Jumat, 23 November 2007

Mobil Pintar, “Drive by Wire”


JALAN raya (highway) adalah sarana vital yang menghubungkan satu
tempat dengan tempat yang lain. Bahkan, jalan raya disebut sebagai
urat nadi suatu negara. Namun, kini, di banyak negara, jalan raya
dirasakan sudah kelebihan beban. Banyaknya kendaraan bermotor yang
melintas, membuat jalan raya sangat padat. Sebab, pertambahan badan
jalan berkembang sesuai dengan deret hitung, sedangkan pertambahan
jumlah kendaraan bermotor berkembang sesuai deret ukur. Akibatnya,
berjam-jam waktu dan berliter-liter bahan bakar dihabiskan di jalan
raya.

Biaya yang diperlukan untuk membangun badan jalan sangat besar,
terutama di daerah perkotaan. Itu sebabnya, menambah badan jalan
untuk mengatasi kepadatan lalu lintas merupakan pilihan yang
terakhir. Jalan keluar yang dipilih adalah mengelola alur kendaraan
yang melintas di jalan raya, sehingga kendaraan tidak menumpuk di
salah satu ruas jalan. Dengan demikian, alur kendaraan yang melintas
di tiap-tiap ruas jalan dapat dijaga kepadatannya.

Mengemudikan mobil di jalan raya, kini, bukan lagi merupakan
pekerjaan yang mudah. Semakin dekatnya jarak antarkendaraan yang
melintas di jalan raya, membuat keteledoran, seberapa pun kecilnya,
tidak dapat ditolerir. Kecelakaan di jalan raya seakan-akan menjadi
hal yang lumrah.

Sejalan dengan semakin padatnya jalan raya, semakin padat pula
lahan parkir. Menemukan tempat untuk memarkir kendaraan bukanlah
pekerjaan yang sederhana. Kalaupun ditemukan, tidak jarang tempatnya
pas-pasan, sehingga untuk memarkir mobil diperlukan keterampilan
ekstra.

Semua kesulitan itu membuat pabrik-pabrik mobil terkemuka dunia
memikirkan cara untuk mengatasinya. Mereka berlomba-lomba memasukkan
teknologi tinggi ke dalam produk-produk mutakhir yang diluncurkan,
dengan harapan bisa membantu para pengemudi dalam menghadapi berbagai
persoalan atau hambatan yang mungkin muncul saat mengemudi.

***
MAJALAH Asiaweek edisi 23 Februari 2001 mengemukakan, pabrik
mobil Jepang, Honda, tengah membuat mobil yang super sensitif
terhadap kendaraan di sekelilingnya. Tahun lalu, pabrik mobil Jepang
mendapatkan izin Pemerintah Jepang untuk mengetes Honda Intelligent
Driver Support (HIDS) di jalan raya. Melalui jaringan sensor laser,
kamera video digital dan unit kontrol elektronik yang ditempatkan di
bodi mobil, sistem komputer di mobil melacak keberadaan kendaraan
lain di depannya, menyesuaikan kecepatan dalam batas-batas yang aman,
dan menjaga kendaraan agar melintas di jalur yang benar. Dan,
sebagian besar dari informasi itu ditampilkan lewat layar kristal
cair (liquid crystal display/LCD) yang terdapat di dashboard.

Beberapa teknologi yang masih dijajaki adalah lampu utama
(headlight) yang dapat melihat semua sudut, dengan bantuan sensor
yang diletakkan di sumbu roda depan dan belakang; alat untuk melihat
dalam gelap (night vision); dan komunikasi tanpa kabel (wireless)
dengan pengendara sepeda motor melalui alat yang dipasang pada helm.

Penelitian lain yang juga tengah dilakukan adalah telematik,
yakni membawa Internet dan telekomunikasi tanpa kabel ke dalam mobil.
Akan tiba waktunya, di mana seseorang dapat menggunakan telepon
genggam untuk berkomunikasi dengan mobilnya, seperti membuka kunci
pintu, menghidupkan mesin dan menyalakan air conditioning (AC), saat
ia masih berada beberapa blok jauhnya dari mobil tersebut.

Dan, saat ia sudah duduk di dalam mobilnya, ia bisa mengecek
keadaan lalu lintas dan cuaca di sepanjang rute yang akan dilaluinya.
Ia juga dapat mengirimkan e-mail kepada sekretarisnya dan mengecek
nilai sahamnya. Bahkan, melalui Internet yang diaktifkan dari
komputer di mobil, ia dapat menghidupkan kamera monitor di rumahnya,
untuk memastikan anjingnya tidak sedang menggigiti bantalan kursi
mebelnya.

Sesungguhnya, penggunaan komputer di dalam mobil bukanlah sesuatu
yang baru. Selama lebih dari 20 tahun, komputer mengatur proses
pengapian (ignition timing) dan beberapa fungsi lain di dalam mobil,
seperti pemasokan bahan bakar (fuel injection). Akhir-akhir ini,
perangkat Automatic Vehicle Location (AVL) yang menggunakan teknologi
Global Positioning System (GPS) mulai melengkapi sistem komputer
mobil. Dengan demikian, posisi mobil bisa diketahui secara tepat oleh
satelit-satelit GPS.

Pabrik mobil Mercedes Benz melengkapi produk-produknya dengan
sistem navigasi TeleAid yang bekerja dengan bantuan perangkat AVL.
Dengan demikian, apabila terjadi kecelakaan atau mobil mengalami
kerusakan, secara otomatis tombol SOS akan menyala, dan komputer
langsung mengirimkan data tentang kerusakan yang dialami mobil,
berikut juga lokasinya. Pada mobil-mobil papan atas seperti Lexus
(Toyota) dan Acura (Honda) dipasang sistem OnStar yang dikembangkan
oleh General Motor (GM). Dalam waktu dekat, sistem ini akan
dilengkapi laporan (suara manusia) tentang harga saham, tentang
cuaca, situasi lalu lintas, e-mail, dan juga iklan.

Banyak aplikasi canggih lain yang dipasang di mobil untuk alasan
keamanan. Lexus dan Mercedes akan memperkenalkan teknologi radar-
laser yang membantu pengemudi dalam menjaga jarak yang aman dari
kendaraan di depannya. Sementara Nissan mengembangkan sensor berupa
kamera digital yang memberitahukan pengemudi bahwa mobil yang mereka
kemudikan berada di luar lajur.

Toyota dan Nissan merencanakan untuk membuat sensor yang secara
otomatis akan mengerem mobil yang tengah melaju dengan cepat, apabila
sesuatu secara mendadak muncul di hadapan mobil itu. Sesuatu itu bisa
berupa orang menyeberang jalan, sepeda motor muncul dari gang, atau
tiba-tiba memotong jalan, ataupun mobil di hadapan berhenti mendadak.

Sensor otomatis itu dianggap penting, mengingat lambannya reaksi
manusia dalam mengantisipasi sesuatu yang tiba-tiba muncul di
hadapannya. Sebab, sesuai dengan kodratnya, manusia adalah pejalan
kaki. Karena itu, reaksi dan kecepatan indera manusia dalam
mengantisipasi gerak disesuaikan dengan kecepatannya sebagai pejalan
kaki, yakni lima kilometer per jam.

Nissan juga tengah mengembangkan sensor antimengantuk. Sensor
berupa kamera digital yang dipasang di dashboard mendeteksi wajah
pengemudi dengan mengamati gerak-gerik mata pengemudi. Jika pengemudi
mengantuk, yang ditandai dengan melemahnya kedipan mata, atau
pengemudi tertidur, yang ditandai dengan mata terpejam dan kepala
tertunduk, maka komputer segera membunyikan alarm untuk membangunkan
pengemudi. Komputer juga akan membunyikan alarm jika pengemudi
memejamkan mata terlalu lama, atau memalingkan muka untuk waktu yang
lama.
***

TATEUCHI Tadashi, pimpinan Klub Kendaraan Listrik Jepang
membayangkan bahwa nantinya orang bisa tertidur di bangku pengemudi
tanpa mengakibatkan kecelakaan, karena mobil berjalan di bawah
kendali komputer yang dipasang pada mobil itu. Atau istilah
populernya, drive by wire.

Dengan demikian, adegan mobil yang membawa Arnold Schwarzenegger
dan rekannya ke bandar udara tanpa harus dikendalikan dalam film The
Sixth Day
itu akan menjadi kenyataan dalam waktu yang tidak terlalu
lama. Dalam film itu, mobil tersebut mengemudikan dirinya sendiri
sampai mendekati bandar udara. Menjelang sampai di bandar udara,
komputer yang mengendalikan mobil itu mengingatkan pengemudi (dengan
suara manusia) untuk mengambil alih kemudi, karena mobil sudah
mendekati tujuan.

Namun, persoalannya apakah orang mau dirinya dikendalikan oleh
komputer? Kalau komputer hanya berfungsi membantu pengemudi, seperti
auto-pilot di pesawat terbang, maka tidak akan ada yang keberatan.
Namun, kalau komputer sepenuhnya mengendalikan mobil, maka akan
banyak yang menentangnya. Salah satunya adalah Stephanie Faul, juru
bicara Yayasan Mobil Amerika Serikat bagi Keamanan Lalu Lintas di
Washington DC. "Jika sistem itu membuat orang mengalihkan
pandangannya dari jalan, maka itu akan menimbulkan persoalan,"
ujarnya. Ia menambahkan, "Setiap teknologi baru mempunyai sisi
Frankenstein, di mana monster itu akan melakukan sesuatu yang tidak
pernah kamu perkirakan, atau pikirkan."

Meskipun akhir-akhir ini gagasan kendaraan yang mengendarai
dirinya sendiri banyak diperbincangkan, tetapi sesungguhnya gagasan
untuk membuat kendaraan seperti itu sudah dipikirkan sejak tahun 1930-
an. Sebuah model kendaraan seperti itu dipamerkan oleh General Motor
di Pameran Mobil Dunia di New York, Amerika Serikat, tahun 1939.

Akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an, para peneliti di General
Motor mencoba menyempurnakan mobil-mobil yang tidak memerlukan
pengemudi. Mereka mempertontonkan bagaimana truk-truk yang
dikendalikan robot dapat bekerja di area pertambangan. Kemudian tahun
1960-an dan awal tahun 1970-an, Robert E Fenton dari Ohio State
University mendemonstrasikan bahwa mobil yang dikendalikan komputer
bisa beroperasi dengan baik di arena percobaan.

Walaupun percobaan itu dianggap sebagai kegiatan penelitian yang
berharga, tetapi hasil percobaan itu dianggap sebagai terlalu dini
(masih mentah) untuk benar-benar difungsikan. (jl)

Artikel ini dimuat di harian
Kompas, 24 April 2001, halaman 31

Label:

1 Komentar:

Blogger Neng Novie mengatakan...

Asslm....

Waaah artikelnya sangat bermanfaat

Nih ada hadiah dari Aku....hehehe

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur ?
Kenapa kita menutup mata ketika kita menangis ?
Kenapa kita menutup mata ketika kita membayangkan sesuatu ?
Kenapa kita menutup mata ketika kita berciuman ?
Hal hal yang terindah di dunia ini biasanya tidak terlihat

Ada hal hal yang tidak ingin kita lepaskan
dan ada orang orang yang tidak ingin kita tinggalkan
Tapi ingatlah, melepaskan bukan berarti akhir dari dunia
melainkan awal dari kehidupan yang baru...


Indahkan...hehehe

Sob, jangan lupa kunjungan balik ya, sekalian mampir ke blog baru saya Mohon direview ya nih baru saya bikin:

http://modifikasimobilterbaru.blogspot.com


Salam Silaturahmi Antar Blogger Indonesia


Wassalm...

30 Agustus 2010 pukul 04.33  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda