Winner Takes All
Pencapaian Mercedes Benz di Indonesia pada tahun 2009 membuat Rudi Borgenheimer, Presiden dan CEO Mercedes Benz Indonesia, bisa menepuk dada dengan bangga. Bagaimana tidak, pada tahun 2009, Mercedes Benz mendominasi di semua segmen mobil papan atas, mulai dari C-Class, E-Class, S-Class, sampai M-Class. Bukan itu saja, Mercedes Benz pun memperbesar pangsa pasar mobil papan atas Indonesia dari 67,4 persen menjadi 68,8 persen.
Sepanjang perjalanannya di Indonesia, Mercedes Benz sudah beberapa
kali mendominasi penjualan mobil papan atas. Namun, mendominasi semua
segmen mobil papan atas itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Itu
sebabnya, pencapaian Mercedes Benz tersebut adalah sesuatu yang
membanggakan.
C-Class menempati segmen mobil kompak papan atas bersama dengan
Audi A4, BMW Serie 3, dan Jaguar R-Type. Pada masa yang lalu, segmen
mobil kompak papan atas kerap didominasi oleh BMW Serie 3.
E-Class, yang tercatat sebagai mobil paling laris di segmen mobil
menengah papan atas, menempati segmen itu bersama Audi A6, BMW Serie
5, dan Jaguar S-Type.
Sejak New S-Class diluncurkan tahun 2005, S-Class menjadi mobil
yang paling laku di segmen mobil fullsize papan atas bersama dengan
Audi A8, BMW Serie 7, Jaguar XJ8, dan Lexus LS 460.
Yang istimewa, pada tahun 2009, M-Class, sport utility vehicle
(SUV) dari Mercedes Benz, juga menempati urutan teratas dalam segmen
yang juga ditempati oleh Audi Q5, Audi Q7, BMW X3, BMW X5, Lexus
RX350, dan Lexus LX570.
Tidak berlebihan jika kita mengutip judul novel Inggris karangan
Jacqueline Rayner, atau judul album lagu Isley Brothers tahun 1979,
"Winner Takes All" (Pemenang Mengambil Semuanya), untuk menggambarkan
pencapaian Mercedes Benz itu.
Dengan mendominasi keempat segmen itu, bisa dikatakan sebagai
pemenang, Mercedes Benz mengambil semuanya. Itu mestinya tidak
mengherankan mengingat Mercedes Benz bukanlah pendatang baru di
Indonesia.
Benz, yang pada tahun 1926 bergabung dengan Daimler (Mercedes),
sudah hadir di negara ini 116 tahun lalu. Benz pertama di Indonesia
adalah milik Susuhunan Solo Paku Buwono IX. Mobil itu tiba di Pulau
Jawa melalui Pelabuhan Semarang pada tahun 1894, pada saat Indonesia
berada masa pendudukan Belanda dan bernama Nederlands Indie (Hindia
Belanda).
Benz kedua tiba tahun 1897, milik AH Pröttle, keturunan Jerman,
salah seorang pemilik toko Pröttle & Co yang berlokasi di Passer
Besar, Surabaya, tempat Paku Buwono IX memesan mobil Benz-nya. Benz
ketiga adalah milik Prof Dr W Schruffner di Medan, Sumatera Utara,
tahun 1902.
Daimler baru masuk ke Indonesia pada tahun 1907, terpaut 13 tahun
dengan Benz. Sementara Mercedes Benz pertama hadir di Indonesia pada
tahun 1928, milik KE Schütt, seorang pembalap kelompok perkebunan di
Surabaya.
Unik
Walaupun secara umum bisa dikatakan bahwa pasar otomotif nasional
mengalami kesulitan, karena krisis keuangan yang melanda dunia,
uniknya pasar mobil papan atas mengalami peningkatan. Penjualan mobil
papan atas secara nasional meningkat dari 3.598 unit menjadi 4.190
unit. Dari jumlah itu, Mercedes Benz menjual 2.884 unit, naik 19
persen daripada penjualan tahun 2008 yang hanya 2.424 unit. Itu
sebabnya, Rudi Borgenheimer yakin dapat meneruskan kesuksesan tahun
2009 pada 2010, yang diyakini keadaan ekonominya lebih baik daripada
tahun 2009.
Namun, pada tahun 2010, Mercedes Benz Indonesia perlu kerja keras
jika ingin mempertahankan dominasinya mengingat pesaing-pesaingnya
tentu tidak diam saja. BMW Indonesia turun dengan BMW 730iL serta BMW
X5 M, dan Lexus akan masuk dengan Lexus LS 600h yang merupakan mobil
hibrida. Lexus LS 600h itu akan merupakan satu-satunya mobil hibrida
di kelasnya.(JL)
Artikel ini dimuat di Harian Kompas, 15 Januari 2010, halaman 36
Sepanjang perjalanannya di Indonesia, Mercedes Benz sudah beberapa
kali mendominasi penjualan mobil papan atas. Namun, mendominasi semua
segmen mobil papan atas itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Itu
sebabnya, pencapaian Mercedes Benz tersebut adalah sesuatu yang
membanggakan.
C-Class menempati segmen mobil kompak papan atas bersama dengan
Audi A4, BMW Serie 3, dan Jaguar R-Type. Pada masa yang lalu, segmen
mobil kompak papan atas kerap didominasi oleh BMW Serie 3.
E-Class, yang tercatat sebagai mobil paling laris di segmen mobil
menengah papan atas, menempati segmen itu bersama Audi A6, BMW Serie
5, dan Jaguar S-Type.
Sejak New S-Class diluncurkan tahun 2005, S-Class menjadi mobil
yang paling laku di segmen mobil fullsize papan atas bersama dengan
Audi A8, BMW Serie 7, Jaguar XJ8, dan Lexus LS 460.
Yang istimewa, pada tahun 2009, M-Class, sport utility vehicle
(SUV) dari Mercedes Benz, juga menempati urutan teratas dalam segmen
yang juga ditempati oleh Audi Q5, Audi Q7, BMW X3, BMW X5, Lexus
RX350, dan Lexus LX570.
Tidak berlebihan jika kita mengutip judul novel Inggris karangan
Jacqueline Rayner, atau judul album lagu Isley Brothers tahun 1979,
"Winner Takes All" (Pemenang Mengambil Semuanya), untuk menggambarkan
pencapaian Mercedes Benz itu.
Dengan mendominasi keempat segmen itu, bisa dikatakan sebagai
pemenang, Mercedes Benz mengambil semuanya. Itu mestinya tidak
mengherankan mengingat Mercedes Benz bukanlah pendatang baru di
Indonesia.
Benz, yang pada tahun 1926 bergabung dengan Daimler (Mercedes),
sudah hadir di negara ini 116 tahun lalu. Benz pertama di Indonesia
adalah milik Susuhunan Solo Paku Buwono IX. Mobil itu tiba di Pulau
Jawa melalui Pelabuhan Semarang pada tahun 1894, pada saat Indonesia
berada masa pendudukan Belanda dan bernama Nederlands Indie (Hindia
Belanda).
Benz kedua tiba tahun 1897, milik AH Pröttle, keturunan Jerman,
salah seorang pemilik toko Pröttle & Co yang berlokasi di Passer
Besar, Surabaya, tempat Paku Buwono IX memesan mobil Benz-nya. Benz
ketiga adalah milik Prof Dr W Schruffner di Medan, Sumatera Utara,
tahun 1902.
Daimler baru masuk ke Indonesia pada tahun 1907, terpaut 13 tahun
dengan Benz. Sementara Mercedes Benz pertama hadir di Indonesia pada
tahun 1928, milik KE Schütt, seorang pembalap kelompok perkebunan di
Surabaya.
Unik
Walaupun secara umum bisa dikatakan bahwa pasar otomotif nasional
mengalami kesulitan, karena krisis keuangan yang melanda dunia,
uniknya pasar mobil papan atas mengalami peningkatan. Penjualan mobil
papan atas secara nasional meningkat dari 3.598 unit menjadi 4.190
unit. Dari jumlah itu, Mercedes Benz menjual 2.884 unit, naik 19
persen daripada penjualan tahun 2008 yang hanya 2.424 unit. Itu
sebabnya, Rudi Borgenheimer yakin dapat meneruskan kesuksesan tahun
2009 pada 2010, yang diyakini keadaan ekonominya lebih baik daripada
tahun 2009.
Namun, pada tahun 2010, Mercedes Benz Indonesia perlu kerja keras
jika ingin mempertahankan dominasinya mengingat pesaing-pesaingnya
tentu tidak diam saja. BMW Indonesia turun dengan BMW 730iL serta BMW
X5 M, dan Lexus akan masuk dengan Lexus LS 600h yang merupakan mobil
hibrida. Lexus LS 600h itu akan merupakan satu-satunya mobil hibrida
di kelasnya.(JL)
Artikel ini dimuat di Harian Kompas, 15 Januari 2010, halaman 36
Label: Penjualan
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda