Jumat, 30 November 2007

Mobil Listrik yang Bersahabat dari Nissan

Ada hal yang menarik dari Tokyo Motor Show 2007. Hampir semua perusahaan pembuat mobil asal Jepang memajang mobil listrik konsep tulen, mobil konsep hybrid plug-in, dan mobil konsep fuel cell, di stan mereka. Hal itu tidak aneh karena sama dengan tahun-tahun sebelumnya, Tokyo Motor Show 2007 tetap konsisten dalam mengusung isu mobil-mobil yang ramah dengan alam.


Namun, dari sekian banyak mobil listrik konsep yang berukuran mungil itu ada satu yang langsung menarik perhatian, yaitu Nissan Pivo2. Selain kombinasi warnanya yang keren (cool), mobil itu juga sangat bersahabat. Mobil itu akan mengekspresikan kegembiraannya saat melihat pengendaranya mendekat. Kegembiraan itu diekspresikan melalui kedua mata pada kepala robot kecil yang terletak di samping layar monitor di dashboard.




Pivo2 itu mirip mobil beroda tiga BMW zaman dulu, yang diberi nama Isetta, di mana pengendara dan penumpangnya keluar masuk mobil melalui satu pintu yang terletak di depan. Setir Pivo2 yang hanya separuh, mirip kemudi pesawat terbang, serta pedal akselerator dan rem, menempel di daun pintu depan. Dengan demikian, saat pintu dibuka, setir mengangkat ke atas hingga menempel ke kaca, serta pedal akselerator dan rem ikut terbawa bersama daun pintu depan yang membuka. Itu dimungkinkan karena Pivo2 menggunakan teknologi drive by wire.



Kepala robot kecil itu menghadap ke luar mobil, jika mobil diparkir dan pengendara meninggalkan mobil. Ketika pengendaran kembali ke mobil, maka mata robot yang melihat keluar melalui kaca depan itu akan mengenali wajah pengendara dan menyimpulkan perasaan pengendara. Dengan demikian, robot itu tidak hanya memberikan informasi penting tentang kondisi mobil, dan keadaan disekitar mobil, tetapi juga berbicara, baik dalam bahasa Jepang maupun bahasan Inggris, untuk menghibur atau menyejukkan (hati) pengendara. Mobil itu akan menjadi mitra dari pengendaranya.



Robot itu dengan ramah (tampak pada kedua matanya) akan menyapa pengendara dengan mengatakan, “Halo”, dan diikuti dengan nyala berbagai lampu yang secara jelas menggambarkan apabila mobil tengah mengantuk, baru bangun, dan merasa senang. Mobil itu didesain seperti makhluk hidup. Kepala robot itu membalik wajahnya ke kabin, bersamaan dengan masuknya pengendara ke dalam mobil.

Untuk memarkir Pivo 2 sangat mudah. Pivo2 menggunakan kreasi baru yang diberi nama sistem METAMO, di mana tiap-tiap roda bisa bergerak independen (sampai 90 derajat). Sistem tersebut selain memungkinkan memutar di ruas jalan sempit, juga memungkinkan mobil bergerak lurus ke kiri dan ke kanan. Sama seperti Pivo 1, bodi Pivo 2 pun bisa memutar 360 derajat. Dengan demikian, pada saat akan mundur, posisi pengendara diputar 180 derajat sehingga mobil menjadi bergerak maju, atau bergerak mengikuti sisi panjang mobil.



Demikian pula, pada saat mobil bergerak lurus ke kiri atau ke kanan, posisi pengendara bisa diputar ke kiri atau ke kanan sehingga mobil selalu bergerak maju, mengikuti sisi lebar mobil.

Dengan kata lain, Pivo2 tidak memerlukan gigi persneling mundur, karena bagian depan mobil adalah ke arah mana bagian depan mobil di arahkan. Dan, saat mobil diparkir, pengendara dan penumpang bisa keluar dari sisi mana pun yang dikehendaki, tergantung dari sisi mana yang dianggap ideal.

Pivo2 menggunakan motor listrik berupa piringan 3 dimensi (3D motor) yang ditempatkan di keempat roda. Listrik untuk menggerakkan motor listrik itu diambil dari baterai lithium-ion yang tahan lama. Sebanyak 24 unit baterai lithium-ion, masing-masing seukuran laptop dengan bobot 2 kilogram, diletakkan di bawah lantai kabin. Jarak jelajah Pivo2 hanya 93 kilometer.(JL)

Jakarta, 1 Desember 2007

Label:

Kamis, 29 November 2007

Honda FCX Clarity Dipasarkan 2008



Pada musim panas 2008, Honda secara terbatas akan mulai memasarkan FCX Clarity, yang merupakan mobil fuel cell Honda generasi pertama, yang sama sekali tidak mengeluar emisi (zero emission). Tentunya FCX Clarity hanya ini akan dijual di wilayah di mana sudah tersedia stasiun pengisian gas hydrogen, mengingat fuel cell adalah mobil yang digerakkan oleh motor listrik yang memperoleh listrik dari baterai ion lithium dan reaksi kimia antara gas hidrogen (H) dan oksigen (O2) yang diambilkan dari udara dan sisa reaksi kimia itu adalah air (H2O).

Baterai ion lithium itu akan mendapatkan pengisian listrik dari energi kenetik pada saat mobil direm atau atau menurunkan kecepatan (deselerasi), yang dikenal dengan nama regenerative braking.





Selain sama sekali tidak mengeluarkan emisi yang dapat mencemari udara, FCX Clarity juga tidak mengeluarkan suara sama sekali sehingga kehadirannya sama sekali tidak menimbulkan gangguan. Tidak seperti mobil yang menggunakan mesin berpembakaran dalam (internal combustion engine) yang menggunakan bahan bakar bensin dan terutama solar (mesin diesel).

Gas hidrogen itu dari waktu ke waktu perlu diisi kembali. Pada FCX Clarity, tangki penyimpan hidrogen mampu menyimpan 5 kilogram gas hidrogen dengan tekanan 5.000 psi (pound-force per square inc) atau 340 atmosfer. Dengan tangki terisi penuh, mobil dapat menempuh perjalanan sejauh 563 kilometer, setara dengan jarak tempuh mobil berbahan bakar minyak.

Honda juga merencanakan untuk secara terbatas menyewakan FCX Clarity kepada konsumen di bagian selatan California, Amerika Serikat, dan penyerahannya akan dilakukan pada musim panas 2008, sekitar bulan Mei-Juni. Detail tentang program sewa kontrak itu akan dikeluarkan menjelang peluncuran mobil itu. Saat ini, hanya diketahui bahwa mobil itu disewakan untuk waktu 3 tahun dengan harga 600 dollar per bulan, termasuk pemeliharaan dan asuransi kecelakaan.(JL)

Jakarta, 29 November 2007

Label:

Jumat, 23 November 2007

Mobil yang Terendam Jangan Langsung Dihidupkan

Banjir yang melanda sebagian besar wilayah Ibu Kota dan
sekitarnya mulai surut. Warga yang genangan air di rumahnya sudah
surut mulai berbenah. Berbagai barang dan perabotan rumah tangga yang
tadinya terendam air mulai diperiksa kondisinya, apakah masih dapat
dipakai dengan sedikit perbaikan atau harus diganti dengan yang baru.

Di antara barang-barang yang diperiksa adalah mobil yang terendam
air di garasi karena tidak sempat dikeluarkan pada saat banjir
datang. Jika genangan air yang memasuki garasi pada ketinggian di
bawah 50 sentimeter melanda mobil, biasanya persoalan menjadi lebih
ringan karena biasanya yang menjadi korban adalah interior, atau
bagian dalam mobil. Seperti karpet basah yang menimbulkan bau yang
kurang sedap.

Sementara itu, mengenai hal-hal yang berhubungan dengan mesin
biasanya tidak terganggu sehingga mesin bisa langsung dihidupkan.

Jangan dihidupkan
Yang menjadi persoalan besar, jika mobil terendam sampai 1 meter
atau lebih.

Jika mobil terendam sampai 1 meter atau lebih, mesin mobil
jangan langsung dihidupkan. Ada beberapa hal yang perlu diperiksa
terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk menghidupkan mesin mobil.

Pertama, periksa tempat saringan udara (air filter). Jika
kemasukan air, keringkan. Untuk mobil yang masih menggunakan
karburator, periksalah apakah air memasuki karburator. Jika ada air,
keluarkanlah.

Demikian juga mobil yang masih menggunakan platina, periksalah
delko (distributor)-nya, jika basah keringkan. Khusus bagi mobil-
mobil yang telah menggunakan electronic fuel injection (EFI) dan
pengapian elektronis CDI, pemeriksaan bisa langsung dilanjutkan ke
busi dan kabel-kabelnya. Kedua perangkat itu dibuat tahan air
(waterproof).

Periksa kondisi oli mesin, apakah telah tercampur air atau tidak.
Pemeriksaan kondisi oli bisa dilakukan dengan menarik dipstic
(tangkai besi pipih pengukur oli). Jika oli di ujung dipstic masih
berwarna hitam pekat, maka bisa dipastikan bahwa kondisi oli masih
baik dan tidak tercampur air.

Namun, jika warna oli di ujung dipstic coklat bercampur putih
susu, maka dipastikan bahwa oli bercampur air. Jika kasus itu yang
terjadi, gantilah oli mesin.

Tidak ada salahnya jika memeriksa motor stater yang lebih populer
dengan nama dinamo stater. Jika basah, keringkan.

Jika semua itu telah diperiksa dan semuanya berada dalam kondisi
yang baik, masukkan kunci mobil ke tempatnya dan geser ke posisi
kontak.

Apabila semua lampu indikator di dalam klaster meter menyala,
maka itu berarti sistem kelistrikan mobil dalam keadaan baik dan
mesin bisa segera dihidupkan.

Jika mesin tidak mau hidup, ada kemungkinan bensin tercampur air.
Berat jenis air lebih besar daripada bensin sehingga air otomatis
akan turun ke bawah. Untuk mengeluarkan air dari tangki bensin,
bukalah baut yang terdapat di bagian bahwa tangki bensin.

Jika lampu indikator tidak menyala, berarti sistem kelistrikan
mobil rusak dan itu berarti mobil harus dibawa ke bengkel.

Untuk mobil bermesin diesel. Yang perlu diperiksa hanya saringan
udara dan kondisi olinya. Jika semua sudah dilakukan dan semua dalam
kondisi baik, maka tinggal menghidupkan mesin.

Seandainya Anda tidak mengerti soal mesin, jalan terbaikadalah
menghubungi bengkel terdekat dan minta mereka memeriksa mobil Anda.(JL)

Artikel dimuat di harian
Kompas, 06 Februari 2007, halaman 3

Label:

Kini, Menginstal Audio-Video Semakin Rumit

AKHIR-akhir ini, sistem tata suara (sound system) yang merupakan
perlengkapan standar mobil-mobil keluaran baru kualitas semakin baik.

Bahkan, pada mobil-mobil papan atas, yang harganya mendekati atau
lebih dari Rp 1 milyar, sistem tata suaranya bisa dikatakan sudah
mendekati sempurna. Bukan itu saja, biasanya sistem tata suaranya pun merupakan satu-kesatuan dengan sistem navigasi GPS (Global
Positioning Systems), telepon selular, dan komputer mobil.

Bagi penikmat musik yang awam, mungkin semua itu baik-baik saja.
Ia tinggal menikmati musik tanpa harus melakukan perubahan apa-apa
pada mobilnya.

Namun, bagi penikmat musik indah, atau bagi orang yang ingin
memindahkan home theater atau bahkan family room ke dalam mobil, ada
persoalan yang besar. Setiap perubahan yang dilakukan pada sistem
tata suara mobil, yang merupakan perlengkapan standar, membuka
peluang terjadinya gangguan pada sistem navigasi GPS, gangguan pada
fungsi telepon atau sistem komputer mobil.

Keahlian yang lebih dalam menginstalasi tata suara saja belum
menyelesaikan masalah. Khususnya pada perawatan setelah pembelian
(after sales service) dan pemberian garansi.

Sebagai contoh, misalnya, pemilik mobil mendatangi instalator
sistem tata suara dan memasang komponen home theater ke mobilnya.
Setelah menikmati home theater-nya selama satu bulan, tiba-tiba
muncul gangguan pada fungsi komputer mobilnya. Gangguan itu mungkin
saja tidak ada hubungannya dengan pemasangan komponen home theater
itu, tetapi dealer mobil menolak membetulkan komputer mobil itu
dengan gratis walaupun mobil masih dalam garansi. Alasan yang
dikemukakan adalah mobil itu sudah pernah dibongkar oleh pihak lain,
di luar dealer resmi.

Kalau sudah begini, siapa yang mau disalahkan?

Sebab itu, sebelum melakukan perubahan terhadap sistem tata suara
standar mobil, sebaiknya risiko-risiko seperti itu termasuk hal yang
diperhitungkan oleh pemilik mobil. Tidak ada salahnya bila pemilik
mobil berkonsultasi lebih dahulu dengan dealer resmi untuk mengetahui
risiko-risiko yang mungkin dapat terjadi.

***

ADA soal lain lagi. Pada mobil-mobil papan atas, head unit dan
speaker merupakan bagian dari desain keseluruhan interior mobil,
sehingga perubahan pada head unit dan speaker harus dilakukan secara
cermat agar tidak merusak keindahan desain keseluruhan interior
mobil. Bukan itu saja, jumlah komponen yang dipasang dan ukuran
speaker atau subwoofer pun perlu disesuaikan dengan keseluruhan
interior mobil.

Namun, mengenai soal yang kedua ini, bagi beberapa instalator
tampaknya tidak dianggap sebagai masalah yang besar. Ada beberapa
instalator yang menyiapkan panel-panel pengganti yang sudah lengkap
dengan dudukan untuk komponen-komponen yang akan dipasang. Mulai dari
head unit, multichannel power, speaker, tweeter, sampai subwoofer.
Dan, panel-panel pengganti dari bahan serat gelas (fiberglass) itu
merupakan duplikat dari panel-panel yang diganti.

Pada kasus ini, tentunya, sistem tata suara yang dibangun di
dalam mobil tidak bisa terlalu ambisius. Paling-paling hanya
mengganti head unit, power amplifier, dan satu subwoofer.

Jika ingin sistem tata suara yang jauh lebih njlimet atau rumit
(sophisticated), mau tak mau ada bagian dari interior mobil yang
harus dikorbankan. Dan, bagian yang paling sering dikorbankan adalah
bagasi. Fungsinya sebagai tempat penyimpan barang sudah beralih
menjadi tempat komponen-komponen pendukung sistem tata suara mobil.

***

MASUKNYA sistem tata suara home theater ke dalam mobil, seperti
yang dipelopori oleh perusahaan elektronik terkemuka Jepang,
Panasonic, membuat penataan sistem tata suara di dalam mobil menjadi
semakin rumit.

Untuk menikmati sistem tata suara home theater secara utuh,
mutlak diperlukan adanya titik ideal (sweet spot) agar suasana hati
penonton film hanyut (terbawa) oleh suasana film yang tengah
ditontonnya.

Titik ideal adalah titik di mana suara yang keluar dari setiap
speaker sampai di telinga penonton pada saat yang bersamaan, dan
suara itu terdengar sama kerasnya. Dengan demikian, efek yang
ditimbulkan oleh suara film langsung menghentak dada dari penonton
yang terpaku oleh aksi di dalam film yang ditontonnya.

Adalah perangkat DSP (digital surround processor) yang
memungkinkan tercapainya titik ideal, melalui sistem Dolby Digital
(AC3), Dolby Pro Logic, dan DTS (digital theater system). Ketiga
sistem itu memungkinkan terjadinya time delay (penundaan waktu
keluarnya suara dari setiap speaker, sehingga suara keluar dengan
waktu yang berbeda-beda) sehingga suara itu sampai secara bersamaan
dan terdengar sama kerasnya di titik ideal. Dan, dengan pemasangan
speaker tengah (center speaker), efek surround bisa dicapai secara
maksimal.

DSP juga dapat menerima format PCM (compact disc/CD standar)
melalui imput digital, input analog untuk menerima audio dari pemutar
CD standar atau CD changer. Di samping itu, DSP dapat menciptakan
efek surround digital, seperti sound space (seperti suara akustik di
klub kecil), concert hall, stadium, serta dapat membuat virtual
surround dari disc stereo kuno.

DSP juga dilengkapi dengan Dynamic Range Control, atau sering
disebut Midnight Mode, yang berfungsi mengecilkan volume suara yang
keras dan membesarkan volume suara yang pelan (lemah). Dengan
demikian, DSP akan mengontrol volume suara film yang tiba-tiba
menjadi terlalu keras. Misalnya tiba-tiba ada adegan bom meledak,
atau ada mobil tabrakan, atau ada pesawat terbang yang lepas landas,
dan lain-lain.

Namun, walaupun DSP yang digunakan berkualitas baik, tetapi tanpa
head unit, power amplifier multichannel, dan speaker yang berkualitas
baik, suara yang dihasilkan tidak akan maksimal.

Sebagai unit terakhir penghasil suara yang berkualitas, kualitas
speaker tentunya tidak bisa diabaikan. Sebab itu, pemilihan speaker
hendaknya dilakukan secara hati-hati. Mahal itu bukan ukuran,
mengingat setiap jenis speaker mempunyai karakteristik sendiri-
sendiri. Sebab itu, pemilihan jenis speaker disesuaikan dengan
karakter suara yang ingin dihasilkan di dalam mobil.

Head unit yang terbaru adalah pemutar DVD (digital video disc).
Pemutar DVD itu juga dapat memutar VCD (video compact disk), dan CD
biasa. Pemutar DVD itu juga dilengkapi dengan MPEG2 decoder video,
yang memungkinkannya menghasilkan output audio dan visual analog dan
output video digital. Bukan itu saja, pemutar DVD itu juga dilengkapi
dengan monitor LCD (liquid crystal display) berukuran 7-8 inci dengan
rasio 16:9. Dengan rasio seperti itu, monitor LCD itu bisa
menampilkan film layar lebar pada seluruh layarnya. Monitor LCD itu
juga bisa menampilkan game dan sistem navigasi, karena dilengkapi
dengan input RGB (spektrum warna merah, hijau, dan biru). Dan, dengan
336.960 pixel, maka monitor itu bisa menghasilkan gambar dengan
kualitas yang bagus, sama seperti warna aslinya.

Head unit ini dihubungkan ke CD changer yang juga bisa menyimpan
8-12 keping DVD, VCD, dan CD. Dengan mulai digunakan MP3 dalam
kendaraan, pengemudi tidak perlu membawa banyak CD koleksinya di
dalam mobil, karena satu keping MP3 berisi puluhan lagu. Sebab itu,
era koleksi CD di dalam CD changer, atau yang tercecer di laci, di
jok, ataupun di bagasi mobil sudah berlalu.

Menikmati DVD/VCD/CD atau MP3 di dalam mobil pun bisa dilakukan
dengan leluasa, pemutar DVD/VCD/CD tidak terpengaruh oleh kondisi
jalan. Jalan yang berlubang-lubang, polisi tidur, atau medan off-road
tidak menjadi halangan bagi pemutar DVD/VCD/CD karena perangkat itu
dilengkapi dengan penyangga memori antiguncang.

Guncangan, sentakan, atau bantingan mobil saat berjalan di
permukaan jalan yang buruk kondisinya tidak menjadi persoalan karena
semua dapat diredam dengan baik, sehingga perangkat itu bisa
berfungsi dengan sempurna walaupun kondisi jalan sangat buruk.

Dan, apabila di tengah-tengah film berlangsung tiba-tiba aliran
listrik terputus, itu pun tidak menjadi persoalan. Sebab begitu
listrik kembali hidup, pemutar DVD/VCD akan melanjutkan filmnya pada
titik yang sama seperti pada saat listrik mati.

Namun, letak monitor LCD yang menyatu dengan head unit di
dashboard di beberapa negara bisa menimbulkan persoalan sendiri.
Sebab, dengan diletakkannya monitor LCD di dashboard, pengemudi juga
bisa ikut menonton televisi atau menikmati film favoritnya saat
mengemudi. Kalau sedang mengemudikan mobil di tengah-tengah kemacetan
lalu lintas itu masih aman, tetapi jika sedang mengemudikan mobil
dengan kecepatan tinggi maka persoalannya menjadi lain. Itu pula
sebabnya di beberapa negara, mengemudikan mobil sambil menonton
televisi dilarang. Demikian juga dengan mengemudikan mobil sambil
memegang telepon seluler (handphone).

Bagi perusahaan telepon selular, persoalan memegang telepon
selular sambil mengemudi mobil bisa dipecahkan dengan menciptakan
perangkat hands free. Dengan demikian, pengemudi bisa dengan bebas
berbicara sambil tetap memegang setir dengan dua tangan. Namun, bagi
perusahaan pembuat head unit dengan monitor LCD, keadaannya berbeda.

Perusahaan-perusahaan itu hanya dapat menyertakan catatan pada
setiap produknya, yakni sebaiknya monitor tidak diletakkan di tempat
yang bisa dilihat oleh pengemudi. Itu bisa diartikan bahwa mengemudi
sambil menonton bukanlah sesuatu hal yang dianjurkan. Bahkan, kalau
perlu dihindari. (JL)

Kompas, 17 Juli 2001, halaman 29

Label:

Mobil Pintar, “Drive by Wire”


JALAN raya (highway) adalah sarana vital yang menghubungkan satu
tempat dengan tempat yang lain. Bahkan, jalan raya disebut sebagai
urat nadi suatu negara. Namun, kini, di banyak negara, jalan raya
dirasakan sudah kelebihan beban. Banyaknya kendaraan bermotor yang
melintas, membuat jalan raya sangat padat. Sebab, pertambahan badan
jalan berkembang sesuai dengan deret hitung, sedangkan pertambahan
jumlah kendaraan bermotor berkembang sesuai deret ukur. Akibatnya,
berjam-jam waktu dan berliter-liter bahan bakar dihabiskan di jalan
raya.

Biaya yang diperlukan untuk membangun badan jalan sangat besar,
terutama di daerah perkotaan. Itu sebabnya, menambah badan jalan
untuk mengatasi kepadatan lalu lintas merupakan pilihan yang
terakhir. Jalan keluar yang dipilih adalah mengelola alur kendaraan
yang melintas di jalan raya, sehingga kendaraan tidak menumpuk di
salah satu ruas jalan. Dengan demikian, alur kendaraan yang melintas
di tiap-tiap ruas jalan dapat dijaga kepadatannya.

Mengemudikan mobil di jalan raya, kini, bukan lagi merupakan
pekerjaan yang mudah. Semakin dekatnya jarak antarkendaraan yang
melintas di jalan raya, membuat keteledoran, seberapa pun kecilnya,
tidak dapat ditolerir. Kecelakaan di jalan raya seakan-akan menjadi
hal yang lumrah.

Sejalan dengan semakin padatnya jalan raya, semakin padat pula
lahan parkir. Menemukan tempat untuk memarkir kendaraan bukanlah
pekerjaan yang sederhana. Kalaupun ditemukan, tidak jarang tempatnya
pas-pasan, sehingga untuk memarkir mobil diperlukan keterampilan
ekstra.

Semua kesulitan itu membuat pabrik-pabrik mobil terkemuka dunia
memikirkan cara untuk mengatasinya. Mereka berlomba-lomba memasukkan
teknologi tinggi ke dalam produk-produk mutakhir yang diluncurkan,
dengan harapan bisa membantu para pengemudi dalam menghadapi berbagai
persoalan atau hambatan yang mungkin muncul saat mengemudi.

***
MAJALAH Asiaweek edisi 23 Februari 2001 mengemukakan, pabrik
mobil Jepang, Honda, tengah membuat mobil yang super sensitif
terhadap kendaraan di sekelilingnya. Tahun lalu, pabrik mobil Jepang
mendapatkan izin Pemerintah Jepang untuk mengetes Honda Intelligent
Driver Support (HIDS) di jalan raya. Melalui jaringan sensor laser,
kamera video digital dan unit kontrol elektronik yang ditempatkan di
bodi mobil, sistem komputer di mobil melacak keberadaan kendaraan
lain di depannya, menyesuaikan kecepatan dalam batas-batas yang aman,
dan menjaga kendaraan agar melintas di jalur yang benar. Dan,
sebagian besar dari informasi itu ditampilkan lewat layar kristal
cair (liquid crystal display/LCD) yang terdapat di dashboard.

Beberapa teknologi yang masih dijajaki adalah lampu utama
(headlight) yang dapat melihat semua sudut, dengan bantuan sensor
yang diletakkan di sumbu roda depan dan belakang; alat untuk melihat
dalam gelap (night vision); dan komunikasi tanpa kabel (wireless)
dengan pengendara sepeda motor melalui alat yang dipasang pada helm.

Penelitian lain yang juga tengah dilakukan adalah telematik,
yakni membawa Internet dan telekomunikasi tanpa kabel ke dalam mobil.
Akan tiba waktunya, di mana seseorang dapat menggunakan telepon
genggam untuk berkomunikasi dengan mobilnya, seperti membuka kunci
pintu, menghidupkan mesin dan menyalakan air conditioning (AC), saat
ia masih berada beberapa blok jauhnya dari mobil tersebut.

Dan, saat ia sudah duduk di dalam mobilnya, ia bisa mengecek
keadaan lalu lintas dan cuaca di sepanjang rute yang akan dilaluinya.
Ia juga dapat mengirimkan e-mail kepada sekretarisnya dan mengecek
nilai sahamnya. Bahkan, melalui Internet yang diaktifkan dari
komputer di mobil, ia dapat menghidupkan kamera monitor di rumahnya,
untuk memastikan anjingnya tidak sedang menggigiti bantalan kursi
mebelnya.

Sesungguhnya, penggunaan komputer di dalam mobil bukanlah sesuatu
yang baru. Selama lebih dari 20 tahun, komputer mengatur proses
pengapian (ignition timing) dan beberapa fungsi lain di dalam mobil,
seperti pemasokan bahan bakar (fuel injection). Akhir-akhir ini,
perangkat Automatic Vehicle Location (AVL) yang menggunakan teknologi
Global Positioning System (GPS) mulai melengkapi sistem komputer
mobil. Dengan demikian, posisi mobil bisa diketahui secara tepat oleh
satelit-satelit GPS.

Pabrik mobil Mercedes Benz melengkapi produk-produknya dengan
sistem navigasi TeleAid yang bekerja dengan bantuan perangkat AVL.
Dengan demikian, apabila terjadi kecelakaan atau mobil mengalami
kerusakan, secara otomatis tombol SOS akan menyala, dan komputer
langsung mengirimkan data tentang kerusakan yang dialami mobil,
berikut juga lokasinya. Pada mobil-mobil papan atas seperti Lexus
(Toyota) dan Acura (Honda) dipasang sistem OnStar yang dikembangkan
oleh General Motor (GM). Dalam waktu dekat, sistem ini akan
dilengkapi laporan (suara manusia) tentang harga saham, tentang
cuaca, situasi lalu lintas, e-mail, dan juga iklan.

Banyak aplikasi canggih lain yang dipasang di mobil untuk alasan
keamanan. Lexus dan Mercedes akan memperkenalkan teknologi radar-
laser yang membantu pengemudi dalam menjaga jarak yang aman dari
kendaraan di depannya. Sementara Nissan mengembangkan sensor berupa
kamera digital yang memberitahukan pengemudi bahwa mobil yang mereka
kemudikan berada di luar lajur.

Toyota dan Nissan merencanakan untuk membuat sensor yang secara
otomatis akan mengerem mobil yang tengah melaju dengan cepat, apabila
sesuatu secara mendadak muncul di hadapan mobil itu. Sesuatu itu bisa
berupa orang menyeberang jalan, sepeda motor muncul dari gang, atau
tiba-tiba memotong jalan, ataupun mobil di hadapan berhenti mendadak.

Sensor otomatis itu dianggap penting, mengingat lambannya reaksi
manusia dalam mengantisipasi sesuatu yang tiba-tiba muncul di
hadapannya. Sebab, sesuai dengan kodratnya, manusia adalah pejalan
kaki. Karena itu, reaksi dan kecepatan indera manusia dalam
mengantisipasi gerak disesuaikan dengan kecepatannya sebagai pejalan
kaki, yakni lima kilometer per jam.

Nissan juga tengah mengembangkan sensor antimengantuk. Sensor
berupa kamera digital yang dipasang di dashboard mendeteksi wajah
pengemudi dengan mengamati gerak-gerik mata pengemudi. Jika pengemudi
mengantuk, yang ditandai dengan melemahnya kedipan mata, atau
pengemudi tertidur, yang ditandai dengan mata terpejam dan kepala
tertunduk, maka komputer segera membunyikan alarm untuk membangunkan
pengemudi. Komputer juga akan membunyikan alarm jika pengemudi
memejamkan mata terlalu lama, atau memalingkan muka untuk waktu yang
lama.
***

TATEUCHI Tadashi, pimpinan Klub Kendaraan Listrik Jepang
membayangkan bahwa nantinya orang bisa tertidur di bangku pengemudi
tanpa mengakibatkan kecelakaan, karena mobil berjalan di bawah
kendali komputer yang dipasang pada mobil itu. Atau istilah
populernya, drive by wire.

Dengan demikian, adegan mobil yang membawa Arnold Schwarzenegger
dan rekannya ke bandar udara tanpa harus dikendalikan dalam film The
Sixth Day
itu akan menjadi kenyataan dalam waktu yang tidak terlalu
lama. Dalam film itu, mobil tersebut mengemudikan dirinya sendiri
sampai mendekati bandar udara. Menjelang sampai di bandar udara,
komputer yang mengendalikan mobil itu mengingatkan pengemudi (dengan
suara manusia) untuk mengambil alih kemudi, karena mobil sudah
mendekati tujuan.

Namun, persoalannya apakah orang mau dirinya dikendalikan oleh
komputer? Kalau komputer hanya berfungsi membantu pengemudi, seperti
auto-pilot di pesawat terbang, maka tidak akan ada yang keberatan.
Namun, kalau komputer sepenuhnya mengendalikan mobil, maka akan
banyak yang menentangnya. Salah satunya adalah Stephanie Faul, juru
bicara Yayasan Mobil Amerika Serikat bagi Keamanan Lalu Lintas di
Washington DC. "Jika sistem itu membuat orang mengalihkan
pandangannya dari jalan, maka itu akan menimbulkan persoalan,"
ujarnya. Ia menambahkan, "Setiap teknologi baru mempunyai sisi
Frankenstein, di mana monster itu akan melakukan sesuatu yang tidak
pernah kamu perkirakan, atau pikirkan."

Meskipun akhir-akhir ini gagasan kendaraan yang mengendarai
dirinya sendiri banyak diperbincangkan, tetapi sesungguhnya gagasan
untuk membuat kendaraan seperti itu sudah dipikirkan sejak tahun 1930-
an. Sebuah model kendaraan seperti itu dipamerkan oleh General Motor
di Pameran Mobil Dunia di New York, Amerika Serikat, tahun 1939.

Akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an, para peneliti di General
Motor mencoba menyempurnakan mobil-mobil yang tidak memerlukan
pengemudi. Mereka mempertontonkan bagaimana truk-truk yang
dikendalikan robot dapat bekerja di area pertambangan. Kemudian tahun
1960-an dan awal tahun 1970-an, Robert E Fenton dari Ohio State
University mendemonstrasikan bahwa mobil yang dikendalikan komputer
bisa beroperasi dengan baik di arena percobaan.

Walaupun percobaan itu dianggap sebagai kegiatan penelitian yang
berharga, tetapi hasil percobaan itu dianggap sebagai terlalu dini
(masih mentah) untuk benar-benar difungsikan. (jl)

Artikel ini dimuat di harian
Kompas, 24 April 2001, halaman 31

Label:

Kamis, 22 November 2007

Mobil dan Teknologi

AKHIR-akhir ini pasar mobil Indonesia mulai diramaikan kembali oleh mobil-mobil model terbaru dari berbagai merek. Meskipun belum seramai seperti sebelum krisis moneter melanda negeri ini pada paruh kedua tahun 1997, namun pasar mobil mulai menunjukkan perbaikan yang menggembirakan.

Merek-merek yang sudah lama merambah negeri ini, seperti BMW, Daihatsu, Honda, Isuzu, Land Rover, Mercedes Benz, Mitsubishi, Nissan, Opel, Peugeot, Suzuki, Toyota, Volkswagen, Volvo, mulai didampingi oleh merek-merek baru, yakni Audi, Cherokee, Daewoo, Hyundai, KIA, dan Range Rover. Simak saja beberapa pameran otomotif terakhir.

Kapasitas mesin mobil-mobil yang ditawarkan pun tidak lagi terbatas sampai pada kelas 2.000-an cc saja, melainkan juga meningkat ke kelas 3.000-an cc. Bahkan, beberapa mobil hadir dengan 4.000 cc ke atas. Yang terakhir adalah Chevrolet Blazer, yang hadir dengan mesin 4.300 cc.

Dan, mobil-mobil yang hadir pun tidak lagi sekadar mobil, melainkan mobil yang sarat dengan teknologi tinggi (high-tech). Terutama mobil-mobil papan atas. Tidak heran bila orang kerap menyebut mobil-mobil itu sebagai komputer berjalan.

Penerapan teknologi tinggi pada mobil itu tidak hanya dimaksudkan untuk mengejar kenyamanan (comfort), melainkan juga yang paling utama adalah mengejar keamanan atau keselamatan (safety). Bahkan, peningkatan kemampuan kinerja (performance) mesin mobil pun dikembangkan dengan tetap mempertimbangkan atau memperhitungkan dua faktor itu, yakni kenyamanan dan keselamatan.

***
PENINGKATAN kemampuan mesin dilakukan dengan menerapkan sistem pengapian dan pemasokan bensin secara elektronik, yang populer dengan sebutan electronic ignition dan electronic fuel injection. Sistem pengapian dengan platina dan penyaluran bensin ke mesin dengan menggunakan karburator sudah dianggap ketinggalan zaman.

Pada sistem pengapian dan pemasokan bensin secara elektronik konsistensi bisa lebih terjaga, sehingga tidak perlu melakukan penyetelan dari waktu ke waktu. Setiap pabrik mempunyai nama yang berbeda-beda untuk kedua sistem itu. Namun, fungsinya sama, yakni mengatur pengapian dan pemasokan bahan bakar secara elektronik agar sesuai dengan tuntutan mesin.

Selain menerapkan sistem pengapian dan pemasokan bensin secara elektronik, peningkatan kemampuan mesin dilakukan dengan memperbanyak katup atau klep (valve) untuk memasukkan bahan bakar ke silinder dan mengeluarkan sisa pembakaran dari silinder. Pada mobil lama setiap silinder hanya memiliki dua katup, yakni katup masuk dan katup keluar, sehingga sebuah mobil dengan empat silinder mempunyai 8 katup. Pada mobil baru setiap selinder mempunyai empat katup, yakni dua katup masuk dan dua katup keluar, sehingga mobil empat silinder mempunyai 16 katup. Beberapa merek menggunakan tiga katup untuk setiap silinder, satu katup masuk dan dua katup keluar.

Dengan memperbanyak katup, diharapkan bahan bakar yang masuk bisa lebih banyak, dan pada saat yang sama, sisa pembakaran bisa dikeluarkan sekaligus. Dengan demikian diharapkan pembakaran dalam ruang silinder berlangsung secara efektif, sehingga juga lebih bertenaga.

Semakin banyaknya katup pada mesin, tentu akan menambah pekerjaan bagi mekanik apabila suatu saat katup-katup itu memerlukan penyetelan.Namun, persoalan itu tampaknya sudah diantisipasi beberapa pabrik mobil, dengan juga melengkapi mobilnya dengan penyetelan katup secara elektronik. Peningkatan kemampuan mesin pun dilakukan dengan memasang perangkat turbocharger atau supercharger.

Peningkatan kemampuan mesin membuat mobil-mobil semakin mudah dipacu, atau dijalankan dengan kecepatan tinggi. Ini tentunya membawa risiko tersendiri bagi pengendara atau penumpang lainnya. Sebab semakin tinggi kendaraan dipacu, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya kecelakaan.

***
MANUSIA sesuai dengan takdirnya adalah pejalan kaki. Karena itu, reaksi dan kecepatan indera manusia dalam mengantisipasi gerak disesuaikan kecepatannya sebagai pejalan kaki, yakni 5 kilometer per jam. Dengan kemajuan teknologi, manusia secara bertahap bisa menyesuaikan dirinya dengan kecepatan yang lebih tinggi. Namun, sesuai kodratnya tetap saja ada keterbatasan yang tidak mungkin diatasi. Misalnya manusia tidak dapat bereaksi terhadap obyek yang secara tiba-tiba muncul dalam jarak pandangnya. Padahal semakin cepat mobil dipacu semakin besar pula kemungkinan munculnya benda-benda secara tiba-tiba dalam jarak pandang pengemudinya.

Untuk mengantisipasi hal itu produsen mobil melengkapi mobilnya dengan berbagai kemampuan, yang membuat mobil semakin mudah dan nyaman dikendalikan, bahkan juga dalam kecepatan tinggi. Selain itu, produsen mobil pun, terutama produsen mobil-mobil papan atas, juga melengkapi dengan berbagai kemampuan, yang mengakibatkan apabila terjadi kecelakaan, risiko yang dialami oleh pengendara atau penumpang lainnya tidaklah fatal.

Bukan itu saja, produsen mobil pun memasukkan all wheel streering (sistem kemudi empat roda) dan all wheel drive (pengembangan dari sistem penggerak empat roda, 4 x 4). Semua itu membuat mobil semakin mudah dikemudikan, karena penggerak pada tiap roda itu dikontrol oleh komputer yang mengukur secara tepat kebutuhan gerak pada setiap roda.

Langkah-langkah pengamanan pada mobil tidak hanya dilakukan secara pasif atau statis, melainkan juga dinamis. Secara pasif langkah pengamanan itu dilakukan dengan memperkuat kerangka mobil, memasang besi pengaman di pintu mobil (side beam), dan melengkapi mobil dengan kantung udara (airbag) yang secara otomatis akan menggelembung apabila mobil mengalami tabrakan atau benturan.

Sedangkan langkah pengamanan dinamis pada mobil itu dilakukan dengan menerapkan sistem pengereman anti-terkunci atau yang dikenal dengan nama ABS (anti-lock braking system). Sensor-sensor yang melengkapi ABS secara terukur menghentikan dan memutar roda, saat rem diinjak penuh, sehingga mobil tetap dapat dikemudikan untuk menghindari benda yang berada di depannya, sesuai dengan putaran setir yang dilakukan pengemudi. Pada mobil yang tidak dilengkapi ABS, pada saat rem diinjak penuh, roda-roda terkunci, sehingga mobil tak bisa lagi dikendalikan oleh pengemudi. Mobil akan meluncur tanpa dapat dikendalikan seperti peti tanpa roda.

Teknologi ABS diperkenalkan 9 Desember 1970 di Stuttgart, Jerman, oleh penciptanya, Hans Scherenberg, saat itu anggota Dewan Manajemen Daimler-Benz. ABS, yang kini dikenal dengan nama anti-lock braking system, pada saat diperkenalkan kepada dunia bernama anti-block system. Tentunya, kini, 29 tahun sesudahnya, sistem ABS itu sangat berkembang dan makin canggih.

Kini, produsen mobil Mercedes Benz juga melengkapi ABS dengan electronic stability program (ESP) atau sensor elektronik yang menggunakan prosessor 48 KB untuk memonitor pengendalian kendaraan. ESP memonitor akselerasi, cara mengemudi, pengereman dalam segala kondisi jalan, dan mengatasi slip saat membelok. ESP juga mengukur pengereman yang harus diterapkan pada setiap roda sesuai dengan putaran masing-masing roda, serta sekaligus menurunkan putaran mesin untuk menghindari kemungkinan slip, dan membuat mobil tetap dapat dikemudikan.

Kecanggihan ABS membuat sistem itu mendunia. Hampir semua mobil papan atas menggunakan ABS. Tidak heran apabila dalam iklan Mercedes Benz yang ditayangkan di Star TV, sama sekali tidak muncul gambar Mercedes. Yang muncul malah gambar mobil-mobil lain, seperti BMW dan Volvo, dan ditutup dengan kata-kata safety yang dilengkapi dengan lambang Mercedes Benz. *** NAMUN, harus diingat bahwa sebaik apa pun pengamanan yang melengkapi sebuah mobil, faktor fatal tidaknya risiko yang dialami saat kecelakaan sangat ditentukan faktor (kesalahan) manusia.

Masih hangat dalam ingatan tewasnya Putri Diana dan pacarnya Dodi Al Fayed akibat mobil yang ditumpanginya mengalami kecelakaan tanggal 31 Agustus 1997.
Para pakar otomotif, yang melakukan simulasi atas kecelakaan itu, berpendapat jika saja Putri Diana dan Dodi Al Fayed mengenakan sabuk pengaman, mungkin jiwa mereka terselamatkan. Seorang pengawal yang duduk di kursi depan selamat karena menggunakan sabuk pengaman, walaupun mengalami luka parah. (JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 4 September 2000, halaman 29

Label:

Kecelakaan Itu Seharusnya Bisa Dihindari



BERITA kematian Putri Diana pukul 04.00 waktu Paris (09.00 WIB) tanggal 31 Agustus 1997 mengejutkan dunia. Yang lebih mengejutkan lagi adalah kematiannya itu diakibatkan oleh suatu kecelakaan yang melibatkan mobil, yang dianggap sebagai salah satu mobil yang paling aman di dunia.



Pukul 00.30 waktu Paris (05.30 WIB), tiga setengah jam sebelumnya, mobil Mercedes Benz S-600, yang dinaiki Putri Diana dan pacarnya Dodi Al Fayed, mengalami kecelakaan di terowongan di bawah Place de l'Alma, di Distrik 8 Paris, saat melarikan diri dari para paparazzi yang mengejarnya dengan motor.

Mobil yang meluncur dengan kecepatan sekitar 160 kilometer per jam itu menabrak pilar beton pembatas di tengah-tengah terowongan, di sebelah kiri mobil. Mobil itu kemudian terpental ke kanan dan menabrak tembok terowongan.

Benturan membuat bagian depan dan tengah mobil itu ringsek berat. Dody Al Fayed tewas seketika bersama pengemudi mobil. Putri Diana yang cedera hebat dalam kecelakaan itu meninggal di rumah sakit La Pitie-Salpetriere. Pengawal Diana selamat meskipun luka parah. Menteri Dalam Negeri Perancis Jean-Piere Chevenement mengemukakan, "Tampaknya pengemudi kehilangan kontrol atas kendaraannya ketika berjalan dalam kecepatan tinggi."

Perusahaan Daimler-Benz AG di Frankfurt kemarin mengoreksi pemberitaan pers, yang menyebutkan bahwa mobil yang dinaiki Putri Diana adalah S-600. "Mobil yang dinaiki Diana adalah S-280 yang diproduksi tahun 1994, dan bukan S-600 seperti yang diberitakan secara meluas oleh media massa. Meskipun demikian, kemampuan teknologi yang membuat mobil itu aman dikendarai tidak terpaut jauh," ujar jubir Mercedes Benz.
***

PENGEMUDI kehilangan kontrol atas kendaraannya, sampai saat ini, dianggap sebagai enyebab utama terjadinya kecelakaan yang merenggut nyawa Putri Diana dan pacarnya Dody Al Fayed. Namun, mengingat reputasi dan kualitas dari kendaraan yang dinaiki pasangan Diana-Dody, menjadikan orang bertanya-tanya apa yang menyebabkan pengemudi mobil sampai kehilangan kontrol.

Seperti mobil-mobil papan atas lainnya, seperti Rolls Royce, BMW 750i/850i, Volvo 960 3.0, Jaguar Sovereign, Daimler, dan Toyota Lexus ES 300, Mercedes Benz S-600 pun dilengkapi serangkaian teknologi, yang membuat mobil-mobil itu aman dikendarai.

Mercedes Benz S-600 menggunakan ESP (Electronic Stability Program) atau sensor elektronik yang menggunakan prosesor 48 KB untuk memonitor pengendalian kendaraan. ESP memonitor peningkatan kecepatan (akselerasi) kendaraan, cara mengemudi kendaraan, pengereman dalam segala kondisi jalan, dan mengatasi slip saat membelok.

ESP pun akan mengantisipasi pengereman yang harus diterapkan pada setiap roda sesuai dengan putaran masing-masing roda, serta sekaligus menurunkan putaran mesin untuk menghindari kemungkinan slip, dan membuat mobil dapat tetap dikemudikan sesuai dengan kemauan pengemudi.

ESP, yang mencakup juga ASR (Automatic Slip Control) atau sensor kecepatan roda, yang memonitor slip yang dialami roda penggerak (drive-wheel) dalam akselerasi pada setiap kecepatan. ASR juga berhubungan dengan ABS (Anti-lock Braking System), yang memungkinkan mobil tetap bergerak secara terukur guna menghindari tabrakan, meskipun rem mobil dalam keadaan diinjak penuh.

Sensor-sensor yang melengkapi ABS, secara terukur menghentikan dan memutar roda, saat rem diinjak penuh, sehingga mobil tetap dapat menghindari benda yang berada di depannya, sesuai dengan putaran stir yang dilakukan pengemudi. Pada mobil-mobil yang tidak dilengkapi ABS, saat rem diinjak penuh, mobil tidak lagi dapat dikendalikan pengemudi. Mobil akan meluncur tidak terkendali, seperti benda mati.

Melihat paket teknologi yang menyertai mobil yang dinaiki Putri Diana, maka pertanyaannya adalah mengapa pengemudi mobil tidak dapat menghindari pilar beton pembatas itu? Mengapa setelah menabrak pilar beton, mobil tidak berhenti, tetapi malah meluncur dan membentur tembok terowongan?

Saat itu, kecepatan mobil diperkirakan 160 kilometer per jam, jauh di bawah kecepatan maksimalnya. Mobil berkapasitas mesin sebesar 5.987 cc dengan 12 silider mampu dipacu sampai sekitar 248 kilometer per jam. Dengan kemampuan akselerasi dari 0-100 kilometer per jam dalam 6,6 detik. Sedangkan S-280 kapasitas mesinnya 2.799 cc dengan enam silinder dengan kecepatan maksimum 215 kilometer per jam. Kemampuan akselerasi dari 0-100 kilometer sekitar 11 detik.

Data menyebutkan, jalan saat memasuki terowongan menurun dan agak menikung ke kanan, dan untuk menghindari kendaraan menerobos masuk ke alur jalan yang berlawanan, di pasang pilar-pilar beton sebagai pembatas. Dengan paket teknologi yang diterapkan pada mobil Mercedes Benz S-600, seharusnya kecelakaan yang terjadi di dalam terowongan di bawah Place de l'Alma bisa dihindari.

Apalagi lampu depan mobil itu menggunakan Xenon High Intensity Discharge atau sinar lampu berwarna biru-putih yang diperkuat intensitasnya. Dengan sinar lampu, yang mendekati cahaya pada siang hari itu, seharusnya pilar itu sudah terlihat dari jauh, sehingga bisa dihindari.

Di samping sistem pengamanan aktif seperti itu, mobil-mobil papan atas, termasuk Mercedes S-600, juga dilengkapi dengan pengamanan pasif. Antara lain, seperti kerangka mobil yang diperkuat, kantung udara (air bag) yang secara otomatis menggelembung saat mobil mengalami tabrakan, dan besi pengaman yang diletakkan pada pintu-pintu mobil, untuk mengamankan penumpang dari kemungkinan tabrakan dari samping.

Namun, pengamanan pasif, yang berulang kali diuji ketahanannya itu, hanya dapat melindungi penumpang secara penuh, apabila benturan itu terjadi dalam kecepatan sekitar 60 kilometer per jam. Tidak diketahui apakah kantung udara yang pada semua Mercedes Benz Kelas S terletak di depan dan di samping, dapat berfungsi meredam benturan pada kecepatan 160 kilometer per jam. Dalam beberapa kasus kecelakaan (bukan uji coba di pabrik), kantung udara malah menjadi 'pembunuh'. Karena pengemudi dan penumpangnya membentur kantung udara yang menggelembung dengan kecepatan dan tekanan yang tinggi.

Dalam keadaan darurat, atau keadaan yang tidak terhindarkan, fungsi pengamanan aktif adalah menurunkan kecepatan mobil sampai paling tidak dalam batas-batas yang dapat ditolerir oleh pengamanan pasif.
***

DALAM suatu kecelakaan, faktor (kesalahan) manusia menjadi faktor utama. Sebagus apa pun pengamanan yang melengkapi mobil, tetapi kalau pengemudinya tidak dapat diandalkan, maka semua pengamanan yang melengkapi kendaraan, baik aktif maupun pasif, menjadi percuma.

Melihat kerusakan yang dialami mobil yang dinaiki Diana-Dody, maka orang tidak mempunyai pendapat lain, kecuali kesalahan berada pada manusianya, atau tepatnya, pengemudinya. Apalagi dari data yang ada, diketahui bahwa pengemudi mobil itu bukanlah seorang pengemudi, melainkan personel keamanan. Sebab itu, diragukan apakah ia biasa mengendarai mobil dengan kecepatan sekitar 160 kilometer per jam.

Tidak semua orang dapat mengembangkan kecepatan sampai sekitar 160 km per jam, apalagi bukan di jalan bebas hambatan. Kecepatan 160 km per jam itu, sama dengan kecepatan mata mengedip. Dengan demikian, kelalaian sedikit saja, berisiko nyawa melayang.

Tanpa menutup adanya kemungkinan lain, tapi dari data yang ada, tidak ada kesimpulan lain yang bisa diambil, kecuali kesalahan manusia. Memang ada kemungkinan lain, di luar faktor kesalahan manusia, adalah pecahnya ban atau mobil itu disabotase. Sebab, pecahnya ban atau sabotase, akan mengakibatkan semua sistem pengamanan aktif tidak bekerja secara maksimal.

Namun, sampai saat terakhir kecenderungan ke arah itu kecil. Meskipun bukan tidak ada. Mobil Mercedes Benz S-600, seperti yang dikendarai Putri Diana dan Dody Al Fayed, juga masuk ke Jakarta. Menjelang berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Informal Pertama ASEAN 30 November 1996 di Lagoon Tower Jakarta Hilton Hotel, didatangkan 14 sedan Mercedes Benz S-600. Mobil-mobil itu kemudian dijual dengan harga sekitar Rp 2 milyar. (JL)




Artikel ini dimuat di harian
Kompas, 2 September 1997, halaman 1


Label:

Selasa, 20 November 2007

Berpose di Depan Daihatsu Mud Master C


Sebagai wartawan, hal yang paling malas dilakukan adalah mengabadikan diri sendiri. Pertimbangannya sederhana saja. Tugas utama wartawan adalah mengabadikan suatu peristiwa dan melaporkannya di dalam suratkabar dengan benar dan lengkap, sehingga pembaca mendapatkan gambaran yang benar, lengkap, dan utuh mengenai apa yang sesungguhnya terjadi. Dengan kata lain, tugas wartawan adalah mewakili mata dan telinga pembaca dalam mengabadikan suatu peristiwa. Mengabadikan diri sendiri, apalagi saat melakukan tugas utamanya, sama sekali tidak termasuk dalam rincian tugasnya.

Namun, saat meliput Tokyo Motor Show 2007 pada tanggal 24 Oktober 2007, hal yang paling malas dilakukan wartawan itu justru saya lakukan. Mengingat pada hari itu saya bertemu dengan wartawan Kompas lain, Banu Astono, yang juga hadir di tempat yang sama. Pertemuan kami di Tokyo Motor Show kami abadikan dengan berpose di depan Daihatsu Mud Master C, mobil konsep yang didesain sebagai mobil pendukung sepeda gunung (mountain bike) dengan kemampuan ekstrem dalam menaklukkan bukit berbatu.

Jakarta, 20 November 2007

Label:

Sejarah Panjang Kelahiran Jip sebagai Kendaraan Militer

DI masa lalu, jip (jeep) identik dengan kendaraan perang. Itu tidak
mengherankan karena jip memang pertama kali dibuat untuk keperluan
perang. Jika orang berbicara mengenai jip, maka orang selalu mengacu
kepada jip Willys buatan Amerika Serikat yang pertama kali muncul
tahun 1941.





Padahal, tahun 1939, ketika Angkatan Darat (AD) Amerika
Serikat membuka tender bagi 135 perusahaan mobil di dalam negeri
untuk membuat kendaraan khusus bagi keperluan militer, Jerman sudah
dua tahun memiliki kendaraan yang memenuhi spesifikasi sebuah
kendaraan perang.






Tahun 1937, Mercedes Benz mengeluarkan G5, yang merupakan
kendaraan berpenggerak 4 roda (4 x 4, atau 4 wheel drive), ke-4 rodanya
bisa dikemudikan (4 wheel steering), dan menggunakan suspensi
independen pada roda depan dan belakang. G5 menggunakan mesin 4
silinder segaris yang menghasilkan daya 48 PK (paardekracht, daya
kuda).


Pada saat yang sama, BMW pun mengeluarkan 325, yang bentuk dan
spesifikasinya mirip dengan G5. Kemiripan itu tidak terjadi begitu
saja, karena sejak tahun 1933 AD Jerman memerintahkan semua pabrik
mobil di negara itu membuat kendaraan penumpang berpenggerak 4 roda
yang sama (seragam). Perbedaannya hanyalah BMW menggunakan mesin 6
silinder segaris yang menghasilkan daya 50 PK pada 4.000 putaran
mesin per menit (rpm).


Perintah AD Jerman pada tahun 1933 itu membuat Mercedes Benz
segera memodifikasi kendaraan lintas alam (cross country)-nya, yang
dikenal dengan nama G-Class atau kependekan dari Gelaendewagen (yang
padanan dalam bahasa Inggrisnya, land cruiser).


Mercedes Benz pertama kali muncul dengan kendaraan lintas alam
yang yang diberi nama G1 pada tahun 1926. Kendaraan itu bentuknya
mirip truk dan menggunakan 6 roda. Tujuh tahun kemudian, tahun 1933,
Mercedes Benz muncul G4 yang bentuknya mirip jip long chassis, tetapi
tetap masih menggunakan 6 roda. G4 ini kemudian dikembangkan lagi,
dan muncullah kendaraan beroda 4 yang berbentuk jip dan dinamakan G5.


Namun, setelah Jerman memulai Perang Dunia II dengan menyerbu
Cekoslovakia pada tahun 1939, membuat kebutuhan akan kendaraan perang
meningkat drastis. Hal itu menjadikan Hitler, Kanselir Jerman,
memerintahkan Ferdinand Porsche (yang pada tahun 1933 diminta untuk
membuat mobil rakyat) untuk mendesain kendaraan tempur.

Ferdinand Porsche bergerak cepat. Prototipe mobil rakyatnya, KdF, yang
di belakang hari populer dengan nama Volkswagen Beetle, langsung
dimodifikasi menjadi mobil tempur di pabrik KdF Wagen. Dan, pada
tahun 1939 itu pula, lahirlah Type 82 yang diberi nama Kuebelwagen
(mobil tangki, atau mobil ember).


Tidak heran jika mobil tempur ala Ferdinand Porsche itu berbasis
sama dengan Volkswagen Beetle, yakni menggunakan mesin 1.131 cc, 4
silinder, berpendingin udara, dan diletakkan di bagian belakang
mobil. Namun, karena Kuebelwagen dibuat untuk keperluan militer maka
ketinggian kendaraan dari permukaan tanah (ground clearance)
dinaikkan, dan sisi kiri dan kanan mobil dibuat datar agar mudah
diproduksi. Bentuknya sekilas mirip Volkswagen Safari, yang pada
akhir tahun 1970-an banyak di temui di Indonesia.


Berbeda dengan Mercedes Benz G5 dan BMW 325, Kuebelwagen bukanlah
kendaraan berpenggerak 4 roda. Penggerak 4 rodanya hanya berfungsi
saat gigi persneling berada dalam posisi 1.


Beberapa prototipe dikirim ke Polandia untuk mengikuti tes
lapangan yang dilakukan oleh divisi panser. Dan, Kuebelwagen dinilai
mudah dikemudikan dan kinerja lintas alamnya cukup baik. Beberapa
perwira sempat meragukan kemampuan kendaraan kecil dengan mesin di
belakang yang tidak menggunakan penggerak 4 roda itu. Namun, mereka
salah, Kuebelwagen menjadi kendaraan yang paling banyak digunakan dan
paling dikenal dalam Perang Dunia II.


Semasa Jenderal Rommel memegang komando di Afrika, Kuebelwagen
membuktikan keandalan di padang pasir. Demikian juga, saat digunakan
untuk melintasi medan berlumpur dan bersalju saat Jerman menyerbu
Rusia. Bobotnya yang ringan menjadikan Kuebelwagen tidak mudah kandas
di medan berlumpur, kalaupun kandas hanya diperlukan dua orang untuk
mengatasinya.


Dalam Perang Dunia II itu, pabrik KdF Wagen yang membuat
Kuebelwagen juga membuat kendaraan amfibi, Tipe 128 dan Tipe 166,
yang diberi nama Schwimmwagen (mobil berenang). Mobil amfibi itu
menyandang mesin 25 PK untuk bergerak di darat, dan untuk bergerak di
air, pada bagian belakang mobil dilengkapi dengan propeler yang bisa
dilipat. Dengan menggunakan propeler itu, mobil amfibi itu bisa
bergerak dengan kecepatan 6 kilometer per jam. Dan, di dalam air,
mobil itu bisa dikemudikan dengan membelokkan roda depan ke kiri atau
ke kanan.

Selama Perang Dunia II berlangsung sebanyak 52.018 unit
Kuebelwagen dan 14.276 unit Schwimmwagen diproduksi di pabrik KdF
Wagen, di kota yang kini dikenal dengan nama Wolfsburg.

***
PADA tahun 1939, di saat Hitler meminta Ferdinand Porsche untuk
juga membuat kendaraan perang, di Amerika Serikat pun, AD membuka
tender bagi 135 perusahaan mobil di negara itu untuk membuat
kendaraan khusus bagi keperluan militer.
AD Amerika Serikat tidak menentukan bentuk dari kendaraan perang
itu. Persyaratannya hanyalah daya muat kendaraan itu 600 lbs (273,15
kilogram), jarak roda depan-belakang (wheelbase) tidak melebihi 75
inci (1,9 meter), kaca depan dapat dilipat (direbahkan ke depan),
berat kotor 1.200 lbs (544,31 kilogram), dan harus berpenggerak 4
roda.




Dari seluruh perusahaan yang diundang, hanya tiga yang memenuhi
persyaratan, yakni Bantam, Willys Overland, dan Ford.
Dan, 23 September 1940, sesuai dengan deadline yang diberikan AD
Amerika Serikat, Bantam muncul dengan prototipe kendaraan perang yang
diberi nama Blitz Buggy. Tanggal 11 November 1940, Willys muncul
dengan Quad, diikuti dengan Ford yang muncul dengan Pigmy tanggal 23
November 1940. Bentuk ketiga prototipe itu mirip satu sama lain. Itu
karena Willys dan Ford mendapatkan akses penuh terhadap prototipe
Bantam.


Blitz Buggy dianggap terlampau tinggi dari permukaan tanah dan
mesinnya kurang bertenaga. Quad terlalu berat, tetapi tenaga mesinnya
besar. Pigmy mudah dikemudikan, tetapi tenaga mesinnya terlalu lemah.
AD Amerika Serikat akhirnya memilih Quad yang bertenaga paling
besar. Mesin "Go Devil" mempunyai daya (kekuatan) 60 PK dan torsi
maksimum 14,5 kilogram-meter (kg-m) atau 145 Newton-meter (Nm), di
atas standar AD Amerika Serikat (12 kg-m). Torsi maksimum Blitz Buggy
dan Pigmy hanya 11 kg-m.


Selain itu, Willys juga memberi penawaran termurah, yakni 739
dollar AS. Kelemahan Quad hanyalah bobotnya terlalu berat, yakni
1.089 kilogram. Blitz Buggy hanya 922 kilogram. Padahal berat yang
dipersyaratan adalah 544,31 kilogram. Akhirnya diambil jalan tengah
dan diputuskan untuk menurunkan beratnya sampai 981 kilogram.

Tahun 1941, Willys muncul dengan MB yang merupakan versi
perbaikan. Namun, mengingat AD Amerika Serikat memerlukan kendaraan
perang dalam jumlah yang sangat banyak, maka Bantam dan Ford pun
diminta untuk membuat kendaraan perang sesuai dengan spesifikasi
Willys.



Willys menamakan kendaraan perang yang dibuatnya MA dan MB, Ford
menamakannya GP dan GPW, sedangkan Bantam menamakannya Bantam BRC-40.
Tidak diketahui mengapa dan kapan persis kendaraan perang itu
dinamakan jeep (jip). Banyak yang menganggap bahwa nama itu muncul
dari Ford GP (baca: ji-pi). Bahkan, tidak sedikit yang percaya bahwa
huruf GP itu merupakan singkatan dari general purpose (serba guna).
Padahal huruf G itu adalah singkatan dari government, dan P itu untuk
menunjukkan bahwa kendaraan itu dari kelas P, yang wheelbase-nya 80
inci (2 meter), berpenggerak 4 roda, dan beratnya 250 kilogram.


Dalam perkembangan selanjutnya, sempat dibuat jip yang kedap air
(waterproof). Bahkan, Ford pada tahun 1942 membuat jip amfibi yang
diberi nama Seep. Sosok Seep persis jip yang bagian bawahnya
berbentuk seperti kapal, dan di bagian belakangnya diberikan
propeler. Di dalam air, keempat roda dilipat dan propeler
difungsikan. Pada tahun 1950, Half Safe, yang merupakan modifikasi
canggih dari Seep, berhasil menyeberangi Atlantik.


Pada tahun 1941 itu juga, kendaraan perang AD Amerika Serikat
dikirimkan ke negara-negara Sekutu. Sebanyak 1.000 unit Bantam BRC-40
dibuat untuk AD Rusia. Sejak tahun 1938, Rusia sesungguhnya telah
membuat beberapa prototipe kendaraan tempur, tetapi bentuknya lebih
mirip panser kecil. Setelah mendapatkan Bantam, maka pada tahun 1943
Rusia mengeluarkan GAZ 67, yang sosoknya merupakan perpaduan antara
Mercedes Benz G5 dan Bantam.

GAZ 67 diklaim Rusia kinerjanya di medan offroad lebih baik
daripada Bantam, Willys, dan Ford. Namun, sayangnya GAZ 67 sangat
lahap dalam mengonsumsi bensin. Untuk menempuh perjalanan sejauh 1
kilometer diperlukan setengah liter bensin.

***
KEKALAHAN Jerman dalam Perang Dunia II pada tahun 1945, sekaligus
menghentikan pembuatan jip di negara itu. Setelah menyerah kepada
tentara Sekutu, nasib bangsa Jerman ditentukan sepenuhnya oleh Sekutu
(Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Rusia).

Jerman dibagi ke dalam empat sektor, yakni sektor Amerika
Serikat, sektor Inggris, sektor Perancis, dan sektor Rusia.
Belakangan sektor Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis digabung
menjadi Jerman Barat dan sektor Rusia menjadi Jerman Timur.

Pabrik KdF Wagen, yang tiga perempat bagiannya rusak akibat
pengeboman pasukan Sekutu, berada di sektor yang dikuasai tentara
Inggris yang dipimpin Mayor Ivan Hirst. Dengan bantuan Pemerintah
Inggris, pabrik KdF Wagen diperbaiki, dan mulai memproduksi mobil
kembali dari komponen-komponen yang ada di pabrik itu.

Setelah tahun 1945, Inggris menamakan perusahaan yang mengelola
pabrik itu Volkswagen, dan kota di tempat perusahaan itu berada
diberi nama Wolfsburg, sesuai dengan nama Puri yang terdapat di kota
itu.

Inggris kemudian menawarkan pengelolaan perusahaan mobil
Volkswagen ke tangan yang dianggapnya lebih kompeten. Namun,
perusahaan mobil Amerika Serikat, Ford, menolak karena menganggap hal
itu sebagai hanya membuang-buang saja. Pemerintah Perancis pun
menolak. Tahun 1948, Pemerintah Inggris menunjuk Heinrich Nordhoff
sebagai Eksekutif Senior Volkswagen, dan kemudian menyerahkan kembali
perusahaan mobil Volkswagen kepada Pemerintah Jerman Barat.

SETELAH Perang Dunia II selesai, muncullah jip untuk kalangan
sipil, yakni CJ yang merupakan singkatan dari civilian jeep. Tahun
1945, Willys meluncurkan CJ2 dan CJ3. Bahkan, Willys tidak lagi hanya
diproduksi di Amerika Serikat, tetapi juga diproduksi di negara lain
dengan lisensi. Di Perancis, Willys muncul tahun 1950 dan tahun 1955,
masing-masing dengan nama Delahaye dan Hotchkiss. Di Jepang, Willys
muncul dengan nama Mitsubishi Jeep J3 tahun 1953. Di Taiwan, jip
Willys muncul tahun 1956.
Pada saat yang bersamaan, juga muncul jip-jip lain. Di Jepang,
muncul Toyota Land Cruiser FJ21 (1952) dan Nissan Patrol (1950-an),
di Inggris muncul Land Rover (1948), dan di Italia muncul jip Fiat
Campagnola (1951).
Di Jerman, pembuatan jip praktis berhenti. Tahun 1969, Volkswagen
mengeluarkan Tipe 181, yang populer di Indonesia dengan nama
Volkswagen Safari. Mercedes Benz kembali membuat jip pada tahun 1979,
ketika meluncurkan mobil G-Class, yakni 230G, 240GD, 280GE, dan
300GD. Dan, tahun 1997, Mercedes Benz juga melangkah ke kelas sport
utility vehicle
(SUV), yakni mobil yang memiliki kemampuan jip dan
kenyamanan sebuah sedan.
Sementara itu, BMW sejak Perang Dunia II tidak pernah lagi
membuat jip. BMW langsung melangkah ke kelas SUV. Pada tahun 1999,
BMW muncul dengan X5.

Setelah Volkswagen meningkatkan produk-produknya dari mobil
rakyat menjadi mobil papan tengah (Golf dan Passat Baru) dan papan
atas (Passat W8 dan Phaeton W12), Volkswagen juga mengeluarkan SUV,
yakni Touareg.

Volkswagen Touareg baru akan diperkenalkan kepada umum di 2002
Paris Auto Show, bulan September mendatang. Touareg muncul dengan
mesin bensin 3.2 Liter (3.189 cc) V6 (241 PK) dan mesin diesel 5.0
TDi Liter V8 (313 PK).

Dalam angkatan bersenjata Amerika Serikat sendiri, peran jip sebagai kendaraan tempur diakhiri pada tahun 1983. Tahun 1979, angkatan bersenjata Amerika Serikat membuka tender bagi pembuatan kendaraan tempur baru mereka.

Maka, lahirlah High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle (HMMWV)
yang akrab dengan nama Hum-vee. Dan, kendara-an itu memulai debutnya
dalam Perang Teluk antara pasukan multinasional di bawah pimpinan
Amerika serikat melawan Irak pada tahun 1991.(JL)

Artikel ini dimuat di harian
Kompas, 23 Juli 2002, halaman 34

Label:

Minggu, 18 November 2007

Menjajal Hibrida di Fuji Speedway



Kesempatan untuk menjajal mobil hibrida yang memadukan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine), yang menggunakan
bahan bakar minyak dengan motor listrik yang mendapatkan tenaga dari baterai, bukanlah hal yang baru.

Namun, yang menjadikan acara menjajal mobil hibrida di Fuji Speedway menarik karena melibatkan beberapa jenis mobil keluaran
Toyota. Di antara mobil hibrida yang akan dijajal itu ada Lexus LS600h, Lexus GS450h, Lexus RX400h, Toyota Estima, Toyota Alphard, Toyota Camry, Toyota Highlander (Kluger), dan Toyota Prius.


Berbeda dengan mobil hibrida Honda yang menjadikan mesin bensin
sebagai penggerak utama dan motor listrik sebagai penggerak tambahan,
mobil hibrida Toyota menggunakan motor listrik sebagai penggerak
utama dan mesin bensin sebagai penggerak tambahan.

Para wartawan berangkat dari Hotel New Otani Tokyo dengan bus ke
Fuji Speedway yang terletak di kaki Gunung Fuji, sekitar dua jam
perjalanan dengan bus dari Tokyo. Rombongan berangkat pada pukul
05.15 dan sempat melepaskan lelah selama 30 menit di salah satu
tempat peristirahatan. Suhu udara pagi itu sekitar 15 derajat Celsius.

Pukul 08.08, rombongan wartawan tiba di Toyota Safety Education
Center, yang diberi nama Mobilitas, di Fuji Speedway. Setelah
beristirahat sejenak, rombongan wartawan mendapatkan penjelasan
tentang Menciptakan Mobilitas yang Berkelanjutan dan Keamanan
(safety) di Toyota. Penjelasan tentang Menciptakan Mobilitas yang

Berkelanjutan dan Keamanan mencakup beberapa bidang, yaitu lingkungan
hidup (emisi, pemborosan/pembuangan, dan penggunaan biobahan bakar),
energi (konsumsi), keamanan (kecelakaan dan cedera), mobilitas
(kemacetan dan akses yang sama), serta kualitas hidup (pekerja,
konsumen, dan masyarakat sekitar).

Dalam bidang energi, salah satu topik yang disinggung adalah
teknologi hibrida yang memberikan sumbangan yang besar terhadap
efisiensi bahan bakar dan dapat digunakan untuk semua tipe mesin.
Sedangkan pada penjelasan keamanan di Toyota dibahas tentang
perangkat keamanan aktif, yang mencakup vehicle stability control
(VSC), yang berfungsi menstabilkan kendaraan dalam situasi kritis.

Jika mobil mengalami oversteer (saat menikung roda belakang cenderung
slip keluar dari lintasan yang seharusnya dilalui), maka VSC akan
mengoreksinya menerapkan rem depan bagian luar sehingga mobil
tertarik kembali ke lintasannya. Atau, jika mobil mengalami
understeer (saat menikung ban depan cenderung keluar dari lintasan
yang seharusnya dilalui), maka VSC akan mengoreksinya dengan
menerapkan rem pada roda belakang bagian dalam sehingga mobil
tertarik kembali ke lintasannya.

Menjajal di sirkuit
Usai penjelasan tentang Menciptakan Mobilitas yang Berkelanjutan
dan Keamanan di Toyota, para wartawan dibagi ke dalam dua kelompok,
yakni kelompok A dan kelompok B, serta diberikankesempatan untuk
menjajal mobil hibrida di sirkuit sepanjang 1 kilometer dan merasakan
cara VSC bekerja, di salah satu area di bagian dalam di sirkuit.

Kesempatan untuk menjajal mobil hibrida itu tidak disia-siakan,
seluruh jenis mobil sempat dijajal. Seperti disebutkan di atas, mobil
hibrida Toyota menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama,
sedangkan mesin bensin berfungsi sebagai penggerak tambahan.

Itu sebabnya, ketika mobil dihidupkan dengan menekan tombol start-
stop engine
, di dalam kabin tidak terdengar suara sama sekali.
Mengingat apabila pengendara memindahkan tangkai persneling dari
huruf P (parking) ke huruf D (drive), maka motor listriklah yang akan
menggerakkan mobil. Saat mobil berakselerasi atau dipacu cepat,
dengan menginjak pedal gas dalam-dalam, mesin bensin akan segera
hidup dan membantu mobil berakselerasi.

Saat menjajal mobil hibrida di sirkuit itu kecepatan rata-rata 50
kilometer per jam, tetapi sesekali kecepatan dipacu sampai lebih dari
100 kilometer per jam. Performa mobil hibrida tidak kalah
dibandingkan dengan mobil biasa. Dengan kerja sama antara motor
listrik dan mesin bensin, kerja mesin bensin semakin ringan sehingga
konsumsi bensin dapat dihemat.

Itu sebabnya, performa Lexus LS600h yang digerakkan motor listrik
dan mesin berkapasitas 5.0 Liter, 8 silinder dalam konfigurasi V
(V8), dapat disetarakan dengan mesin berkapasitas 6.0 Liter, V12,
dengan konsumsi bahan bakar dan emisi setara dengan mesin yang
kapasitasnya lebih kecil. Demikian ditegaskan oleh Satoru Maruyama,
Project General Manager Product Planning Lexus, yang merancang Lexus
LS.

Saat melintas di sirkuit, juga diperlihatkan bagaimana pengereman
regeneratif (regenerative braking) pada mobil hibrida bekerja. Pada
saat mobil direm, maka monitor di dashboard memperlihatkan gambar
bahwa motor listrik berfungsi sebagai generator yang mengisi ke
baterai, yang menjadi sumber penyedia listrik bagi motor listrik.

Alat bantu parkir
Di areal Mobilitas, para wartawan juga menyaksikan dan merasakan
bagaimana fitur parkir otomatis (intelligent parking assist) yang
dipasang pada Toyota Prius bekerja. Fitur parkir otomatis akan
membantu pengendara dengan memutar sendiri setir ketika pengendara
akan memarkir mobilnya mundur horizontal atau vertikal.

Dengan dilengkapi sensor ultrasonik di bagian depan mobil yang
berfungsi mendeteksi kendaraan lain di areal parkir, sistem itu mampu
memperkirakan dimensi dari ruang parkir yang kosong dan menentukan
posisi kendaraan untuk parkir.

Pengendara tinggal menempatkan mobil dalam posisi yangtepat
sebelum mundur (dengan bantuan sensor ultrasonik). Jika ingin
memarkir mobil mundur horizontal, pengendara menempatkan mobilnya
sejajar dengan mobil-mobil yang telah diparkir secara horizontal pada
jarak sekitar 1 meter. Setelah kaca spion samping berada persis di
ujung bagian depan mobil, yang di belakangnya terdapat ruang parkir
yang kosong, mobil diberhentikan. Dan, tangkai persneling ditempatkan
pada posisi gigi mundur. Setelah itu sistem akan memutar setir
sendiri secara otomatis dan mengatur hingga mobil terparkir pada
posisi yang tepat. Semua proses itu berlangsung tanpa campur tangan
pengendara. Pengendara hanya perlu menginjak pedal rem jika dirasakan
mobil mundur terlalu cepat.

Keadaan yang sama juga berlaku pada saat akan memarkir mobil
mundur vertikal. Mobil melintas di depan mobil-mobil yang diparkir
vertikal dalam jarak 1 meter. Setelah bemper belakang mobil berada
berada persis di ujung depan kanan mobil yang diparkir di samping
kanan ruang parkir vertikal yang kosong, mobil diberhentikan. Proses
selanjutnya diserahkan pada intelligent parking assist.(JL)

Artikel ini dimuat di harian
Kompas, 15 November 2007, halaman 34

Label:

Berlomba Buat Mobil yang Ramah dengan Alam

Semakin berkurangnya jumlah cadangan minyak bumi dan semakin meningkatnya pemanasan Bumi telah membuat perusahaan pembuat mobil terkemuka dunia berlomba-lomba membuat mobil-mobil yang efisien dalam mengonsumsi bahan bakar minyak dan sekaligus ramah dengan alam, khususnya dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Berbagai cara telah ditempuh, mulai dari menciptakan mobil listrik, mobil hibrida (hybrid) yang menggabungkan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) dan motor listrik; mobil fuel cell atau mobil listrik yang memiliki sumber listriknya sendiri, yang diperoleh dari penggabungan gas hidrogen dengan oksigen; sampai mesin pembakaran dalam yang menggunakan bio-bahan bakar (biofuel) atau yang juga sering disebut sebagai bahan bakar nabati, gas (compressed natural gas), atau hidrogen sebagai bahan bakar.


Itu sebabnya di dalam Tokyo Motor Show 2007 sebagian besar mobil yang dipamerkan, baik yang konsep maupun yang diproduksi massal, adalah mobil-mobil ramah terhadap manusia dan alam. Yang paling populer saat ini adalah mobil hibrida yang menggabungkan mesin pembakaran dalam yang menggunakan bahan bakar bensin atau solar dengan motor listrik yang mendapatkan listrik dari baterai.

Pada saat ini ada dua jenis mobil hibrida. Pertama, yang menggunakan mesin bensin (di Eropa juga menggunakan mesin diesel) sebagai penggerak utama dan motor listrik sebagai penggerak tambahan. Kedua, yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama dan
mesin bensin sebagai penggerak tambahan.

Pada jenis yang pertama, mobil digerakkan oleh mesin bensin diesel dan apabila mobil memerlukan tambahan tenaga pada saat berakselerasi (meningkatkan kecepatan) atau menanjak, maka motor listrik akan membantu. Adapun pada jenis yang kedua, mobil digerakkan oleh motor listrik dan pada saat berakselerasi atau menanjak maka mesin bensin/mesin diesel akan membantu. Jika diperlukan tenaga yang lebih besar, baterai akan menyalurkan tenagalistrik tambahan pada motor listrik.

Baik pada jenis mobil hibrida yang pertama maupun yang kedua, motor listrik mendapatkan listrik dari baterai yang diisi (di-charge) pada saat mobil mengurangi kecepatan (deselerasi) atau melaju di turunan, atau juga pada saat mobil direm.

Pada saat mobil mengurangi kecepatan atau melaju di turunan, atau juga pada saat mobil direm, motor listrik akan berfungsi sebagai generator (penghasil listrik) yang mendapatkan tenaganya dari putaran roda dan listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk mengisi baterai.

Hanya mengisi baterai

Kini tengah dikembangkan jenis mobil hibrida yang ketiga, yang lebih efisien dalam menggunakan bensin dan lebih ramah lingkungan daripada jenis yang pertama dan kedua. Mengingat pada jenis yang ketiga ini, mobil sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik pada
keempat rodanya yang mendapatkan listrik dari baterai. Mesin bensin hanya berfungsi untuk mengisi baterai jika persediaan listrik menipis. Pada saat mobil diparkir untuk waktu yang lama di rumah atau di kantor, baterai dapat diisi dengan menggunakan colokan listrik (plug in).

Dengan keadaan baterai terisi penuh, mobil dapat menempuh perjalanan sejauh 100 kilometer. Jika persediaan listrik masih cukup sampai kembali kerumah atau ke kantor, baterai dapat diisi kembali dengan menggunakan colokan listrik. Dengan demikian, bensin bisa dihemat karena mesin tidak perlu digunakan untuk mengisi baterai.

Jenis mobil hibrida yang ketiga ini pada hakikatnya adalah mobil listrik yang memiliki sumber listriknya sendiri. Dengan demikian, mobil itu dapat digunakan ke mana saja, tanpa perlu khawatir persediaan listrik di dalam baterai habis sehingga mobil tak bisa digunakan. Sebab, begitu persediaan listrik dalam baterai menipis, maka mesin bensin secara otomatis akan menyala dan mengisi listrik di dalam baterai. Mesin akan mati sendiri apabila persediaan listrik di dalam baterai terisi penuh kembali.(JL)

Artikel ini dimuat di harian
Kompas, 16 November 2007, halaman 46

Label:

Mercedes, BMW, dan Audi Dapat Pesaing Baru


Pada tanggal 8 November lalu, Lexus secara resmi hadir di
Indonesia. Kehadiran Lexus secara resmi itu ditandai dengan acara peluncuran LS460 L, yang merupakan flagship dari sedan-sedan keluaran Lexus, dan sekaligus peresmian Lexus Gallery di Jalan Proklamasi No 35, Jakarta Pusat, di ujung Jalan Borobudur.

Untuk menyemarakkan acara itu, PT Toyota-Astra Motor mengundang Chief Engineer for Lexus LS460 Satoru Maruyamano pada acara peluncuran LS460 L dan peresmian Lexus Gallery.



Lexus adalah mobil papan atas keluaran Toyota. Mobil itu sejak awal telah dipersiapkan sebagai mobil papan atas itu sebabnya pemilihan material dan penanganannya pun dilakukan secara berbeda. Itu sebabnya Satoru Maruyamano, yang membidani Lexus LS460, mengatakan, Lexus bukanlah Toyota, Lexus lebih baik.

Tahun 1989, setelah proses pengembangan yang melibatkan 60 desainer, 24 tim insinyur, 1.400 insinyur, 2.300 teknisi, 220 pekerja pembantu, sekitar 450 prototipe, perjalanan sejauh 43,2 juta kilometer untuk test drive, dan biaya lebih dari 1 miliar dollar AS, lahirlah Lexus LS400.

Sejak kemunculannya yang pertama di Detroit Motor Show 1989, dengan moto The Persuit of Perfection (Mengejar Kesempurnaan) Lexus telah mengembangkan reputasi sebagai mobil yang mewah dan dapat diandalkan. Demikian juga layanan purnajualnya. Lexus percaya bahwa
kesempurnaan terletak pada detail.

Johnny Darmawan, Indonesian Lexus Principal, mengungkapkan, gagasan untuk membawa Lexus ke Indonesia sesungguhnya sudah ada sejak awal tahun 2007. Namun, karena Lexus merupakan merek premium yang memerlukan penanganan yang khusus, maka beberapa persiapan penting perlu dilakukan.

Salah satu di antaranya adalah menyiapkan Lexus Gallery yang akan menjadi pusat layanan Lexus di Indonesia. Lexus Gallery yang mengadopsi konsep transparansi dengan dinding-dinding kaca itu dihiasi batu onyx, sejenis marmer yang tembus cahaya, di bagian depan
atas dan meja tempat penerima tamu.

Jaringan layanan Lexus didukung oleh tenaga kerja khusus yang menggunakan nama Lexus Associates, yang terpisah dengan jaringan layanan Toyota. Lexus memberikan jaminan paket servis tanpa biaya selama 5 tahun dan garansi 3 tahun tanpa batas kilometer, dan didukung oleh Lexus Finansial Services, Lexus Premium Service Package, Lexus Insurance, dan Lexus Concierge Service.

"Kami menganggap mobil-mobil Lexus layak disebut sebuah karya seni. Lexus tidak semata-mata dibuat dengan sentuhan alat modern seperti robot, melainkan juga melibatkan craftmanship. Sebab itu, personal luxury experience menjadi sangat penting dan berharga bagi
Lexus," kata Johnny.

Filosofi L-Finesse yang diadopsi dalam garis desain Lexus menjadikan sosok Lexus kontemporer, dinamis, serta memadukan kesederhanaan dan keanggunan. Hal itu tampak dalam tiga model Lexus yang dipajang di Lexus Gallery, yakni LS460 L, GS300, dan IS300.

Tidak sendirian
Lexus tidak sendirian di pasar sedan papan atas Indonesia. Di pasar itu ada tiga pemain Jerman, yakni Mercedes Benz, BMW, dan Audi, serta satu pemain asal Inggris, Jaguar. Untuk menghadapi pemain yang sudah hadir lebih dulu, tentu tidak mudah. Diperlukan kerja yang ekstra keras dalam mengembangkan reputasi Lexus dengan secara konsisten menjaga hubungan yang baik dengan konsumen, termasuk juga hal-hal yang berkaitan dengan layanan
purnajual.

Sebagai konsumen mobil papan atas yang mengeluarkan uang sampai lebih dari Rp 1 miliar, mereka layak diberikan perlakuan yang khusus. Mulai dari saat membeli mobil, memiliki, sampai merawat mobil itu secara berkala.

Mengingat membeli mobil tidak sama seperti membeli telepon genggam, kamera, atau televisi di mana pemilik hanya akan berhubungan dengan penjualnya apabila benda-benda itu mengalami kerusakan. Saat membeli mobil, hubungan antara pembeli dan penjual berlangsung terus, sampai mobil dijual kembali.(JL)

Artikel ini dimuat di harian
Kompas, 16 November 2007, halaman 47

Label:

Jumat, 16 November 2007

Mobil Juga Sarana buat Mimpi



Membicarakan mobil memang tidak ada habis-habisnya. Bahkan, istilah the sky is the limit pun tidak berlaku pada saat orang membicarakan mobil, mengingat akhir-akhir ini juga diproduksi mobil-mobil yang sudah melampaui kodratnya sebagai sarana transportasi.

Dalam perkembangannya,mobil-mobil yang diproduksi, bukan lagi hanya mobil-mobil yang sekadar merupakan sarana transportasi, melainkan juga mobil-mobil yang mewah dan nyaman yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk menopang gaya hidup pemiliknya, atau bahkan menjadi simbol status bagi pemiliknya, simbol daripada sebuah status atau pencapaian hidup pemiliknya.

Memang tidak semua orang dapat menjadikan mobil sebagai gaya hidup, apalagi sebagai simbol status, bagi banyak orang mobil hanyalah sebagai sarana transportasi. Bahkan, itu belum semua, bagi sebagian besar orang di negeri ini, yang belum atau tidak dapat memiliki mobil, mobil juga merupakan sarana bagi mereka untuk bermimpi.

Namun, jangan menganggap mereka kecil hati karena belum atau tidak dapat membeli mobil. Mereka mempunyai kehidupan dan kebahagiaan sendiri, dan mereka pun mesyukuri kehidupan tersebut. Bagi mereka, kalau saat ini mereka belum atau tidak dapat membeli mobil, yah tidak apa-apa Mereka berharap atau bermimpi mungkin suatu saat mereka akan memilikinya, jika tidak, mungkin nanti anak atau bahkan cucu mereka.

Siapa yang dapat melarang orang untuk bermimpi?

Itu sebabnya, mereka pun, sama seperti semua orang, mengikuti berbagai tulisan atau artikel tentang mobil, baik itu sebagai sarana transportasi, gaya hidup, atau status symbol. Termasuk juga perkembangan teknologi terkini di dunia permobilan.

Dalam kaitan itu pulalah berbagai artikel atau tulisan tentang mobil ditulis. Artikel atau tulisan info produk sengaja dipilih sehingga setiap orang bisa menikmati. Bagi yang bisa membeli mobil, info produk bisa digunakan sebagai pegangan untuk memilih mobil yang akan dibeli, bagi yang belum atau tidak bisa membeli mobil, info produk bisa digunakan sebagai pengetahuan yang dapat dijadikan bahan pembicaraan dengan teman atau saudara. Bahkan, dengan berbekal pengetahuan itu seseorang bisa memberikan masukan pada teman atau saudara yang akan membeli mobil. Dan, jika pada suatu waktu mendapatkan rezeki hingga dapat membeli mobil, ia tidak bingung untuk menetapkan pilihannya.(JL)
Jakarta, 16 November 2007

Label: