 2.2 A/T, tetapi karena Kompas sudah menjajal mobil itu pada bulan Juli 2006, maka kali ini pilihan jatuh pada Santa Fe 2.7, V6 A/T yang bermesin bensin.
Kehadiran New Santa Fe memang langsung menarik perhatian karena sosoknya mengingatkan orang kepada Touareg, SUV dari Volkswagen. Padahal mobil Korea itu sepenuhnya didesain oleh studio desain Hyundai di California, Amerika Serikat.
Interiornya cukup mewah, didominasi kulit yang berkualitas, serta dilengkapi dengan hiasan kayu di bagian bawah dashboard dan di bagian dalam pintu-pintu. Sayangnya, varian yang digunakan Kompas tidak dilengkapi sunroof.
Kelima New Hyundai Santa Fe itu kemudian melaju meninggalkan Bandar Udara Ngurah Rai di belakang lead car New Tucson. Karena jam sudah menunjukkan pukul 12.30, maka kegiatan pertama yang dilakukan adalah makan siang. Itu sebabnya, rombongan membelok ke arah Kuta dan menuju ke Hotel Santika untuk makan siang.
Selesai makan siang, perjalanan dilanjutkan menuju ke Kamandalu Resort and Spa yang terletak di kawasan Ubud. Padatnya kawasan Kuta, dan digunakannya kawasan Nusa Dua untuk Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim, menjadikan kegiatan test drive New Santa Fe di pusatkan ke bagian tengah Pulau Bali.
Perjalanan dari Kuta ke Kamandalu Resort and Spa memakan waktu sekitar 40 menit. Dan, di sepanjang jalan menuju ke kawasan Ubud, performa New Santa Fe sempat beberapa kali diuji. Pada saat jalan agak lengang, New Santa Fe dapat dengan cepat dipacu sampai 120 kilometer per jam.
Akselerasi berlangsung dengan cepat dan halus. Tenaga maksimum 186 PK pada 6.000 rpm dan torsi maksimum 248 Nm pada 4.000 rpm yang dihasilkan mesin berkapasitas 2.7 Liter (2.658 cc), V6, disalurkan ke roda melalui persneling otomatik dengan 5 tingkat kecepatan.
Kelima New Santa Fe itu diparkir di pelataran Kamandalu Resort and Spa. Malam itu, para wartawan akan menginap di sana. Siang itu, kegiatan dengan New Santa Fe pada hari pertama berakhir. Sore hari, para wartawan otomotif pun mengikuti acara bersepeda santai di kawasan di sekitar Kamandalu Resort and Spa.
Perjalanan santai dengan sepeda itu sesungguhnya tidak jauh dan ringan. Namun, mengingat para wartawan otomotif jarang berolahraga, dan pada hari itu juga kurang tidur karena pagi-pagi sudah harus ke Bandar udara, maka perjalanan santai itu dirasakan sangat berat. Seorang rekan dari Hyundai dan seorang wartawan dari sebuah majalah otomotif hampir pingsan sehingga keduanya terpaksa dibawa kembali ke Kamandalu Resort and Spa dengan mobil. Meskipun demikian, secara keseluruhan bisa dikatakan bahwa keceriaan dan kebersamaan tetap menyertai perjalanan dengan sepeda pada sore hari itu.
Pada tanggal 14 Desember 2007. Pada pukul 06.00, Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia Jongkie D Sugiarto menunjukkan komitmennya terhadap penghijauan dengan menanam pohon di halaman depan Kamandalu Resort and Spa. Pukul 07.30, setelah menyelesaikan sarapan, iring-iringan New Santa Fe meluncur menuju ke kawasan Kintamani. Perjalanan ke Kintamani dilakukan melalui jalan pedesaan yang sempit dan berkelok-kelok.
Meskipun sosok New Santa Fe cukup besar (panjang 4,675 meter, lebar 1,890 meter, dan tinggi 1,795 meter), tetapi mobil itu tidak mengalami kesulitan pada saat melaju di jalan sempit dan berkelok-kelok. Bahkan, pada saat berpapasan dengan mobil lain pun, New Santa Fe mudah dikendalikan. Pengendara dapat mengawasi bagian-bagian mobil dengan baik dari kursinya, lewat kaca-kaca spion.
Suspensi dan kesenyapan di dalam kabin New Santa Fe cukup baik sehingga penumpang tidak menyadari bahwa mobil telah melaju dengan kecepatan tinggi. Dan, kesenyapan di dalam kabin, membuat mendengarkan musik di kabin New Santa Fe menjadi mengasyikkan.
Patut diingat bahwa New Santa Fe adalah SUV berpenumpang 7 orang (seven seater). Dua kursi deret ketiga dapat dilipat sampai rata dengan lantai sehingga dapat difungsikan sepenuhnya untuk menyimpan barang.
Tidak sampai 30 menit, rombongan tiba di Kintamani. Wartawan pun segera turun untuk mengabadikan keindahan alam di Danau Batur. Setelah selesai acara pemotretan, perjalanan pun dilanjutkan ke kawasan Bedugul. Seperti sebelumnya, perjalanan pun dilakukan melalui jalan pedesaan. Berjalanan itu begitu mengasyikkan sampai-sampai rombongan New Santa Fe keluar dari rute dan tersasar.
Lead car pun mencoba kembali ke rute awal, tetapi malah menyasar lebih dalam ke pedesaan. Setelah memutar mobil, perjalanan pun diteruskan ke Bedugul. Rombongan melintas di ruas jalan di dekat Danau Beratan, Bedugul, dan terus menuju ke tepi Danau Buyan melalui jalan tanah di tengah-tengah hutan cemara. Suasananya benar-benar heboh. Meskipun becek, para wartawan tidak peduli, mereka dengan bersemangat menjauhi mobil dan berupaya untuk mendapatkan foto yang terbaik.
Dari sana, perjalanan diteruskan ke Kebun Raya Eka Karya untuk beristirahat dan makan siang. Hujan yang turun dengan derasnya tidak membuat para wartawan terganggu. Dengan menggunakan payung mereka sibuk mengambil foto New Santa Fe.
Siang hari, rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke Hard Rock Hotel, Kuta, tempat mereka menginap malam harinya. Rombongan sempat mampir Gaya Fusion, Ubud, untuk melihat lukisan-lukisan dari berbagai pelukis di Asia, termasuk Bali.
Uji jalan di Bali sudah berulang kali dilakukan, tetapi setiap kali dilakukan, perasaan yang menyertainya selalu berbeda. Selalu ada hal menarik untuk diceritakan.(JL)
Artikel ini dimuat di harian
Kompas, 19 Desember 2007, halaman 40
dengan sedikit perbaikan
Label: Test Drive
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda