Rabu, 24 Juni 2009

Freed, Penantian Akan Segera Berakhir

Penantian konsumen untuk memiliki Honda Freed akan segera berakhir mengingat pada 29 Juni ini mobil itu akan diluncurkan.
Multi-purpose vehicle compact (MPV kompak) dari Honda yang dapat memuat tujuh orang (7 seater) itu memang pantas untuk ditunggu karena mobil itu dibuat untuk memenuhi tuntutan keluarga muda Indonesia yang bergaya hidup modern.



Shigero Yasuki, Large Project Leader Honda Freed, pekan lalu, di
Bali, mengatakan, Freed merupakan jawaban atas tuntutan konsumen akan
sebuah MPV yang kompak, bertenaga, lincah, hemat dalam mengonsumsi
bahan bakar, dan bagian dalamnya luas. Hal ini mengingat MPV yang
tersedia di pasar saat ini berukuran medium (menengah), tidak lincah,
dan bagian dalamnya tidak luas atau besar.



Mobil yang berukuran panjang 4,215 meter, lebar 1,695 meter,
tinggi 1,715 meter ini memang didesain untuk memenuhi tuntutan
keluarga muda Indonesia yang bergaya hidup modern, independen dalam
kehidupan sehari-hari, mengikuti perkembangan teknologi dari berbagai
peralatan elektronik, dekat dengan keluarga, dan gemar bepergian dan
berekreasi bersama keluarga.

Jangan heran jika Honda Freed, yang merupakan kependekan dari
freedom (bebas), menggabungkan konsep segitiga dengan persegi empat,
yang menghasilkan sosok luar yang stylish (bergaya) dan interior yang
futuristik dan lega, di mana penumpang dimungkinkan untuk bergerak
secara leluasa di dalam mobil.

Keluar masuk mobil dibuat sangat mudah berkat penggunaan pintu
geser (sliding) elektrik, yang membuka selebar 60 sentimeter (cm).
Dan, ketinggian lantai mobil dari permukaan tanah yang hanya 41 cm
membuat penumpang hanya perlu melakukan satu langkah untuk keluar dan
masuk ke dalam mobil.



Penempatan tangkai persneling di dashboard, kursi baris kedua yang
dapat dimaju-mundurkan, dan kursi baris ketiga yang dapat dilipat
menyamping (flip up third row seat) membuat interior Honda Freed
sangat fungsional.



Selain memiliki platform yang sama dengan Honda Jazz, Honda Freed
pun menyandang mesin berkapasitas 1.5 Liter, 4 silinder segaris, sama
seperti yang disandang Honda Jazz dan Honda City. Namun, mesin
berkapasitas 1.5 Liter itu sudah di-setting ulang sehingga memadai
digunakan oleh Honda Freed. Tenaga maksimum yang dihasilkan mesin
Honda Freed 116 PK pada 6.600 rpm dan torsi maksimumnya 146 Nm pada
4.800 rpm.

Fitur keamanan (safety feature) yang tinggi menjadikan Honda Freed
meraih 6 bintang (perolehan tertinggi) dalam ujitabrakan (crash test)
yang dilaksanakan oleh Japan New Car Assessment Program (JNCAP). Itu
berkat kerangka bodi yang diperkokoh (G-Con), bantalan udara (airbag),
dan perlindungan bagi pejalan kaki (jika tertabrak) yang dikenal
dengan nama pedestrian protection body.

Honda Freed diproduksi di kawasan industri Karawang, Jawa Barat.
Selain itu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, Honda Freed juga
diekspor ke luar negeri, seperti kawasan Asia Tenggara dan beberapa
negara Asia lain.

Lincah dan bertenaga

Pada tanggal 3 Juni lalu, wartawan otomotif Jakarta diberikan
kesempatan oleh PT Honda Prospect Motor untuk melakukan test drive
Honda Freed di Pulau Bali. Para wartawan otomotif yang berangkat dari
Maya Ubud Resort dibagi ke dalam lima tim dan diwajibkan untuk
mendatangi lima tempat yang sama, dengan urutan yang berbeda-beda.

Kompas mendapatkan rute dengan urutan Ubud-Seminyak Square-Rip
Curl Sunset Road-Paul Ropp Jimbaran, dan finis di Hard Rock Hotel,
Kuta.

Bali memang merupakantempat yang cocok untuk melakukan test drive.
Berbagai jenis jalan ada di Pulau Dewata, mulai dari yang lebar,
sempit, lurus, berliku-liku, mendatar, menanjak, padat, lengang,
mulus, sampai yang berlubang. Dan, dari pengendaraan Honda Freed di
Bali itu terasa sekali jika mobil itu sangat lincah dan asyik
dikendarai.



Model Honda Freed yang dijual di Indonesia hanya yang menggunakan
persneling otomatik saja. Dan, rasanya tidak ada masalah dengan itu
karena Honda Freed tidak pernah kekurangan tenaga. Selain bertenaga di
setiap putaran mesin, pergantian gigi persneling punberlangsung dengan
halus. Itu berkat penggunaan persneling otomatik dengan 5 tingkat
kecepatan.

Penyusunan kursi yang bertingkat seperti di bioskop, selain
menjadikan jarak antarkursi cukup memadai, juga membuat pandangan
penumpang ke arah luar mobil tidak terhalangi.(JL)



Artikel ini dimuat di harian Kompas, Jumat, 19 Juni 2009, halaman 44






Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda