Minggu, 01 Juni 2008

Hyundai H1 Akan Ramaikan MPV Papan Atas



Tuntutan akan multi-purpose vehicle atau MPV papan atas akhir-akhir ini semakin gencar. Keinginan untuk memiliki kantor berjalan (kantor di dalam mobil) atau keinginan untuk bepergian dengan keluarga secara leluasa, baik dalam bentuk keleluasaan ruang maupun keleluasaan mengangkut orang dalam jumlah banyak, menjadikan MPV papan atas terus diburu.



Bepergian bersama keluarga, baik di dalam maupun di luar kota, selalu menjadi persoalan tersendiri. Ingin menggunakan satu mobil, daya tampungnya terbatas, mau menggunakan dua mobil juga merepotkan. Merayap di tengah kepadatan lalu lintas, apalagi dengan dua mobil, bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan.

Itu semua yang menjelaskan mengapa mobil-mobil, seperti Toyota Alphard, Volkswagen Caravelle, Volkswagen Transporter, dan Toyota Previa, banyak peminatnya. Di luar ketiga merek yang disebut itu juga masih ada Mercedes Benz Vito.
Jangan salah walaupun berkategori MPV papan atas dimensinya besar, mobil itu memiliki radius putar yang baik (sekitar 5,4 meter) sehingga mudah saja dibawa masuk ke mal, atau pusat perbelanjaan lain, dan diparkir di bawah tanah, atau di tingkat atas.

Di segmen MPV papan atas yang bisa memuat 8-12 penumpang, yang sempit itu, yang paling laris adalah Toyota Alphard, yang dimasukkan ke negara ini olehimportir umum. Pada tahun 2007 1.500 unit Toyota Alphard terjual habis. Adapun Toyota Previa hanya terjual 24 unit, Volkswagen Caravelle 54 unit, dan Volkswagen Transporter 42 unit.

Melihat jumlah sebesar itu, Toyota Astra Motor pun turun tangan. Dalam waktu dekat, agen tunggal pemegang merek (ATPM) Toyota di Indonesia itu pun akan memasukkan Toyota Alphard. Menjadi pertanyaan, apakah Toyota Astra Motor dapat menjual Toyota Alphard dengan harga yang sama seperti yang ditawarkan importir umum, ataukah malah lebih rendah?

Mirip Alphard
Ceruk pasar yang sempit itu dalam waktu dekat masih akan diramaikan oleh sebuah MPV besar asal Korea Selatan. PT Hyundai Mobil Indonesia akan memasukkan Hyundai H1 yang selintas dimensinya mirip Toyota Alphard. Meskipun pada kenyataannya, Hyundai H1 sedikit lebih panjang ketimbang Toyota Alphard.



Sama seperti Toyota Alphard, Hyundai H1 pun turun denganmesin berbahan bakar bensin, berbeda dengan Volkswagen Caravelle dan Volkswagen Transporter yang seluruh varian yang dijual di sini berbahan bakar solar.

Dan, meskipun secara kualitas Hyundai H1 tidak kalah dibandingkan dengan lawannya dari Jepang, namun karena datang dari Korea Selatan, harganya pun lebih murah. Hyundai H1 akan dijual di bawah Rp 360 juta.

Berbeda dengan Toyota Alphard yang masuk dengan dua varian, yakni yang menyandang mesin berkapasitas 2.4 Liter dan mesin berkapasitas 3.0 Liter, Hyundai H1 hanya masuk dengan varian 2.4 Liter.

Kompas yang pertengahan Februari lalu mendapatkan kesempatan untuk menguji jalan Hyundai H1 tidak mengalami kesulitan dalam mengendarainya. Walaupun sosoknya besar, karena radius putarnya cukup baik untuk ukuran mobil di kelasnya, sekitar 5,61 meter, mudah saja untuk mengajak mobil tersebut bermanuver di lahan sempit.

Mesin 2.4 Liter (2.359 cc), 4 silinder segaris, cukup responsif untuk memacu mobil itu hingga ke batas. Kecepatan 120 kilometer per jam dengan mudah dicapainya. Kompas pada kesempatan mendapatkan unit
yang menggunakan persneling otomatik dengan 4 tingkat kecepatan. Di luar itu, juga tersedia Hyundai H1 yang menggunakan persneling manual dengan 5 tingkat kecepatan.

Penggunaan persneling otomatik membuat pengendaraan Hyundai H1 di tengah kemacetan lalu lintas tidak dirasakan sebagai beban. Pengendara tidak perlu setiap kali menginjak atau melepaskan pedal kopling, yang menjadi keharusan pada mobil yang menggunakan persneling manual.



Dan, bagi penumpangnya, perjalanan jarak jauh ke luar kota atau terjebak di kemacetan lalu lintas tidak menjadi masalah, mengingat penumpang pada kursi baris kedua dan ketiga dapat menikmati DVD lewat layar monitor yang diletakkan di bagian belakang pelindung kepala (head rest atau head restrain) kursi depan. Jika ingin lebih jelas, untuk penumpang kursi baris ketiga, layar monitor dapat diletakkan pada sandaran pelindung kepala kursi baris kedua.(JL)

Artikel ini dimuat di harian Kompas, 26 Februari 2008, halaman 38


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda