Plagiat: CEO atau BMW X5
Perusahaan pembuat mobil China kembali berulah. Setelah membuat berang perusahaan pembuat mobil terbesar Amerika Serikat, General Motors, dengan membuat tiruan Chevrolet Spark (Matiz) yang diberi
nama Chery QQ, kini mereka juga membuat tiruan sport utility vehicle BMW, yaitu X5, yang diberi nama Shuanghuan CEO.
Bukan itu saja, dua unit CEO pun diboyong ke Jerman guna
dipamerkan di ajang pameran mobil internasional terbesar di dunia,
Frankfurt Motor Show 2007. Kehadiran dua unit CEO itu tak urung
menjadi daya penarik terbesar bagi pengunjung Frankfurt Motor Show
2007 yang berlangsung 13-23 September 2007.
Pengunjung berkumpul di belakang CEO dan dengan bersemangat
membicarakan tentang kemiripan CEO dengan X5 sambil menunjuk-nunjuk
bagian belakang CEO, termasuk bentuk lampu belakangnya. Itu tidak
mengherankan, mengingat bagian belakang CEO mirip habis dengan X5,
demikian juga bodi sampingnya.
Apabila seseorang melihat CEO dari belakang atau dari samping, ia
pasti akan mengira bahwa mobil yang dilihatnya adalah sebuah BMW X5.
Perlu seorang pengamat otomotif yang benar-benar ahli untuk dengan
cepat menemukan perbedaannya.
Namun, apabila seseorang yang melihat CEO dari belakang itu
berjalan ke depan dan melihat bagian depannya, ia akan terkejut dan
segera menyadari bahwa mobil yang dilihatnya bukanlah BMW X5.
Mengingat bagian depan CEO sama sekali berbeda, tidak ada kemiripan
sedikit pun dengan X5. Bagian depan CEO lebih mirip dengan salah satu
sport utility vehicle (SUV) buatan Korea Selatan.
BMW jengkel dengan peniruan yang dilakukan perusahaan pembuat
mobil China itu dan mengajukan protes kepada importir yang memasukkan
CEO ke Jerman. Namun, tampaknya protes BMW tidak akan digubris.
Kelihatannya perusahaan pembuat mobil China akan terus mengulangi
peniruan seperti itu. Mereka tahu, kalaupun perusahaan pembuat mobil
yang ditirunya mengajukan gugatan hukum terhadap peniruan (plagiat)
yang mereka lakukan, pengadilan di negaranya pasti akan membela
mereka.
Kasus gugatan hukum yang diajukan General Motors terhadap QQ
berakhir dengan kemenangan QQ karena pengadilan China hanya
menyebutkan memang ada kemiripan antara QQ dan Spark, tetapi QQ
bukanlah tiruan dari Spark.
Kurangnya penghargaan Pemerintah China atas hak cipta atau
intellectual property rights itu membuat banyak perusahaan pembuat
mobil enggan melakukan produksi di Negeri Tirai Bambu itu. Adanya
peraturan untuk membuat sebagian besar bagian bodi (body part) dan
suku cadang (spare part) di dalam negeri membuat China dengan mudah
melakukan peniruan.
Perusahaan pembuat mobil Volkswagen, yang merupakan perusahaan
pembuat mobil Barat pertama yang masuk ke China pada tahun 1978,
sudah bolak-balik mengajukan protes akan kemiripan mobil-mobil buatan
China dengan mobil-mobil Volkswagen yang dibuat di China.
Potensi pasar yang dijanjikan China yang berpenduduk 1,3 miliar
orang itu membuat perusahaan-perusahaan pembuat mobil terkemuka dunia
tidak mempunyai pilihan lain kecuali menapakkan kaki di negara itu.
Jika saja 1 persen di antara 1,3 miliar penduduk China mampu membeli
mobil, setidaknya ada 13 juta mobil bisa diserap di negara itu.
China saat ini merupakan pasar mobil terbesar ketiga di dunia
dengan penjualan mencapai 5 juta unit, di belakang Amerika Serikat
(17 juta unit) dan Jepang (5,9 juta unit). Menurut perkiraan, China
akan menjadi pasar mobil terbesar kedua di dunia dalam dua tiga tahun
mendatang dan menjadi yang pertama antara tahun 2010-2015.(JL)
Artikel ini dimuat di harian
Kompas, 27 September 2007, halaman 49
nama Chery QQ, kini mereka juga membuat tiruan sport utility vehicle BMW, yaitu X5, yang diberi nama Shuanghuan CEO.
Bukan itu saja, dua unit CEO pun diboyong ke Jerman guna
dipamerkan di ajang pameran mobil internasional terbesar di dunia,
Frankfurt Motor Show 2007. Kehadiran dua unit CEO itu tak urung
menjadi daya penarik terbesar bagi pengunjung Frankfurt Motor Show
2007 yang berlangsung 13-23 September 2007.
Pengunjung berkumpul di belakang CEO dan dengan bersemangat
membicarakan tentang kemiripan CEO dengan X5 sambil menunjuk-nunjuk
bagian belakang CEO, termasuk bentuk lampu belakangnya. Itu tidak
mengherankan, mengingat bagian belakang CEO mirip habis dengan X5,
demikian juga bodi sampingnya.
Apabila seseorang melihat CEO dari belakang atau dari samping, ia
pasti akan mengira bahwa mobil yang dilihatnya adalah sebuah BMW X5.
Perlu seorang pengamat otomotif yang benar-benar ahli untuk dengan
cepat menemukan perbedaannya.
Namun, apabila seseorang yang melihat CEO dari belakang itu
berjalan ke depan dan melihat bagian depannya, ia akan terkejut dan
segera menyadari bahwa mobil yang dilihatnya bukanlah BMW X5.
Mengingat bagian depan CEO sama sekali berbeda, tidak ada kemiripan
sedikit pun dengan X5. Bagian depan CEO lebih mirip dengan salah satu
sport utility vehicle (SUV) buatan Korea Selatan.
BMW jengkel dengan peniruan yang dilakukan perusahaan pembuat
mobil China itu dan mengajukan protes kepada importir yang memasukkan
CEO ke Jerman. Namun, tampaknya protes BMW tidak akan digubris.
Kelihatannya perusahaan pembuat mobil China akan terus mengulangi
peniruan seperti itu. Mereka tahu, kalaupun perusahaan pembuat mobil
yang ditirunya mengajukan gugatan hukum terhadap peniruan (plagiat)
yang mereka lakukan, pengadilan di negaranya pasti akan membela
mereka.
Kasus gugatan hukum yang diajukan General Motors terhadap QQ
berakhir dengan kemenangan QQ karena pengadilan China hanya
menyebutkan memang ada kemiripan antara QQ dan Spark, tetapi QQ
bukanlah tiruan dari Spark.
Kurangnya penghargaan Pemerintah China atas hak cipta atau
intellectual property rights itu membuat banyak perusahaan pembuat
mobil enggan melakukan produksi di Negeri Tirai Bambu itu. Adanya
peraturan untuk membuat sebagian besar bagian bodi (body part) dan
suku cadang (spare part) di dalam negeri membuat China dengan mudah
melakukan peniruan.
Perusahaan pembuat mobil Volkswagen, yang merupakan perusahaan
pembuat mobil Barat pertama yang masuk ke China pada tahun 1978,
sudah bolak-balik mengajukan protes akan kemiripan mobil-mobil buatan
China dengan mobil-mobil Volkswagen yang dibuat di China.
Potensi pasar yang dijanjikan China yang berpenduduk 1,3 miliar
orang itu membuat perusahaan-perusahaan pembuat mobil terkemuka dunia
tidak mempunyai pilihan lain kecuali menapakkan kaki di negara itu.
Jika saja 1 persen di antara 1,3 miliar penduduk China mampu membeli
mobil, setidaknya ada 13 juta mobil bisa diserap di negara itu.
China saat ini merupakan pasar mobil terbesar ketiga di dunia
dengan penjualan mencapai 5 juta unit, di belakang Amerika Serikat
(17 juta unit) dan Jepang (5,9 juta unit). Menurut perkiraan, China
akan menjadi pasar mobil terbesar kedua di dunia dalam dua tiga tahun
mendatang dan menjadi yang pertama antara tahun 2010-2015.(JL)
Artikel ini dimuat di harian
Kompas, 27 September 2007, halaman 49
Label: Pameran Mobil
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda