Jumat, 09 Januari 2009

Bangkrut ? General Motors Justru Siap Bangkit

Berita yang menggambarkan bahwa General Motors seolah-olah akan bangkrut itu berlebihan. Memang GM mengalami persoalan besar dalam kegiatan operasionalnya di Amerika Serikat, tetapi itu tidak membuat GM akan bangkrut. Apalagi, turunnya dana talangan (bridging loan) bagian pertama, sebesar 4 miliar dollar AS dari 13,4 miliar dollar AS pada tanggal 31 Desember lalu, membuat persoalan besar itu dapat diatasi.
Nick Reilly, Group Vice President/President General Motors Asia Pacific, mengungkapkan hal itu dalam percakapan dengan wartawan di Jakarta, Senin (5/1) malam. Ia menambahkan, persoalan yang dihadapi GM adalah kekurangan uang kontan (cash flow).


Mengingat pada tahun 2006, GM merasa perlu untuk membenahi diri karena dianggap sudah tidak kompetitif lagi bila dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Salah satunya adalah legacy cost yang terlalu tinggi. Biaya yang dikeluarkan GM untuk para karyawannya di Amerika Serikat terlalu tinggi, termasuk karyawan-karyawan yang sudah pensiun. Untuk mengatasi itu, pada tahun 2007, GM mengadakan pembenahan-pembenahan yang mengakibatkan persediaan uang kontannya menipis, bahkan bisa dikatakan mencapai titik terendah.

Keadaan itu bertambah berat karena pada tahun 2007-2008, harga minyak mentah, harga baja, dan harga komponen-komponen lain meningkat. Tingginya harga bahan bakar minyak membuat GM juga menengok ke mobil-mobil kecil yang ekonomis dalam mengonsumsi bahan bakar. Pada saat yang bersamaan, GM juga mengeluarkan biaya ekstra untuk mengembangkan mobil hibrida dan mobil berbahan bakar alternatif, seperti mobil fuel cell.



Menjelang akhir tahun 2008, ketika GM berupaya bangkit lagi karena turunnya kembali harga minyak mentah dan konsumen mulai kembali melirik mobil-mobil berkapasitas mesin besar, menjelang akhir 2008, tiba-tiba krisis keuangan melanda Amerika Serikat sehingga GM yang tengah kekurangan uang kontan pun terkena pukulan hebat.

Siap bangkit
GM tidak punya pilihan lain kecuali menengok ke Pemerintah Amerika Serikat dan meminta dana talangan. “Bukan berarti GM akan bangkrut, sama sekali tidak. Kami hanya memerlukan dana segar untuk suatu waktu tertentu, karena kekurangan uang kontan. Dan, setelah menerima dana talangan dari pemerintah pada tanggal 31 Desember lalu, kami siap untuk bangkit kembali,” ujar Reilly.



Ia menambahkan, akan tetapi, GM tentunya tidak bisa langsung bangkit kembali karena Amerika Serikat yang merupakan pasar utama GM tengah dilanda krisis keuangan. Krisis yang bermula di Amerika Serikat dan kemudian menyebar ke Eropa dan bagian-bagian dunia lainnya itu membuat penjualan mobil menurun drastis. Akibatnya, raksasa-raksasa otomotif dunia terpukul, termasuk Toyota, yang dalam tahun 2008 sempat mengambil alih posisi GM sebagai penjual mobil terbanyak di dunia.

Reilly memperkirakan, walaupun dalam dua atau tiga bulan mendatang angka penjualan mobil secara global akan membaik, tetapi secara keseluruhan angka penjualan mobil pada tahun 2009 masih tetap rendah.

Ia menegaskan, “GM siap bangkit lagi, dan kembali menjadi perusahaan pembuat mobil dengan angka penjualan yang terbesar di dunia.” Menjawab pertanyaan, ia mengatakan, yakin keadaan akan membaik pada tahun 2010, dan GM akan dapat melunasi utangnya pada tahun 2011-2012.

Peluang untuk berkembang
Krisis yang dialami Krisis keuangan yang melanda dunia ini dilihat GM sebagai peluang untuk berkembang. Dengan demikian, ketika krisis keuangan dapat
diatasi, GM langsung dapat meluncur kembali.

Itu sebabnya GM tetap melanjutkan proyek-proyeknya di India, Thailand, Australia, dan China. GM juga menjajaki untuk memperdalam pijakan di Vietnam, Malaysia, dan Indonesia.



Khusus mengenai Indonesia, Reilly mengungkapkan, ia sempat meninjau pabrik yang dimiliki GM di Bekasi, yang pernah memproduksi Chevrolet Blazer yang berkategori sport utility vehicle (SUV). Ia pun berniat membuka kembali pabrik tersebut. "Namun, persoalannya adalah kami tidak memiliki multi-purpose vehicle (MPV) untuk dirakit dan dipasarkan di Indonesia. Kami perlu menemukan kendaraan yang cocok untuk Indonesia," ujarnya.

Saat ini, Captiva, yang berkategori SUV, menjadi salah satu produk unggulan Chevrolet di Indonesia, tetapi penjualannya terbatas. GM perlu menemukan MPV untuk Indonesia.(JL)

Artikel ini perbaikan dari artikel yang berjudul "GM Tak Akan Bangkrut" yang dimuat di harian Kompas, 7 Januari 2009, halaman 11

Label:

1 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

Happy Wednesday! Bloghoppin' here... Hey, I have an interesting tutorial for you that I have written myself. It is about adding Adsense on your Single Post in XML template. I hope you'll like it! God Bless you!

21 Januari 2009 pukul 03.57  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda